Malang Posco Media – Kali kedua merayakan hari kemerdekaan di Benua Eropa. Tahun lalu mengikuti suasana Merah Putih dari Bern – Switzerland. HUT ke-77 Indonesia dirayakan dari Lisbon – Portugal tepatnya di KBRI tepat pada tanggal 17 Agustus 2022. Berangkat mengenakan dresscode batik untuk mengikuti upacara dan berbagai perlombaan.
Pada tanggal 8 Agustus 2022 mendapatkan pesan dari KBRI melalui WhatsApp terkait pendaftaran perlombaan dan mengisi form kehadiran. Tanpa pikir panjang langsung mengiyakan pendaftaran ini meskipun bukan hari libur. Papi Fariz langsung ambil cuti untuk meramaikan acara Tujuh Belas Agustus yang jatuh pada hari rabu. Zirco akan mengikuti lomba mewarnai, mengipas balon ke gawang, dan memasukkan pensil ke botol. Sedangkan lomba untuk dewasa ada tarik tambang, joget balon, domino, tenis meja, dan memindahkan air menggunakan wadah. Pagi hari jam 9.30-10.00 WEST (West European Summer Time) dimulai dengan upacara dan jam 11.00 WEST-selesai merupakan acara lomba-lomba dengan nuansa merah putih.
Acara 17an kali ini merupakan spesial. Pertama kalinya diagendakan setelah panjangnya masa pandemi 3 tahun yang tidak memperbolehkan acara secara offline. Antusiasme warga Indonesia di Portugal terlihat begitu tinggi. Mereka bersemangat mengikuti segala agenda. Anak-anak kecilpun juga tampak riang gembira. Tidak ada bazar makanan Indonesia seperti Mercado Culinario di waktu sebelumnya. Kali ini KBRI menyediakan makanan secara gratis untuk seluruh yang hadir. Horeee, dapat makan gratis, hihihi.
Sebelum jam 09.00 WEST kami sudah berangkat, tidak mau ketinggalan untuk ceremonial upacara bendera. Ingin memperkenalkan ke DoubleZ apa itu upacara. Sudah hampir sampai KBRI terasa ada yang aneh, tumben ya kok tidak pakai dresscode merah-putih. Dibuka kembali pesan di WA ternyata dresscode upacara dan perlombaan berbeda. Langsung shock karena tidak membawa baju ganti. Diputuskan untuk kembali ke apartemen menempuh jarak 17 kilometer lagi karena ingin menghargai tuan rumah. Sehingga tahun ini skip dulu upacara benderanya.
Datang terlambat, menyapa teman – teman Indonesia dan Bapak Ibu Dubes, Bapak/Ibu Rudy Alfonso. Langsung dipersilahkan untuk menyantap sarapan spesial Bubur Ayam komplit. Rasanya mantaab, sudah seperti abang-abang penjual bubur ayam khas jakarta karena ada kuah kuning kari. “Enak kah bubur ayamnya?”, tanya Ibu Salma alias Ibu Kastiati – pegawai di KBRI yang membuat hidangan spesial ini. “Jelas enak Bu, mantab, sudah hampir 1 tahun tidak makan bubur ayam ala bakul”, kata saya. Ibu Salma (nama beken) bilang “saya terima pesenan makanan Indonesia apaa saja, tinggal wa saya saja”. Ibu asli Blitar ini sudah tinggal di Lisbon selama 20 tahun.
Zirco yang biasanya tidak doyan bubur ayam langsung lahap makannya. Padahal sebelum berangkat sudah sarapan. Selain bubur ayam juga tersedia jajanan pasar. Ada onde-onde, risoles, kue lumpur, dan pastel dalam ukuran mini. Jeruk, anggur, dan kue coklat juga tersedia bagi para tamu yang mungkin tidak suka jajan pasar.
