MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Panpel Arema FC bakal bersikap tegas pada supporternya, Aremania. Menyusul adanya denda yang dijatuhkan pada Arema FC imbas pelanggaran ketika laga pekan ketiga Liga 1 2022/2023.
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memberikan denda sebesar Rp 170 juta karena pelanggaran atau aksi dari Aremania. Lebih tepatnya ulah oknum Aremania yang tidak simpatik saat pertandingan melawan PSS Sleman di Stadion Kanjuruhan pada (5/8) lalu.
Denda Rp 170 Juta itu berasal dari tiga pelanggaran. Pertama seperti yang dinyatakan dalam surat dengan nomor 016/L1/SK/KD-PSSI/VII/2022, yang diterima manajemen Arema FC, Senin (15/8) kemarin. Disebutkan bahwa Arema FC dinilai melakukan pelanggaraan karena ulah suporter yang menyalakan flare, terjadi di tribun utara dan selatan. Denda akibat pelanggaran tersebut Arema FC diganjar denda sebesar Rp 100 Juta.
Kemudian, surat berikutnya di hari yang sama yakni dengan nomor 015/L1/SK/KD-PSSI/VII/2022 menyebutkan bahwa ditemukan adanya lemparan gelas mineral sebanyak dua kali oleh suporter yang diarahkan kepada pemain PSS Sleman. Akibat pelemparan gelas mineral itu, denda yang harus dibayarkan oleh Arema FC bertambah Rp 50 Juta.
Ketiga, surat bernomor 014/L1/SK/KD-PSSI/VIII/2022 terkait adanya penembakan beberapa petasan ke hotel tempat menginap PSS Sleman. Surat ini sekaligus menggenapi total denda yang harus dibayarkan oleh Arema FC sebesar 170 Juta Rupiah.
Menanggapi denda yang cukup besar tersebut, Arema FC menilai bahwa semua pihak harus instropeksi. Sebab hal tersebut sangat merugikan Arema FC.
“Hal ini tentu saja sangat disayangkan. Kami terus mengimbau kalau perlu menindak tegas hal-hal yang berpotensi munculnya pelanggaran. Yang berakibat pada kerugian pada klub,” ungkap Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris.
Ketegasan dari Panpel dan pihak keamanan menurut Abdul Haris adalah sebagai antisipasi untuk menyelamatkan pertandingan. Sebab jika pelanggaran itu terulang dikhawatirkan Arema FC terkena hukuman pengososan tribun bahkan menjalani laga usiran.
“Kita harus berpikir kemungkinan terburuk akibat adanya pelanggaran ini. Karena tidak menutup kemungkinan adanya hukuman pengosongan tribun bahkan pertandingan usiran. Ini yang sangat kita khawatirkan, jadi sekali lagi kami mohon kepada suporter untuk menghentikan aksi-aksi yang bisa menjurus pada sanksi dan denda,” tegasnya.
Dari sisi kepanpelan, Abdul Haris menyebutkan bahwa Panpel langsung berkoordinasi untuk mengambil langkah berikutnya. Terutama dalam membangun kesadaran suporter agar tidak melakukan tindakan yang memicu sanksi.
“Hal utama yang harus dibangun adalah kesadaran. Seketat apapun pengamanan dengan jumlah personel yang banyakpun hal itu tidak akan berarti tanpa adanya kesadaran dari suporter,” pungkasnya. (ley/bua)