.
spot_img
Wednesday, October 23, 2024
spot_img

80 Persen Saluran Air Butuh Normalisasi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menjelang datangnya musim hujan, pemerintah terus melakukan normalisasi saluran air dan sungai. Sebanyak 15 sungai dan saluran air menjadi target normalisasi yang telah dilakukan. Selasa (6/9) kemarin, giliran saluran air di Jalan Raya Langsep Kelurahan Pisang Candi Kecamatan Sukun yang menjadi titik pengerukan sedimentasi.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji turun langsung memantau pengerukan saluran air. Orang nomer satu di Pemkot Malang itu menemukan adanya struktur bangunan yang menutupi saluran air dan menyebabkan alirannya terganggu.

- Advertisement -

“Ini harus kami bongkar. Nanti mobil (eskavator) ini bisa masuk. Harapannya ini bisa mengurangi sementara untuk banjir musiman. Sedimen kita angkat pelan-pelan secara rutin. Satgas juga sudah keliling terus untuk mengurangi risiko banjir dan kita minimkan risikonya juga,” terang Sutiaji.

Di daerah tersebut, dikatakan Sutiaji memang menjadi lokasi luapan dan genangan air yang luar biasa. Tiap kali hujan, hampir dipastikan selalu terjadi banjir.

Pengerukan di Jalan Raya Langsep ini menjadi titik ke-15 yang telah dinormalisasi. Titik lain yang sudah dilakukan pengerukan yakni Jalan Bukirsari, Jalan Terusan Dieng, Jalan Lodan, Jalan Kemirahan, Jalan Panorama, Jalan Candi Bajang Ratu, Jalan Klayatan, Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Belakang RST, Polowijen, Jalan Tenaga, Pasar Gadang, Jalan S Parman dan Jalan Letjen Sutoyo.

“Ini akan kita terus lakukan. Karena Alhamdulillaah kemarin pas hujan itu mengurangi risiko banjir di titik-titik rawan banjir. Kemarin ketika turun hujan sudah bisa mengurangi risiko genangan, bisa 20-30 persen,” jelasnya.

Meski begitu, di Kota Malang masih cukup banyak saluran air yang belum dinormalisasi dan berpotensi menjadi penyebab banjir.

“Banyak titiknya. Ya memang karena kita pakai sistemnya bukan sistem drainase, tapi kita sistem irigasi dan ini semakin menyempit. Padahal bertolak belakang dengan penanganan banjir,” ungkap Sutiaji.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Diah Ayu Kusumadewi menambahkan, setidaknya 80 persen saluran air di Kota Malang masih butuh dikeruk. Beberapa titik lokasi menjadi perhatian, seperti di wilayah Kecamatan Lowokwaru yang cukup banyak titik yang perlu ditangani.

“Kalau di Lowokwaru terutama aliran yang dari kawasan Soekarno Hatta, masuk ke Jalan Letjend Sutoyo maupun ke Letjend S Parman itu yang harus ditangani,” sebut Diah.

Sembari menggencarkan cara konvensional dengan pengerukan sedimen dan sampah, juga terus berproses program master plan drainase yang merupakan blueprint drainase dan aliran air di Kota Malang.

“Kami komitmen dengan masterplan yang saat ini sudah finalisasi 2022 ini. Nanti tahun 2023 wilayah mana yang kita selesaikan. Insya Allah tahun 2028 kita sudah clear,” pungkasnya. (ian/aim)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img