Perut kenyang, hati senang, langsung mulai lomba anak-anak. Zirco menjadi juara terakhir saat kipas balon, berhasil menyelesaikan misi memasukkan pensil ke botol namun tidak menjadi yang tercepat. Di perlombaan terakhir yaitu mewarnai dilakukan penuh semangat. Bukan kertas yang diwarnai melainkan tas canvas. Alhamdulillah mendapatkan juara 3 dalam lomba mewarnai. Yeeeeyyyyy!!!! Sedangkan Zygmund dari pagi sibuk lomba dengan diri sendiri lempar balon. Begitu antusiasnya mengejar dan melempar balon. Tanpa rasa takut bertemu dengan orang-orang baru. Good job nak! Malah dapat hadiah dan permen coklat juga. Saat dibuka di rumah Zirco mendapatkan mainan puzzle kesukaannya dan Zygmund mendapatkan mainan uji motorik memasukkan koin ke lubang. Benar-benar bermanfaat untuk mereka.
Warga Indonesia terlihat sangat menikmati acara yang diselenggarakan oleh KBRI apalagi tersedia sesi karaoke di siang hari. Mulai lagu kekinian, lagu bahasa inggris, hingga lagu dangdut dinyanyikan semua. Pak Dubes pun ikut karokean. Hehe. Masyarakat dari Algarve, Porto, Braga yang notabene harus menempuh 2 – 3 jam perjalanan tidak surut niat mereka untuk meramaikan acara KBRI di Lisbon. Sekitar 70 orang lebih keseluruhan peserta. Belum lagi internal keluarga besar KBRI. Ada yang datang dengan suami bule-nya. Ada yang cuma di drop saja karena suami tidak cuti. Lomba tenis meja dan domino dilakukan bersamaan dengan lomba anak. Jadi Papi Fariz tidak mengikuti karena sedang menjaga Zygmund yang berkelana.
Hari sudah semakin terik, yang ditunggu-tunggu akan segera hadir. Yaitu makan siang gratiiiis. Terlihat di ruang makan sudah tertata rapi sajian prasmanan ala kondangan. Juru masaknya adalah chef pribadi Pak Dubes sehari-hari. Menunya terlihat lezat dan benar-benar khas Indonesia. Coba tebak moms!. Yaa, betul sekali. Ada rendang, ayam goreng, telur balado, orak arik tempe teri, peyek kacang, mie goreng, dan urap-urap. Masya Allah, ini nikmat yang sungguh luar biasa. Dan spesial ada es dawet, bakwan sayur, dan klepon. Aroma rempah-rempahnya nendang sekali khas masakan Indonesia sejati. Rezeki tidak melulu hanya soal materi, namun rasa syukur bisa merasakan kenikmatan makanan Indonesia komplit seperti ini juga adalah suatu anugerah.
Pak Dubes dengan ramahnya selalu mendahulukan warganya untuk mengambil makanan terlebih dahulu. Beliau paham betul kami kangen masakan Indonesia. “Kalau saya belum terlalu kangen masakan Indonesia, baru bulan Juni kemarin pulang ke Indo dan rencana besok Oktober akan ke Indo lagi. Sehari-hari juga ada chef yang memasakkan makanan Indonesia, tapi juga macam-macam sih. Masakan barat juga iya. Kalau bosen tinggal pergi ke restoran bersama Ibu Evi (Ibu Dubes)”, tutur beliau di tengah-tengah sesi makan siang.
Sebenarnya masih menanti loma joget balon dan tarik tambang untuk sesi dewasa. Tapi si kecil sudah rewel, sudah bobok siang, sudah bangun lagi namun ternyata belum berpindah tempat. Kami putuskan untuk pulang lebih dahulu pada pukul 15.00 WEST. Ternyata setelah kami undur diri kedua perlombaan tersebut baru dilakukan hingga pukul 17.30 WEST. Belum terasa malam karena matahari terbenam pukul 20.30 WEST.
Terimakasih KBRI Indonesia in Lisbon (@indonesiainlisbon) beserta seluruh tim panitia. Acara meriah, seru, makanan super enak dan lezat. Sayang belum bisa mbungkus makanan karena pulang duluan. Dipameri oleh teman yaitu Mbak Rici yang sengaja menunggu sampai akhir acara karena ini sudah tradisi ada prosesi bungkus membungkus makanan yang tak bertuan. Tahun depan mbungkus aaah, hihihihi. Dirgahayu Indonesia-ku ke 77 tahun. Pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat. MERDEKA!!!!. (Okky Putri Prastuti/MPM)