.
Thursday, December 12, 2024

Samudra Hartanto, Desainer Kelas Dunia Asal Malang

Jejak Karya di Louis Vuitton hingga Hermes

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media-Jangan pernah sepelekan hobi ataupun kesenangan masa kecil. Jika ditekuni terus bisa mengubah hidup. Itulah yang dialami Samudra Hartanto. Pria asal Kelurahan Sukoharjo Klojen Kota Malang ini

terkenal di jagat fashion kelas dunia. Ia kini tinggal di Le Marais, Paris.

Samudra, sapaan akrab Samudra Hartanto merupakan salah seorang desainer yang bekerja untuk sejumlah  brand fashion kelas dunia. Seperti Louis Vuitton hingga Hermes

Keberhasilan Samudra diawali kegemaran terhadap dunia fashion sejak kecil. Pria 50 tahun ini mengaku saat masih duduk di bangku SD tidak banyak melakukan aktivitas seperti anak-anak pada umumnya. Samudra justru tertarik membaca majalah-majalah mode atau fashion.

“Iya jadi dulu suka baca majalah seperti Majalah Dewi, Femina dan Mode. Punya ibu. Lama-lama jadi koleksi. Lalu mulai cari majalah luar negeri, seperti Harper’s Bazaar. Dulu setelah baca majalah baru kerjakan PR,” kenang Samudra saat dihubungi Malang Posco Media via media sosial.

Seiring waktu, ketertarikannya terhadap dunia fashion tidaklah berkurang.  Ketika masuk SMP hingga SMA, hobi membaca dan mengoleksi majalah mode dan fashion semakin tinggi.

Ia lalu mulai mencoba menggambar desain baju yang disukainya. Ini kemudian makin memotivasinya  belajar secara lebih profesional.

“Setelah SMA, waktu itu tahun 90-an saya sudah bertekad mau lanjutin studi. Lanjut studi untuk bisa jadi desainer. Akhirnya bisa studi desain ke Sydney,” terang Samudra. 

Seperjalanan waktu, keinginannya menimba ilmu fashion semakin besar. Dan keinginannya ini membawanya melanjutkan jenjang studi spesialis fashion di London, Inggris. Tepatnya di Royal College of Arts sekitar tahun 1997.

Samudra berhasil menempuh studi selama empat tahun. Di sanalah dia mendalami ilmu fashion terkini dan berkembang lebih baik.

Ia belajar banyak hal. Terlebih soal apa saja yang berkembang di Eropa. Pengalaman tidak terlupakan saat itu bisa secara langsung ke European Fashion London.

“Saya akhirnya bisa melihat secara langsung ke European Fashion di London, dulu cuma baca di majalah saja,” katanya.

Pria bergelar Master of Arts dari Royal College of Art London ini juga berkesempatan magang di Norman Hartnell Couturier, desainer yang biasa membuat busana untuk mendiang Ratu Elizabeth, saat menjalani studinya.

Setelah mendapat gelar studi fashionnya itu, Samudra melamar ke sejumlah rumah mode di Paris. Akan tetapi pucuk dicinta ulam pun tiba. Ia merasa sangat beruntung karena dihubungi oleh salah satu brand fashion ternama dunia Louis Vuitton.

“Ya padahal tidak melamar ke sana. Justru saya dihubungi,” ceritanya. Ia pun dengan senang hati menerima tawaran tersebut. Saat itu ia bergabung dengan tim desainer Marc Jacobs dan menjadi anggota termuda dalam tim. Saat itu Samudra berusia 26 tahun.

Selama enam tahun lamanya Samudra bergabung dan bekerja di dunia fashion bersama Marc Jacobs. Akan tetapi hatinya ingin melompat dan memiliki pengalaman baru. Akhirnya ia mencoba berkarir di brand ternama lainnya.

Tidak tanggung-tanggung, ia berhasil mendapatkan tempat bekerja di brand yang tak kalah ternama. Yakni Hermes. Di sana, Samdura langsung bekerja untuk Gaultier dan terlibat dalam semua koleksi Hérmés by Gaultier.

“Saat itu terlibat dalam show pertamanya hingga show Oktober 2010 untuk koleksi spring/summer 2011,” jelasnya.

Kurang lebih tujuh tahun lamanya Samudra bekerja di Brand Hermes. Hingga pada tahun 2020 ia memilih  jalannya sendiri.

Samudra memilih menjadi freelance dan fashion consultant. Bahkan dari pilihannya itu mampu mengeluarkan hasil karyanya sendiri. Misalnya saja pada 24 Juni 2022 lalu saat event Java in Paris. Dia menampilkan sejumlah karyanya seperti blouse, rok, dan dress batik yang mengusung konsep batik.

“Konsepnya menyulap batik dengan motif yang kental nilai warisan budaya menjadi pakaian yang dapat dinikmati. Banyak dari mereka itu suka dengan budaya kita (Indonesia), justru ini bisa jadi kebanggan kita karena busana tradisional diapresiasi orang Eropa,” papar Samudra.

Untuk kedepannya ia masih ingin terus belajar. Dia berencana meneruskan kembali studinya sebagai Master of Fashion di London dalam waktu dekat. Agar bisa bisa menemukan bakat fashionnya lebih baik lagi. (sisca angelina/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img