.
Friday, November 8, 2024

Tim Dosen Teknik Kimia Polinema

Bantu Petani Tingkatkan Kualitas Minyak Daun Cengkeh

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG  – Tim Dosen Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang (Polinema) melakukan sebuah inovasi di bidang pertanian. Mereka membuat kualitas minyak yang terkandung di dalam daun cengkeh meningkat. Metodenya dengan menggunakan rekayasa tungku ekstraksi.

Tim Dosen ini terdiri dari lima dosen. Mereka adalah Dr. Sandra Santosa, B.Tech., M.Pd., Mas’udah, S.ST., M.Sc., Arief Rahmatulloh, S.Si., M.Si., Hairus, S.H., dan Mutia Devi Hidayati, S.Si., M.Si. Mereka juga melibatkan  beberapa Mahasiswa.

- Advertisement -

Inovasi tim dosen dan mahasiswa ini diterapkan untuk meningkatkan produktivitas petani cengkeh yang ada di Desa Argotirto Kabupaten Malang. “Kami menggunakan diseminasi rekayasa tungku ekstraksi untuk membantu petani meningkatkan kualitas minyak daun cengkeh,” ujar ketua tim dosen, Dr. Sandra Santosa, B.Tech., M.Pd.

Pelaksanaan kegiatan ini meliputi pembekalan teori kepada petani tentang penerapan dan penggunaan rekayasa tungku ekstraksi. Tim dosen memberikan materi dengan setiap agar petani benar-benar memahami konsep dalam ekstrasi daun cengkeh yang dimaksud.

Selanjutnya ada pendampingan untuk melakukan praktik tentang penyulingan daun minyak cengkeh dengan rekayasa tungku ekstraksi dan diseminasi teknologi. Para peserta menyaksikan secara seksama.

Sandra Santosa mengungkapkan bahwa kegiatan sosialisasi, penyuluhan kepada kelompok tani Desa Argotirto merupakan bagian dari melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan 4 September lalu. Tujuannya untuk memberikan solusi terkait permasalahan kualitas dan harga jual minyak daun cengkeh petani di desa Argotirto yang masih rendah.

“Kami sebagai akademisi tentu punya tanggung jawab itu. Kompetensi yang kami miliki diharapkan memberikan solusi dari berbagai permasalahan para petani,” terangnya. 

Dia memaparkan, pada umumnya para petani mengumpulkan daun cengkeh yang berguguran untuk kemudian dilakukan penyulingan. Akan tetapi teknologi yang digunakan para petani masih konvensional. Sehingga  minyak yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan mutu, dan belum memenuhi untuk komoditi ekspor. Secara visual hal ini dapat dilihat dari warnanya yang hitam pekat, bau tidak enak dan kekentalan tinggi.

Sandra menjelaskan kadar eugenol yang terdapat pada minyak daun cengkeh yang dihasilkan petani hanya sekitar 40 persen. “Akibatnya harga jual minyak yang dihasilkan sangat rendah yaitu sekitar seratus sampai dua ratus ribu per kilogram, setengah dari harga pasaran yaitu lima ratus ribu rupiah,” terangnya.

Dia juga menambahkan bahwa perancangan dan modifikasi peralatan ekstraksi daun cengkeh didesain dengan kapasitas sesuai kebutuhan petani. Rekayasa tungku ekstraksi tersebut diperkenalkan dan didemonstrasikan. Selanjutnya diseminasikan kepada kelompok petani.

Sandra berharap dengan pelaksanaan diseminasi produk teknologi rekayasa tungku ekstraksi ini akan meningkatkan pemahaman petani melakukan penyulingan minyak atsiri daun cengkeh. “Tentu hasil akhir yang kita harapkan nilai tambah yang lebih baik dari hasil saat ini yang para petani dapatkan,” tandasnya. (imm/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img