MALANG POSCO MEDIA- Pengunduran diri Gilang Widya Pramana dari Presiden Klub Arema FC berpotensi merembet ke kekuatan manajerial tim. Manajer Tim Ali Rifki bisa saja menyusul sang Juragan 99.
Berbagai spekulasi mulai bermunculan. Salah satunya Ali Rifki yang segera menentukan sikap. Apalagi sempat ada undangan jumpa pers di Kandang Singa, Senin (31/10) hari ini. Namun, rencana tersebut batal karena sang narasumber harus menjalani flight yang dimajukan maskapai.
“Mohon maaf, agenda besok terpaksa ndak jadi dilangsungkan, karena penerbangan narasumber dimajukan,” ujar pemberitahuan tersebut.
Sebelumnya Ali Rifki mengonfirmasi isu mengenai keberadaannya di Arema FC. “Tunggu saja hari Senin (hari ini). Bisa saja kabar baik kan,” diplomatis Ali Rifki saat dikonfirmasi. Pernyataan itu mengundang berbagai tanda tanya dan analisa. Namun rencana jumpa pers batal hari ini.
Terkait bakal menyusul mundurnya Ali Rifki, juga didapatkan dari sumber di internal klub. Ali bahkan disebut-sebut sudah berpamitan di jajaran official klub, termasuk ke sejumlah pemain.
“Pemain sudah ada yang dipamiti. Begitu juga orang-orang kantor (Arema FC). Dia juga sudah menemui beberapa Aremania.Juga ke markas Aremania,” kata sumber tersebut.
Untuk diketahui, Ali Rifki merupakan tangan kanan Gilang Widya Pramana. Ia hadir di manajemen singo edan sebagai manajer tim karena diajak Gilang.
Sebelumnya Gilang telah mengakhiri kiprahnya di kepengurusan Arema FC, Sabtu (29/10) lalu. Ia memutuskan mundur sebagai Presiden Klub Arema FC karena merasa bertanggung jawab secara moral atas Tragedi Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 lalu. Tak hanya keluar dari Singo Edan, dia menyatakan istirahat dari sepak bola.
Alasan utama Gilang keluar dan rehat dari sepak bola karena merasa terpukul setelah tragedi kelam 1 Oktober lalu. Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 korban jiwa tersebut membuatnya merasakan trauma dan kesedihan mendalam.
“Saya memutuskan istirahat, rehat dari dunia sepak bola dan dengan situasi yang terjadi saat ini di Arema FC. Saya merasa Arema FC memerlukan sosok yang lebih baik yang dirasa mampu, dan bisa membawa Arema tim yang solid dan baik. Per hari ini, saya menyatakan mundur dari presiden Arema FC,” katanya Sabtu (29/10) lalu.
Ia mengatakan sudah pamit ke direksi dan manajemen. Dia pun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada istri yang sudah memberi izin dan support, juga kepada semuanya yang mendukung selama 1,5 tahun ini di Arema FC.
Meski tidak menyandang status presiden klub dan tak lagi di Arema FC, ia menegaskan siap tanggung jawab kepada korban Tragedi Kanjuruhan.
“Korban luka, saya siap untuk tanggung jawab, dan saya akan kembali menjadi Aremania sama seperti sebelum saya menjadi presiden. Saya akan selalu dukung Arema. Semoga Arema bisa sukses dan semakin baik,” jelasnya.
Pria asal Probolinggo ini memastikan, trauma menjadi alasan membuat keputusan besar tersebut. Menurutnya Tragedi Kanjuruhan benar-benar kejadian bukan hanya dia, namun hampir semua manajemen, pemain dan yang terlibat di tim semuanya mengalami trauma yang sangat luar biasa.
“Saya setiap malam selalu memikirkan sejak hari pertama, sampai saat ini juga susah tidur, tidur tidak nyenyak ada perasaan mengganjal yang saya rasakan,” katanya
“Tapi hidup terus berjalan, saya berusaha terus memberikan support dan semangat untuk bangkit. Dan karena rasa kesedihan dan trauma yang mendalam, rasa jatuh rasanya saya memutuskan untuk istirahat rehat dari dunia sepak bola,” sambung Gilang.
Menurutnya dengan situasi yang terjadi saat ini, dia merasa Arema FC memerlukan sosok yang lebih baik dan dirasa mampu membawa tim yang solid dan tim yang kuat. Perlu sosok membuat tim yang baik. “Maka saya menyatakan mundur dari presiden Arema FC. Saya sudah berpamitan ke manajemen dan saya mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya. Yang pertama kepada istri saya karena sudah memberikan izin, sudah memberikan support yang luar biasa. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pemilik klub, owner sekaligus direksi Bapak Iwan Budianto. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh menejemen, pemain, pelatih dan official, yang atas kerja samanya yang baik selama ini,” tambahnya.
Menurut Gilang menjadi bagian Arema FC adalah pengalaman luar biasa. Diakuinya semua Aremania dan Aremanita di seluruh Indonesia, dimanapun dia melangkah, bahkan di luar negeri, bertemu dengan pendukung Singo Edan.
