MALANG POSCO MEDIA- Mengisi Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas) dan HUT ke 21 Kota Batu, Gekrafs Kota Batu menggelar Sidomulyo Floral Festival 2022. Agenda yang terpusat di Desa Sidomulyo Kecamatan Batu Kota Batu tersebut diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan.
Sekretaris Gekrafs Kota Batu Lily Indayani mengatakan Sidomulyo Floral Festival 2022 memiliki banyak agenda kegiatan yang dipusatkan di Desa Sidomulyo. Salah satunya Lomba Hias Kampung yang diikuti seluruh RT di Desa Sidumulyo.
” Lomba Hias Kampung diikuti seluruh RT di Desa Sidomulyo. Pelaksanaan atau pengerjaan Hias Kampung dimulai sejak tanggal 1-20 Oktober,” jelas Lily kepada Malang Posco Media.
Ia menjelaskan tema yang diangkat dalam Lomba Hias Kampung adalah Potensi dan Kearifan Lokal Desa Sidomulyo. Kriteria penilaian di antaranya kekompakan, estetik, fungsional, ramah anak, ekonomis, kreatifitas dan tematik.
Juri yang akan menilai di antaranya dari Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup dan media. Penilaian dilakukan secara berkala oleh juri mulai dari 1-25 Oktober. Pemenang Juara I akan mendapat hadiah Rp 3 juta, Juara II Rp 2 juta dan Juara III Rp 1,5 juta.
“Kami berharap masyarakat Desa Sidomulyo bisa berpartisipasi mengikuti kegiatan ini. Pasalnya melalui kegiatan ini bisa dimanfaatkan untuk mengeksplore potensi dan kearifan lokal yang ada di setiap RT,” bebernya.
Salah satu peserta Hias Kampung dari RT 2 RW 12 Dusun Sukorembug Desa Sidomulyo sangat mendukung penuh Lomba Hias Kampung. Sebab Lomba Hias Kampung memiliki tujuan positif.
“Lomba Hias Kampung ini benar-benar dimanfaatkan oleh warga RT 2. Karena selain mengangkat potensi warga, kegiatan yang cukup panjang ini memupuk rasa kebersamaan dan gotong royong,” tutur Ketua Hias Kampung RT 2 RW 12, Agus Dwi Afandi.
Lebih lanjut, ia menerangkan melalui Lomba Hias Kampung warga RT 2 tidak hanya sekadar membuat hiasan taman di spot-spot tertentu saja. Tetapi lebih dari itu, secara gotong royong warga membuat wahana permainan tradisional bagi anak-anak.
“Sesuai kriteria dan tema. Yakni ekonomis, gotong royong, kebersamaan, ramah anak dan fungsional. Kami ingin tidak hanya sekadar membuat taman. Kami ingin membuat taman bermain yang ramah bagi anak-anak dan permainan tradisional sesuai fungsinya,” bebernya.
Lebih dari itu, pilihan membuat taman bermain dan juga permainan tradisional bagi anak-anak dikarenakan saat ini mulai tergerus zaman. Apalagi anak-anak mulai beralih bermain gawai yang berakibat pada minimnya interaksi antaranak.
“Dengan adanya taman bermain yang dilengkapi permainan tradisional ini, kami ingin anak-anak bisa teredukasi, mengenal dan memainkan permainan tradisional. Sehingga anak-anak lebih sering berinteraksi antara satu dengan yang lain,” ungkapnya.
Permainan tradisional pun mampu menanamkan nilai-nilai karakter baik bagi anak. Di antaranya seperti kemampuan menyelesaikan masalah, pantang menyerah, mengatur strategi dan berkompetisi. “Serta untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, dorongan berprestasi, pengendalian diri dan ketelitian,” imbuhnya.
Beberapa permainan tradisional yang dibuat oleh warga di antaranya dam-daman, dakon, egrang, jungkat-jungkit, engklek, ayunan, bekel, lompat tali hingga jepretan. Menariknya lagi, permainan tradisional tersebut dibuat sendiri oleh warga menggunakan bahan kayu.
Biaya yang dikeluarkan sangat minim sekali. Tidak lebih dari Rp 500 ribu. Anggaran tersebut digunakan untuk membeli paku, ijuk dan kawat. Sedangkan konsumsi setiap harinya ditopang oleh masyarakat secara sukarela.
Bahan dasar lainnya seperti anyaman, bambu, batu-batuan ada yang diberikan warga dan mencari di sungai. Untuk tanaman hias tidak perlu ditanya karena di Desa Sidomulyo sangat melimpah.
“Tidak hanya itu melalui Lomba Hias Kampung ini setidaknya masyarakat umum bisa mengetahui bahwa di Desa Sidomulyo memiliki potensi SDM di bidang dekorasi yang sangat melimpah. Selain potensi bunga hias,” paparnya.
Untuk Kampung Hias tersebut, warga RT 2 menamakan Kampung Suko Lare. Artinya Suka Anak yang membuat anak-anak senang sekaligus melalui kegiatan Hias Kampung, jiwa gotong royong bisa diturunkan kepada anak-anak. (eri/van)