.
Friday, November 22, 2024

Pena de Portugal

Halloween Break Awali Musim Dingin

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Daylight Saving Time telah berakhir Minggu (30/10) kemarin. Segera tiba musim dingin. Daun-daun mulai berubah warna oranye dan gugur satu demi satu. Di jalanan tampak sampah daun berserakan. Namun belum sepenuhnya daun berganti warna dari hijau ke kuning atau oranye.

============

Senin 31 Oktober, saat jam menunjukkan pukul 02.00 WEST (Western European Summer Time) harus dimundurkan menjadi pukul 01.00 WET (Western European Time). Artinya waktu tidur terasa lebih lama satu jam. Jam dinding harus diubah manual, sedangkan jam di handphone otomatis berubah. Dari yang awalnya selisih enam jam lebih lambat dari Waktu Indonesia Barat (WIB). Sekarang lebih lambat tujuh jam. Kalau video call dengan keluarga di Indonesia waktunya lebih terbatas lagi. Di Indonesia sudah waktunya istirahat malam, di Portugal masih jam produktif beraktivitas.

Oktober bulan yang spesial. Ada pergantian waktu di Eropa, ada liburan sekolah, dan tentunya ulang tahun saya dan Zirco. Hehehe. Flash back setahun yang lalu saat masih tinggal di Lausanne – Swiss, kami menyempatkan liburan ke Zurich dan Bern saat Autumn Break (liburan musim gugur). Cerita selengkapnya tersedia di buku pertama saya, ‘Salam dari Swiss – Menjelajah Negeri Impian Sambil Bekerja’. Sekarang di Portugal tidak ada liburan musim gugur. Namun ada libur seminggu Halloween Break (liburan Halloween) selama sepekan. Sejak Senin (31/10) hari ini hingga satu  minggu ke depan.

Mungkin di Portugal musim gugurnya tidak begitu terasa betul. Suhu udara masih 20-an derajat celcius. Bahkan kadangkala masih hangat. Sinar matahari masih bersinar cerah. Kadang gerimis, hujan lebat, mendung, hingga berkabut. Daun-daun pun juga tidak rontok secara keseluruhan. Sedangkan di Swiss semua pohon otomatis langsung gundul, indahnya daun berwarna oranye menghiasi jalan, temperatur sudah mencapai belasan hingga dibawah 10 derajat celcius. Sudah harus memakai jaket tebal dan baju berlapis.

Meskipun bisa dibilang cuaca Portugal lebih hangat, tetap tubuh harus bersiap untuk adaptasi dengan perbedaan cuaca. Flu, batuk, pilek pun kudu siap dihadapi. Makanan superfood penuh gizi hingga suplemen yang mengandung vitamin dan antioksidan siap untuk menutrisi tubuh. Baik untuk dewasa dan anak-anak. Karena justru anak-anak yang rentan dengan cepatnya penularan virus. Mereka berinteraksi dengan teman sebaya di sekolah. Bisa diprediksi bahwa pilek bergiliran akan tiba pada waktunya. Bismillah sehat-sehat semua dan diberikan perlindungan oleh Allah.

Sekolah telah memberikan imbauan agar  anak-anak yang sedang flu diberikan izin  tidak masuk sekolah. Orang tua tinggal mengirimkan email ke sekolah untuk meminta izin. Pemberitahuan ini tidak wajib menggunakan surat dokter. Kecuali keadaan yang serius wajib menyertakan surat dari dokter. Di ruangan kelas Zirco tidak tersedia heater (penghangat ruangan). Umumnya bangunan di Portugal juga tidak mandatory ada heater. Seperti di apartemen yang kami tempati. Hanya ada satu heater di kamar anak dan satu perapian di ruang tamu. Berbeda dengan di Swiss di mana seluruh konstruksi bangunan telah dilengkapi penghangat. Lantai juga sudah ada sistem heater. Seluruh ruangan tanpa terkecuali ada heater dinding yang bisa di set suhunya. Sehingga untuk jaga-jaga Zirco tidak kedinginan di sekolah sudah memakai baju tiga lapis. Pertama kaos polo shirt, ditambah  sweater, terakhir ada jaket. Semua wajib mengenakan atribut seragam sekolah. Sama sekali tidak diperkenankan menggunakan jaket pribadi tanpa ada logo sekolah.