“Mau saya di Eropa, Jepang, Malaysia, saya selalu bertemu Aremania. Luar biasa Aremania,” tutur dia.
Ia menegaskan bergabung di Arema FC karena sepak bola adalah passionnya. Hobi sejak kecil dan bisa tersalurkan ketika masuk ke jajaran direksi Arema FC.
“Saya di Arema ini karena jujur, sepak bola itu adalah passion, sepak bola itu adalah hobi untuk saya, untuk bisa menyalurkan. Saya benar-benar cinta dan tulus apa yang saya berikan untuk Arema, apa yang bisa saya berikan untuk warga Malang, selalu saya berikan, saya tidak pernah perhitungan karena itu bukti kecintaan saya pada Arema,” urainya.
Gilang lantas menyatakan bangga menjadi bagian Arema FC. Bangga pula dia menyebut dirinya Aremania.
“Saya bangga jadi bagian Aremania, saya bangga jadi bagian tim Arema FC. Saya bangga bisa membawa Arema berprestasi, di tahun pertama bisa membawa juara lagi di Piala Presiden 2022. Itu suatu kebahagiaan dan kebanggaaan yang tidak bisa ternilai,” ungkap Gilang.
Ia merasa presiden klub sebenarnya posisi kehormatan sebagai investor yang diberikan oleh owner dan direksi.
“Saya minta maaf jika saya banyak kekurangan dan kesalahan. Banyak kekhilafan, banyak pihak-pihak yang mungkin kecewa atas pengunduran diri saya. Saya sedih, saya mohon maaf sebesar-besarnya,” kata dia.
“Meskipun saya tidak berada lagi di Arema FC, tapi tanggung jawab moral tanggung jawab saya kepada para korban (Tragedi Kanjuruhan), baik korban luka, saya siap untuk bertanggung jawab dan saya akan kembali menjadi Aremania sama seperti sebelum saya sebagai presiden klub. Saya tetap jadi Aremania sejati. Saya tetap selalu mendukung Arema karena Arema tetap selalu ada di hati saya,” sambung Gilang.
Ia pun menampik, pengunduran diri bukan terkait dengan pemeriksaannya di Polda Jatim, 27 Oktober lalu. Ia menyatakan siap dan kooperatif bila harus dimintai keterangan.
“Pengunduran diri ini tidak ada pressure dari pihak manapun. itu murni karena tanggung jawab moral saya, itu murni karena saya sangat merasakan kesedihan, traumatis dan saya tanggung jawab untuk mundur,” tandas dia.
Mundurnya Gilang tentu menghentikan kiprahnya membuat sejumlah gebrakan di klub. Misalnya membuat skuad bertabur bintang dan bagi-bagi bonus kepada tim. Sebelum itu, dia juga sudah menghibahkan bus, menyediakan mess bagi tim, lalu menyiapkan training ground untuk Arema FC. Memang, target tersebut belum terwujud. Akan tetapi, ia memastikan training ground progres terus berjalan.
“Untuk sponsor yang tertempel di jersey, kita selesaikan dengan kontrak sampai akhir musim. Untuk pembangunan training ground tetap berjalan sesuai dengan rencana tidak ada perubahan,” kata dia.
Di sisi lain mundurnya Gilang Widya Pramana dari Arema FC telah diterima direksi klub. Belum ada sosok pengganti yang disiapkan dalam waktu dekat. Sebab direksi klub membutuhkan waktu untuk membicarakan figur yang tepat.
“Pengganti presiden klub akan diinformasikan lebih lanjut oleh direksi Arema FC,” tutur Gilang Widya Pramana.
Gilang mengakui saat ini hanya menyatakan mundur dari Arema FC, dari aktivitasnya di sepak bola. Mengenai sahamnya, belum dibicarakan dengan direksi.
“Saham itu adalah bentuk kecintaan saya terhadap Arema, dimana saya masuk sebagai investor dan menanamkan saham. Ke depan seperti apa, nanti dibicarakan ulang. Yang pasti saham itu sebagai bentuk kecintaan saya ke tim Arema,” tambahnya.
Sementara itu komisaris Tatang Dwi Arifianto angkat bicara. Ia kini menjadi sosok yang mulai muncul di Arema FC. Tatang menyampaikan terima kasih atas dedikasi Gilang selama ini. Mewakili manajemen, Tatang menyebut dedikasi yang luar biasa Gilang kepada Arema FC.
Ia mengharapkan Gilang terus berkontribusi melalui saran dan masukan untuk kemajuan Arema FC. “Banyak perubahan yang dilakukan Gilang terhadap performa klub Singo Edan di berbagai bidang,” katanya.
Tentang langkah manajemen selanjutnya, Tatang menyampaikan butuh waktu dan diskusi di jajaran direksi Arema FC. Kini Arema FC masih fokus pada penyelesaian Tragedi Kanjuruhan dan bersiap mendukung percepatan KLB.
“Ke depan Arema FC akan kita minta untuk terus melakukan distribusi bantuan dan santunan untuk para korban musibah Kanjuruhan. Terkait struktural di manajemen pasca mundurnya presiden klub kemungkinan masih butuh waktu panjang untuk membahasnya,” kata dia. (ley/van)