Malang Posco Media – Kini sosok berjiwa sosial tinggi yang juga merupakan personel D’Kross, Hutriardi Hermanto sudah tak ada. Dirinya ikut meregang nyawa bersama dengan ratusan Aremania lain dalam Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10) malam.
Pria yang akrab disapa Yanto atau Yanto Bhe itu, dikabarkan meninggal dunia sekitar pukul 24.00. Saat itu, adik kandung korban Kurnia Sandi mendapatkan info dari teman satu grup D’Kross, bahwa korban hilang jejak.
Kemudian dirinya dihubungi untuk segera menuju ke RSUD Kepanjen, untuk mencari apakah korban dirawat di sana. Pasalnya, usai kejadian tersebut, korban tidak dapat dihubungi lagi.
“Sekitar pukul 01.00 saya langsung meluncur, ke rumah sakit. Kemudian saya mencari di RSUD Kepanjen tidak ketemu. Pikiran saya, kalau tidak ada otomatis pasti akan dibawa ke RS Wava Husada,” jelasnya saat ditemui Malang Posco Media di rumah duka di Gang Cempaka Desa Kendalpayak Kecamatan Pakisaji, Minggu (2/10) pagi.
Tidak pikir panjang, adik korban langsung menuju ke RS Wava Husada. Di sana ia bertemu dengan sekumpulan orang. Saat didekati ternyata mereka adalah teman dari kakaknya.
“Saat saya datang itu, teman almarhum kakak saya cuma bilang, ‘masmu, masmu’ sambil menangis. Perasaan saya yang sudah campur aduk, langsung saya lari menuju UGD. Tepat sebelum UGD, ada sebuah lorong di sisi kiri. Dan saat saya tengok, di sana berjajaran jenazah,” cerita Sandi.
Saat memasuki lorong itu, keringat dingin mengucur dan seluruh tubuhnya lemas. Melihat sang kakak, sudah terbujur kaku bersama dengan puluhan jenazah lain di tempat tersebut.
Tangis sedih, sudah tidak bisa terbendung. Seketika, dirinya langsung menghubungi keluarga untuk menyampaikan kabar duka tersebut.
Setelah pengurusan administrasi, Yanto akhirnya dijemput keluarga menggunakan ambulans desa. Karena saat itu ambulans sudah sibuk melarikan korban kritis, agar segera mendapatkan pertolongan. Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 02.30.
“Saat memandikan itu, kami melihat bahwa jenazah itu kondisi wajahnya menghitam. Kemudian di bagian punggung kanan atas, terdapat bekas luka pukul menggunakan alat semacam tongkat. Dan di bagian punggungnya terdapat luka memar rata, seperti diinjak-injak,” bebernya.
Jenazah kemudian dimakamkan di TPU Kendalpayak sekitar pukul 08.00. Saat ini keluarga hanya bisa pasrah dan berusaha untuk mengikhlaskan. (rex/lin)