MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu membuat banyak pihak terpukul, sedih hingga mengalami trauma. Pelatih Arema FC Javier Roca pun tak bisa menutupi bila kejadian tersebut mengganggu. Hanya saja, tanggung jawab pada tim atau anak asuhnya membuat dia cepat beradaptasi dengan keadaan dan menunjukkan ketegaran di hadapan timnya.
“Kalau saya baik-baik saja. Saya bukan orang kuat, bukan orang yang pintar atau apa. Tapi, saya menilai ini, saya tidak punya waktu untuk bersedih, saya tidak punya waktu untuk trauma,” kata Roca ketika ditanya mengenai kondisi psikisnya.
Menurut dia, alasan kuat dia harus menghadapi atau melawan kondisi tekanan psikis ini adalah tanggung jawab. Roca mengakui memiliki tanggung jawab kepada pemain. Ia harus memberikan semangat pada anggota timnya
“Karena apa? Ya karena yang pertama saya harus bertanggung jawab atas pemain. Kalau saya yang kena, pasti susah untuk mengatur atau memberikan semangat kepada mereka,” terang dia.
Alhasil, menurut dia, saat ini Roca mencoba menjalani tugas seperti biasa. Perlahan mengembalikan tim dalam kondisi yang lebih baik pasca-Tragedi Kanjurujan.
“Jadi saya akan jalani tugas seperti biasa. Kalau ada latihan ya ke latihan, kalau tidak ada ya ke kantor. Jadi banyak hal yang harus saya kerjakan,” tambahnya.
Selain itu, pria asal Chile ini mengatasi trauma berusaha mengalihkan perhatian dengan kesibukan. Termasuk terus berkomunikasi dengan tim pelatih sejak beberapa waktu lalu ketika tim belum berkumpul, apalagi saat ini ketika sudah berkumpul dan perlahan menjalani latihan.
“Saya melakukan sejumlah pekerjaan bersama tim pelatih. Misalnya dengan menyusun ulang filosofi Arema, yakni khas Malangan. Itu kita atur dengan filosofi klub. Setelah itu metodologi latihan dari tim senior sampai junior. Jadi, mungkin akan kedengaran terlalu dingin. Tapi, kita harus tetap berjalan. Pelan-pelan, dengan sedih, dengan luka di hati ini, tapi kita harus tetap bisa bangkit,” pungkasnya. (ley/bua)
