MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Korban tragedi di Stadion Kanjuruhan terus bertambah. Hingga Minggu (2/10) kemarin, 125 Aremania dipastikan meninggal dunia dan 180 dalam perawatan di rumah sakit di sekitar Kabupaten dan Kota Malang.
“Pertama kami dari jajaran Forkopimda yang hadir menyesalkan dan prihatin serta berdukacita atas kejadian ini,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta yang langsung meninjau kejadian di Kepanjen, Minggu dinihari.
Menurut dia, Polri serta penyelenggara dan instansi terkait sudah melaksanakan rapat beberapa kali sehingga laga ini disepakati hanya dihadiri suporter Arema saja. Tak ada suporter Persebaya dan mereka nobar di beberapa titik di Surabaya.
Dalam laga tak ada masalah. Tapi terjadi kekecewaan penonton karena melihat tim kesayangan tak pernah kalah 23 tahun di kandang sendiri. Hal itu diprediksi membuat Aremania nekat turun ke dalam lapangan untuk bertanya ke pemain melampiaskan kekecewaan.
“Pengamanan sudah melakukan pencegahan, pengalihan supaya tidak ke pemain. Akhirnya pencegahan sampai ke gas air mata karena mulai anarkis, menyerang petugas dan merusak mobil dan akhirnya gas air mata ditembakkan. Lalu Aremania mereka berkumpul ke satu titik di pintu 10 atau 12. Jadi penumpukan, sesak nafas lalu kekurangan oksigen,” terang dia.
“Kejadian tersebut membuat korban meninggal 127 orang (sebelum akhirnya diralat jadi 125), 2 anggota Polri. 34 meninggal di stadion, dan sisanya meninggal di Rumah sakit,” terang dia.
Kejadian tersebut membuat 13 mobil rusak, 10 mobil dinas milik Polri, baik mobil patroli, truk Brimob, Patwal, K9 dan mobil pribadi. “Kemudian masih ada 180 orang dalam proses perawatan,” tandas dia.
Dia menegaskan, laga Arema FC melawan Persebaya disaksikan lebih dari 40 ribu penonton. Dari jumlah tersebut, ditegaskannya tidak semua anarkis.
“Hanya 3000 yang masuk ke tengah lapangan. Kalau semua mematuhi aturan kami akan melaksanakan dengan baik. Ada sebab akibat dan kami tindaklanjuti lebih dalam. Langkah kedepan dengan stakeholder terkait harus diupayakan agar tak terjadi lagi,” tambahnya
Ia menekankan, bila dari banyak video yang beredar pula, sepanjang laga berjalan dengan baik sampai selesai. Setelah usai, beberapa suporter tidak puas turun dan turunnya itu membahayakan pemain atau official. Baik Persebaya maupun Arema. Sudah diimbau beberapa kali imbauan tapi tak dituruti, malahan ada perlawanan pemukulan ke petugas.
“Selama ini komunikasi Polres dan Aremania baik. Kami akan mendalami kenapa suporter begitu beringasnya hingga langkah gas air mata diambil yang itu didahului dengan imbauan,” tambahnya.
“Tapi sekarang ayo selesaikan korbannya dulu,” tegas dia.
Sementara itu, Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengatakan,
pihaknya akan melakukan konsolidasi ulang mitigasi bersama dengan Aremania. Hal ini bertujuan agar kegiatan bisa diterima semua pihak. “Kedepan kalau ada kegiatan masyarakat lagi supaya bisa aman, tertib dan terkendali,” pungkas dia. (ley/bua)