.
Friday, November 22, 2024

Keputusan Ganti Pelatih Belum Bulat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Desakan pada pelatih Eduardo Almeida untuk mundur usai kekalahan dari Persija dipahami dan diapresiasi manajemen Arema FC. Mereka pun memastikan bila manajemen Tim Singo Edan tetap melakukan evaluasi secara internal. Hanya saja, hasil akhir berupa keputusan diperlukan proses panjang harus mendengarkan banyak pihak, bukan satu dua pihak saja.

Pascakekalahan dari Persija, lagi-lagi nyanyian dan suara negatif terhadap Pelatih Eduardo Almeida menguat. Meskipun sang juru racik memastikan tetap akan bekerja dan tidak mundur karena masih dipercaya, evaluasi tidak luput diberikan manajemen.

“Sekali lagi bahwa kami manajemen menyampaikan apresiasi terhadap ekspektasi suporter. Makanya manajemen tetap meminta evaluasi,” kata Media Officer Arema FC Sudarmaji.

Bahkan, dia mengatakan di setiap laga manajemen selalu minta evaluasi dari tim. Nah, evaluasi itu di internal Arema, diakuinya banyak pihak yang harus berdiskusi. Berbicara dengan banyak pihak itulah yang nantinya bisa menentukan sejauh mana keputusan manajemen.

“Karena itu kami terus berikan semangat kepada Aremania untuk memberikan kritik, saran dan ekspektasi itu penting. Kami yakin, dibalik kritik Aremania itu memang mereka sangat berkeinginan ada perubahan secara teknis akan kualitas dari tim ini. Mereka mengharapkan atau ekspektasinya adalah selalu menang,” jelasnya.

Menurut Sudarmaji, pihaknya pun mencoba mengakomodir ekspektasi tinggi tersebut. Salah satu langkahnya, dengan memberikan pemahaman ke semua pihak yg terlibat dalam tim. Sebab, ekspektasi itu dianggap sebagai hal yang lumrah dan itu dialami semua klub.

Dikatakannya, tak ada suporter yang mendoakan timnya kalah, juga seri. “Jadi kami memahami, bijaksana, tapi objektif. Keputusan yang diambil ada banyak pihak yang terlibat,” terang pria asal Banyuwangi ini.

Lantas dia mencontohkan bila di sisi manajemen sejatinya musyawarah, diskusi selalu ada. Termasuk ketika kondisi penuh dengan tuntutan saat performa tim masih belum optimal. Menurutnya, manajer tim (Ali Rifki) dekat dengan pemain dan pelatih, yang selalu mengomunikasikan kondisi tim.

“Cuma ambil keputusan tak hanya sekadar manajer satu pihak. Diskusi dengan pemain, official, dan lainnya. Juga dengan kelompok-kelompok kecil Aremania. Sekali lagi, keputusan bukan satu pihak tapi banyak pihak,” tambahnya.

Selain itu, keputusan yang akan diambil manajemen juga harus mempertimbangkan konsekuensi. Artinya bahwa semua konsekuensi harus siap ditanggung semuanya, termasuk seandainya nanti ada keputusan harus mengganti pelatih. Menurut dia, hal ini tentu konsekuensinya ditanggung semua. Bukan hanya tanggung jawab pelatih anyar atau manajer.

Hal ini berarti, jika berbicara timing pascakekalahan dari Persija dianggap sebagai momentum, banyak pihak mungkin menyetujui supaya pelatih diganti. Namun, dikatakan Sudarmaji, ada pihak juga yang berusaha secara objektif memberikan kesempatan.

“Jadi coba melakukan evaluasi dengan proses berkala. Tak bisa dalam konteks hari ini kalah, hari ini diputuskan di Arema. Kita perlu banyak kehati-hatian, perlu banyak saran, masukan. Sekali lagi, kami sampaikan jangan disimpulkan kita mempertahankan, bisa jadi ini proses. Tapi, prinsipnya adalah bahwa keputusan apapun mengenai pelatih dilakukan banyak pihak. Bukan karena segelintir pihak internal Arema,” jelas dia.

Kata dia, selama proses tersebut tujuannya adalah satu keputusan yang sama. Baik mempertahankan pelatih atau mengganti. “Unyuk menyatukan banyak pihak satu keputusan masih dalam proses. Mungkin bisa dikatakan belum bulat dan kami punya prosedur membulatkan terkait pelatih. Selama belum bulat, ya lanjut. Tapi kan pasti ada konsekuensi dan risiko. Seperti sekarang, konsekuensinya ada tekanan. Lalu, dihadapkan pada pelatih yang tetap mau menjalankan tugasnya secara profesional,” tandas dia. (ley/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img