.
Saturday, December 14, 2024

Kembangkan Wisata Budaya dan Kuliner ala Kerajaan

Pasar Kawulo Singhasari Harapkan Pemerintah Hadir Menyertai

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Senyum renyah mengembang di bibir Gaguk Priyanto. Operasional destinasi wisata budaya dan kuliner miliknya yang terhenti dihantam pandemi Covid-19, sejak awal tahun 2020, kini bisa dioperasikan kembali.

‘’Badai pasti berlalu. Sudah waktunya pariwisata bangkit,’’ tukas Gaguk Priyanto, owner sekaligus pengelola Pasar Kawulo Singhasari kepada Malang Posco Media di sela-sela dirinya menerima tamu dan undangan saat pembukaan kembali Pasar Kawulo Singhasari, Minggu (11/9) siang.

Pasar Kawulo Singhasari adalah sebuah destinasi wisata yang terletak di Dusun Pasrepan Desa Purwoasri  Kecamatan Singosari  Kabupaten Malang. Persisnya di sisi timur utara lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Singosari.

Sesuai namanya Pasar Kawulo Singhasari dikemas dalam bentuk pasar kuno dan unik. Bernuansa tempo dulu, wisatawan yang berkunjung ke sini disuguhi pemandangan bedak-bedak khas Kerajaan Singosari. Bentuknya persis gubug.

Berbahan baku bambu dan beratap genteng khas desa. Berdiri di atas lahan kurang lebih 8.000 M2, dari gubug-gubug inilah wisatawan atau pengunjung disuguhi aneka kuliner tempo doeloe. Harganya tentu saja sangat terjangkau. Mulai Rp 5.000 dan yang paling mahal Rp 15.000.

BERBURU OMZET: Paguyuban pengrajin Batik Singosari ikut mewarnai nuansa zaman dulu di Pasar Kawulo Singhasari, Singosari. (MPM-HARY SANTOSO)

Selain nasi jagung ada juga nasi pecel dengan aneka sayuran khas pedesaan. Sebagai pelengkap disandingkan aneka lauk pauk. Tahu, tempe, dadar jagung sampai telur mata sapi. Jika tidak ingin makan berat-berat, pengunjung juga bisa menikmati aneka jajanan pasar. Seperti tiwul, gethuk, polo pendhem (ubi-ubian) sampai pisang dan tape goreng.

‘’Makanannya biasa. Tapi karena dibelinya di sini (Pasar Kawulo Singhasari), sensasinya menjadi luar biasa,’’ tutur Gaguk, yang kini hatinya berbunga-bunga karena Covid-19 di Jawa Timur sangat stabil dan terkendali.

Di sisi barat lokasi pasar bernuasa tempo dulu ini, dibangun rumah joglo dan pendopo. Di rumah joglo ini diperuntukkan khusus untuk kegiatan kesenian Jawa. Perlengkapan musik karawitan mulai kendhang, saron, bonang, kenong, kempul dan gong ditata rapi sedemikian rupa.

Begitu menginjakkan kaki di pelataran masuk yang dihiasi gapuro lawas ala Kerajaan Singosari,  pengunjung langsung disambut sayup-sayup gendhing-gendhing Jawa. Secara rancak dan apik, anggota Paguyuban Karawitan Kendedes 7, Singosari, begitu semangat mengumandangkan gendhing-gendhing Jawa sebagai ciri khas destinasi wisata budaya.

‘’Inilah yang kami tawarkan ke pengunjung  yang datang ke Pasar Kawulo Singhasari,’’ kata Gaguk dengan penampilan busana khas Budaya Jawa.

Kesungguhan dan kecintaannya terhadap wisata, kuliner dan budaya telah ditunjukkan Gaguk Priyanto dengan sungguh-sungguh. Tidak saja investasi. Tetapi, dia dan keluarganya all out mengelola destinasi wisata dan kuliner ala zaman kerajaan ini. Meski secara bisnis, masih jauh dari kata menguntungkan.

Sebagai ‘imbal balik’atas kesungguhan ini, Gaguk berharap pemerintah hadir menyertai dirinya mengembangkan destinasi wisata plus menyelamatkan budaya bangsa. Gaguk sangat berharap, pemerintah baik pemerintah kabupaten atau pemerintahan desa mau meningkatkan kualitas jalan masuk menuju Pasar Kawulo Singhasari.

Meski posisinya berdekatan dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, tidak serta merta kondisi jalan masuk ke Pasar Kawulo Singhasari mulus dan bagus. Sebaliknya, jalan desa selebar kurang lebih 5 meter itu masih asli jalan desa.

Saat musim kemarau, kondisi jalan masih bisa dilewati. Meski kadang berdebu. Karena badan  jalan yang membentang mulai Dusun Pasrepan ujung timur sampai ujung barat ini, berupa tanah liat. Mobil yang melintas menuju Pasar Kawulo Singhasari harus hati-hati agar tidak terperosok.

Saat musim penghujan, kondisi jalan lebih parah lagi. Becek dan licin. Takubahnya sawah yang baru saja diairi sebelum musim tanam. Jangankan mobil atau motor, jalan kaki saja sulit. Sehingga tidak heran kalau musim penghujan, tidak ada pengunjung yang datang.

 ‘’Jalan diperbaiki. Itu saja yang saya harapkan dari pemerintah. Saat Covid-19 dulu, pihak Kecamatan Singosari pernah dialog dengan saya. Tapi sampai sekarang, belum ada tanda-tanda jalan akan diperbaiki,’’ keluh Gaguk.

Gaguk yakin pemerintah mau mendengarkan keluhannya ini. Keyakinan lelaki bertubuh subur ini didasarkan atas janji-janji dan realisasi Presiden Jokowi terhadap infrastruktur. Hanya dengan infrastruktur saja semua lini akan bisa bangkit dan berkembang.

‘’Kalau jalan di depan Pasar Kawulo Singhasari ini sudah diaspal, saya yakin ekonomi desa juga akan terkerek. Kenapa? Karena operasional Pasar Kawulo Singhasari di dalamnya saya libatkan penduduk desa. Mereka yang berjualan aneka kuliner. Bukan saya. Apalagi keluarga saya. Juga ada paguyuban perajin Batik Singosari,’’ pungkas Gaguk. (has/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img