MALANG POSCO MEDIA- Bekerja sebagai jurnalis di Malang Posco Media selalu memberi pengalaman baru. Ini menjadi bekal berkarya, menambah kapasitas diri. Saya Moch Rexy Qolbi Anura mengalami pengalaman menarik tersebut.
Sehari-harinya saya meliput kasus kriminal dan berbagai masalah hukum. Kadang back up pos lain. Misalnya berita-berita kota, olah raga termasuk Arema hingga pendidikan.
Kini saya diberi tantangan baru. Yakni mewakili Malang Posco Media dalam kegiatan capacity building yang diadakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang.
Agenda ini berlangsung selama dua hari, sejak Kamis (3/11) hingga Jumat (4/11) kemarin. Tempatnya di Semarang. Semua orang bisa jadi familiar dengan Semarang.
Namun sekarang berkunjung ke Kota Lumpia ini, saya merasa berbeda. Apalagi datang sebagai jurnalis. Ketika menikmati suasana Kota Semarang, maka sambil bersiaga dengan kamera.
Berawal di hari pertama Kamis (3/11) sore, rombongan kami tiba di Semarang. Bersama tim KPwBI Malang beristirahat di Hotel Tentrem.
Ilmu baru pun segera saya dapat. Yakni mendapat pemaparan materi dari Kepala KPwBI Malang Samsun Hadi. “Luar biasa! benar-benar membuat saya berpikir cukup keras,” batin saya ketika mendengar pemaparan dari Kepala KPwBI Malang itu.
Banyak pengetahuan dan istilah di dunia ekonomi yang harus saya pelajari lagi. Apalagi ini adalah kali pertama saya mendengar langsung bagaimana seorang Samsun Hadi memberikan pemaparan secara langsung.
Usai pemberian materi, kami kembali beristirahat. Tentu saja untuk mengisi ulang tenaga, yang sudah habis terkuras. Hari seru dan padat kembali kami jalani Jumat (4/11) kemarin.
Dalam agenda kali ini, mungkin banyak napak tilas dan bersambang ke bangunan ikonik di kota tersebut. Namun banyak sisi kota yang bisa terjepret dari kacamata saya. Ini sangat menarik.
Seperti kunjungan ke Klenteng Sam Poo Kong, di Jalan Simongan Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang. Sangat kental dengan budaya Tiongkok, yang ikut dibawa oleh sosok penjelajah Tiongkok muslim yakni Laksamana Cheng Ho.
“Kawasan ini sangat asri dan terjaga, banyak orang yang menggantungkan nafkah dari kunjungan wisatawan. Namun, bukan untuk meminta tetapi menawarkan jasa. Mulai dari sewa kostum, kuliner, hingga jasa potret foto bebas. Itu semua dikelola secara swadaya oleh masyarakat, bersama dengan pengelola kuil,” pikir saya dalam benak.
Kami lalu melanjutkan perjalanan menuju Masjid Agung Jawa Tengah. Nuansa tradisional masjid masih sangat kental. Selain itu di sisi tenggara masjid berdiri tegak, Menara Al-Husna.
Dalam menara tersebut, kami disuguhkan pemandangan hamparan Kota Semarang dari lantai 19 menara. Uniknya di lantai dua dan tiga menara tersebut, tersimpan berbagai benda bersejarah terkait perkembangan penyebaran Agama Islam di Kota Semarang.
Usai berkunjung di masjid penuh sejarah yang sekaligus melaksanakan Salat Jumat, kami melanjutkan perjalanan. Tibalah kami di area ikonik Kota Semarang, yakni Kota Lama.
“Sepertinya Kota Malang juga punya, tapi sepertinya sedikit berbeda. Tapi saya rasa ini sangat keren dan menarik,” gumam saya.
Area heritage dengan berbagai bangunan kuno dan jalanan dari batu andesit, menambah nuansa sejarah area tersebut. Selain bangunan yang bernuansa kuno, masyarakat juga saling menjaga.
Mulai dari kebersihan jalanan, hingga area yang menyimpan cerita sejarah juga terbuka bagi wisatawan. Seperti halnya sebuah brankas yang konon dimiliki oleh pengusaha terkaya di Asia Tenggara di zaman kolonial. Namanya Oei Tiong Ham.
Brankas miliknya hingga saat ini masih terawat. Uniknya brankas tersebut saat ini berada di sebuah bangunan restoran. Yakni Pringsewu Restaurant.
Bagi wisatawan yang ingin melihat langsung brankas tersebut, pemilik restoran sangat terbuka. Meskipun harus melewati dan masuk ke dalam area resto, hal itu diperbolehkan karena benda tersebut merupakan benda bersejarah.
Usai puas berkeliling di Kota Lama, kami menutup hari dengan makan malam dan istirahat. Sebuah perjalanan perdana yang cukup berkesan dan sangat menarik.
“Terima kasih saya ucapkan kepada Malang Posco Media, yang sudah memberikan kesempatan kepada saya. Terima kasih juga kepada Jajaran KPwBI Malang, khususnya Pak Samsun Hadi. Semoga pada kesempatan selanjutnya, tugas perdana ke luar kota ini bisa menjadi bekal berharga saya sebagai seorang jurnalis,” saya tutup dengan berjuta syukur. (rex/van)