.
Thursday, December 12, 2024

Stadion Kanjuruhan Tak Layak

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Bukan Tempat Gelar Laga Risiko Tinggi

MALANG POSCO MEDIA- Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan membeber hasil investigasi. Namun hasil penelusuran bersifat sementara. Itu karena TGIPF belum mengumumkan hasil akhir invesitgasi kejadian yang menewaskan 131 orang itu.

Tim bentukan pemerintah pusat ini mulai turun ke Stadion Kanjuruhan Kepanjen sejak Jumat (7/10) lalu. Mereka juga menemui korban kejadian Sabtu (1/10) itu. Hasil temuan sementara diungkapkan, Minggu (9/10) kemarin melalui YouTube Kemenko Polhukam.

Anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan Nugroho Setiawan mengungkapkan Stadion Kanjuruhan tidak layak untuk menyelenggarakan pertandingan sepak bola dengan risiko tinggi atau high risk match. “Mungkin kalau itu medium atau low risk masih bisa,” katanya.

Dalam kejadian tersebut, situasi sangat crowded. Bila melihat rekaman closed circuit television (CCTV) di pintu 13 Stadion Kanjuruhan, penonton berebut keluar. Penonton pun terlihat jatuh, ada yang pingsan, terjepit bahkan terinjak.

“Jadi, situasinya adalah pintu terbuka tapi sangat kecil. Yang (pintu 13) itu seharusnya pintu untuk masuk, terpaksa menjadi pintu keluar. Kemudian tidak ada pintu darurat,” jelas Nugroho.

Menurut dia kondisi rebutan keluar ini terjadi akibat gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian sudah memenuhi tribun. Akibatnya penonton menumpuk di pintu keluar yang berukuran kecil.

”Miris sekali saya melihat detik-detik beberapa penonton yang tertumpuk dan meregang nyawa,” tambah dia.

Nugroho juga menyoroti soal anak tangga. Menurut dia, anak tangga di Stadion Kanjuruhan tidak sesuai standar. Sebab ukuran tinggi dan lebarnya sama.

Anak tangga dalam safety regulate  diatur ketinggian 18 cm dan lebar tapak 30 cm. “Ini antara lebar tapak dan ketinggian sama. Rata-rata mendekati 30 senti (cm). Jadi mungkin ke depan perbaikannya adalah mengubah struktur pintu itu, kemudian juga mempertimbangkan aspek akses seperti anak tangga,” ungkapnya.

Proses pencarian fakta berdasarkan laporan TGIPF Tragedi Kanjuruhan dilakukan dengan mendatangi, berdialog dan mewawancarai berbagai pihak. Serta mendapatkan bukti-bukti pendukung yang menjadi bahan analisis tim. Tim pun telah dibagi dalam sejumlah kelompok yang bekerja secara simultan.

“Satu tim telah mendatangi pihak panpel, pengurus Arema, dan berdialog dengan perwakilan suporter. Tim lain mendatangi Polres Malang, Sat Brimob Malang dan Kodim 0818 Kab Malang. Tim ini juga  mendatangi sejumlah pihak di Surabaya dan Jakarta,” kata  Anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Akmal Marhali.

Dia menyebutkan, berbagai alat bukti penting juga sudah didapatkan. Mulai dari CCTV di dalam stadion, lalu video-video yang menggambarkan sejumlah kejadian di berbagai titik.

“Keterangan tentang penggunaan gas air mata juga dikumpulkan dan didalami oleh tim. Baik dari pihak pengamanan, panitia pelaksana, maupun dari pihak korban,” kata dia.

Dalam beberapa hari terakhir, TGIPF Tragedi Kanjuruhan juga mendatangi Stadion Kanjuruhan. Tujuannya untuk memastikan kondisi dan standar kelayakan stadion. Tak terkecuali pintu-pintu dan kelengkapan petugas (steward) di setiap pintu.

“Kami juga mengunjungi korban luka yang telah kembali ke rumah. Di sana mendapatkan kesaksian yang lebih utuh tentang peristiwa,” tambahnya.

Akmal lantas menjelaskan kondisi sejumlah korban yang sudah ditemui. Rata-rata kondisi mereka terdampak gas air mata. Contohnya yang dialami FCCN asal Kota Malang. Remaja 14 tahun ini mengalami pendarahan dalam mata, sesak napas dan batuk-batuk. 

Lalu dua bersaudara  FADH, 14 tahun. Ia mengalami pendarahan dalam mata. Sedangkan seorang kakaknya masih batuk dan sesak napas. 

Sementara itu, anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan Mayjen TNI (Purn) Suwarno menjelaskan tim telah mendapat informasi dari seluruh unsur pengamanan. Mulai dari kepolisian, Brimob, TNI, hingga panitia pelaksana.

“Kami sudah mendapat informasi dari unsur panitia pelaksana di lapangan, unsur dari steward  dari security officer. Tim sempat melihat ke Stadion Kanjuruhan. Semua informasi kami akan jadikan sebagai masukan, dan nanti diolah di Jakarta,” ujar Suwarno.

Di sisi lain, Tim Inafis Mabes Polri kembali melakukan penyelidikan di Stadion Kanjuruhan, Minggu (9/10) kemarin. Tim melakukan pengumpulan data melalui pengambilan gambar tiga dimensi di pintu keluar 3, 10, 11 dan 13 Stadion Kanjuruhan  untuk dicocokkan dengan video rekaman CCTV.

“Keempat pintu ini menjadi tujuan, karena di sini paling banyak memakan korban jiwa Sabtu (1/10) lalu,” ucap seorang anggota tim Inafis, kemarin.  Terlihat tim yang terdiri dari sekitar enam orang itu membawa kamera tiga dimensi dan mengunjugi satu per satu pintu keluar 3, 10, 11, dan 13 Stadion Kanjuruhan. (ley/tyo/van) 

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img