Ulang tahun saya dan Zirco kali ini seperti biasa dirayakan sederhana di rumah. Dengan masakan khas Indonesia yaitu nasi goreng, rendang, nasi kuning  dan mie goreng. Ada request khusus dari Zirco  minta masak steak sendiri di rumah. Tidak mau beli di pujasera mall. Kue ulang tahun barengan dengan mami. Dia ingin undang satu temannya ke rumah namun nanti saat liburan sekolah saja.

Ternyata di sekolah sekarang, guru kelas tidak memiliki kalender ulang tahun anak sekelas. Sebenarnya di Indonesia pun juga bukan hal yang normal. Namun kami tercengang saat Zirco menempuh sekolah di Lausanne – Swiss. Guru kelas membuat kalender satu tahun khusus untuk ulang tahun murid satu kelas. Tujuannya siswa saling tahu kapan temannya berulang tahun. Bukan untuk wajib memberikan kado ke teman atau si ulang tahun membuat pesta. Menurut kami lebih ke memberikan perhatian ke teman sebaya. Anak kecil akan senang sekali saat mendengar nyanyian selamat ulang tahun, tiup lilin, dan potong kue. Terpantau sejak umur tiga tahun, anak sudah paham apa arti ulang tahun.

Satu tahun yang lalu, Zirco dengan bangganya membawa poster berukuran besar sekitar A3 dibawa  pulang ke rumah. Seluruh teman sekelas menempelkan gambar tupai kecil. Sedangkan Zirco membuat pohon sangat besar. Guru kelas memimpin menyanyikan lagu selamat ulang tahun dalam Bahasa Perancis. Teman-teman satu kelas mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-5 Zirco. Kegiatan ini tanpa adanya permintaan dari orang tua. Saya yang mendengar keseluruhan cerita dari Zirco merasa terharu dengan kepedulian sekolah. Kecil namun bermakna dan melekat menjadi kenangan si anak.

Sedangkan ulang tahun yang ke-6 tidak ada hal yang serupa. Zirco bercerita hanya ada satu teman yang mengucapkan selamat ulang tahun. Sepertinya ini teman dekatnya. Malak namanya. Untungnya tidak ada rasa kecewa buat Zirco. Namun dia ingat betul bagaimana rasanya pengalaman tahun lalu dengan sekarang. Sepertinya pihak sekolah hanya memberikan ucapan selamat ulang tahun bagi anak yang merayakan di sekolah.

Tersedia paket acara ulang tahun di sekolah. Per anak dikenakan biaya 18 Euro. 1 Euro : Rp 15.600. Misal kalau saya ingin buat pesta ulang tahun Zirco di sekolah, maka perlu membayar 18 Euro dikalikan 15 anak. Total perlu merogoh kocek 270 Euro atau sekitar 4 jutaan rupiah. Kalau di Indonesia sudah dapat paket pesta dimana moms?? Hehe

Sebelum liburan sekolah dimulai, agenda sekolah terakhir ditutup dengan Pesta Halloween. Anak-anak diimbau memakai kostum Halloween. Karena Zirco belum punya kostum yang proper akhirnya beli di supermarket, jubah berwarna hitam seharga 20 Euro. Awalnya dia hanya ingin memakai selimut untuk jadi hantu. Tapi setelah melihat-lihat kondisi ternyata banyak sekali aneka kostum Halloween. Ya sudahlah beli saja untuk seru-seruan. Disimpan untuk tahun depan sekalian. Murid-murid tidak ada pelajaran kelas, hanya menonton film, makan coklat dan biskuit. Bermain berlari-larian di playground. Sekolah cukup setengah hari. Yang biasanya pulang jam empat sore, jadi pulang jam satu siang.

Cuaca mulai mendung, hujan dan dingin baik di Portugal dan Indonesia. Tetap jaga kesehatan dan keselamatan kawan pembaca semua. (opp/van)
 

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img