.
Friday, November 22, 2024

Eks Lokalisasi Dolly Bakal Jadi Wisata Religi, Pembenahan Sedang Berlangsung

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Pembenahan kawasan eks Lokalisasi Dolly terus dilakukan Pemkot Surabaya dengan mulai mengkoneksikan seluruh objek yang ada di kawasan tersebut. Seperti kawasan Jalan Kupang Gunung Timur atau Gang Dolly yang ternyata ada makam seorang ulama besar dan menyebarkan agama Islam bernama Mbah Kapiludin.

Adanya makam tersebut membuat pemkot berencana menjadikan kawasan ini mmenjadi wisata religi. Pembenahan juga dilakukan di kawasan Klakah Rejo, Sememi . Beberapa wisma di beli Pemkot Surabaya kemudia dijadikan tempat pergerakan ekonomi. Misalnya dijadikan produksi UMKM, lokasi membuat film, kafe dan lain-lain.

“Di sini ada makamnya Mbah Kapiludin di sebelahnya lapangan futsal. Ternyata Dolly ini (dahulu) tempat berkembangnya islam. Ada makam penyebar agama islam yang luar biasa dan ini sejarahnya berhubungan dengan Sunan Ampel dan Mbah Karimah, Kembang Kuning,” kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Senin (12/9/2022).

Dilansir dari detikJatim, Senin (12/9), Eri mengatakan, dengan adanya makam Mbah Kapiludin tidak menutup kemungkinan ke depannya pengembangan kawasan Wisata Dolly menjadi Wisata Religi.

“Berarti apa? ini bisa dikembangkan wisata religinya, dicampur wisata yang ada di Dolly. Nah, ini yang akan kita koneksikan,” ujarnya.

Semakin dikuatkan oleh perkataan tokoh agama setempat, Ngadimin Wahab atau lekat disapa Abah Petruk, bahwa saat kawasan Kupang Gunung Timur masih berupa alang-alang, sudah banyak orang yang datang berziarah ke makam Mbah Kapiludin.

“Jadi dulu di sini sebelum ada kampung, masih glagah-glagah bong, sudah ada makam Mbah Kapiludin. Jadi, sebelum ada perkampungan itu setiap malam Jumat legi, makam Mbah Kapiludin sudah disekar (Diziarahi) orang,” kata Abah Petruk.

Hingga kini, Abah Petruk menyebut makam Mbah Kapiludin juga masih sering diziarahi masyarakat. Bahkan sejak tahun 1965 sudah banyak peziarah. Terutama warga di sekitar Putat Jaya yang memiliki hajat atau keinginan.

“Orang punya hajat sering mengadakan acara selamatan (kirim doa) di sini. Dulu yang punya lahan di sini sebelum meninggal saya sering dipanggil untuk acara pimpin doa selamatan,” ujarnya.

(fat/fat/dtc/mg7/lin)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img