MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Data korban meninggal dunia tragedi Kanjuruhan bisa jadi terus bertambah. Itu karena satu persatu keluarga korban, masih datang untuk melapor ke crisis center Dinkes Kabupaten Malang. Bahkan kemarin, ada satu keluarga korban yang datang melapor. Hal itu diungkapkan Koordinator Crisis Center Kabupaten Malang, drg. Wiyanto Wijoyo, MM.Kes.
“Ada yang datang melapor, kalau keluarganya menjadi korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan,” katanya. Namun pihaknya belum dapat memasukkan ke data, lantaran masih perlu proses verifikasi lebih lanjut. “Jadi sampai dengan hari ini (kemarin) datanya masih tetap sama, yaitu meninggal dunia 131 orang,” katanya.
Drg. Wie, sapaannya mengaku, proses verifikasi tetap harus dilakukan agar tak terjadi masalah di kemudian hari. “Untuk warga yang melapor ke kami, membawa surat keterangan kematian dari desa, dengan mengetahui kecamatan. Data itu kami terima dan langsung kami cek, melalui perawat atau bidan desa, dibantu RT/RW setempat,” ungkapnya.
Dia melakukan ini, selain karena aturan sekaligus untuk mengantisipasi adanya data ganda. Mantan Kepala Puskesmas Pakis ini mengaku jika data terkait korban memang masih sangat dinamis. “Maka karena butuh akurasi, kami cek terus. Untuk mengantisipasi terjadi data ganda. Dan data kami juga kami cross cek dengan data milik Dokkes Polda Jatim.
Terkait dengan keberadaan crisis center sendiri, pria itu mengatakan menjadi tempat yang disediakan untuk konfirmasi korban tragedi Kanjuruhan. Dia tidak menampik, jika saat ini sudah tidak ada korban meninggal dunia tanpa identitas. Namun tidak menutup kemungkinan ada keluarga yang masih mencari anggota keluarganya.
“Bagi keluarga yang masih kehilangan anak, atau sanak keluarganya bisa datang ke kami untuk melakukan pengecekan,” tegasnya. Pria yang juga Kadinkes Kabupaten Malang itu, juga menyebutkan, selain korban meninggal dunia, pihaknya juga mencatat 28 orang, masih menjalani perawatan. Yakni 18 orang dirawat di RSSA Malang.
Sedangkan 10 lainnya dirawat di RSUD Kanjuruhan. Dari 28 orang itu, 10 diantaranya masih menjalani perawatan di ICU. “Kondisinya, saat ini sudah membaik dan stabil. Kami berharap terus demikian dan lekas sembuh,” ungkapnya. Disinggung terkait biaya korban yang menjalani perawatan, drg Wie mengatakan sesuai arahan kepala daerah, korban tidak dipungut biaya apapun. (ira/mar)