MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Penanganan dampak bencana di sejumlah wilayah Kabupaten Malang dinilai belum maksimal. Melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA), Pemkab Malang meminta agar Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) segera bertindak. Hal ini demi melakukan upaya pencegahan dampak bencana meluas, dan tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Untuk itu, DPUSDA Kabupaten Malang bersurat ke BBWS, surat juga dilakukan tembusan ke Gubernur Jawa Timur (Jatim) hingga ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Jadi kita tembusi ke Gubernur, kita tembusi ke Pak Menteri juga, Dirjen PU SDA. Dengan harapan ada penekanan dari Kemen PUPR kepada BBWS untuk disegerakan,” ujar Kepala Dinas PU SDA Kabupaten Malang, Khairul Isnaidi Kusuma.
Dikatakan, isi permintaan tersebut berupa sejumlah item bantuan. Di antaranya sebanyak 3.000 bronjong, 2.000 sandbag dan bantuan alat berat. Menurutnya, permintaan bantuan tersebut karena memang sebagian aliran sungai di Kabupaten Malang berada di kewenangan BBWS Brantas.
“Itu kewenangan BBWS. Tapi kita juga support. Supportnya bronjong juga sama sandbag. Jadi tidak seluruhnya dari BBWS, ada yang kita sinergikan disitu,” jelas pria yang akrab disapa Oong ini.
Pihaknya mencatat, ada cukup banyak titik yang nantinya akan dipasang bronjong tersebut. Satu bronjong yang diajukan tersebut berukuran 2x1x0,5 meter. “Satu bronjong itu dimensinya 2x1x0,5 meter. Berarti ada sekitar 6.000 m² luasnya. Titiknya banyak, makanya berdasarkan perhitungan kemarin, kita minta tiga ribu bronjong,” kata Oong.
Informasi terakhir yang ia terima, permintaan bantuan tersebut sudah 90 persen lebih diterima. Sehingga ia berharap dalam bulan ini, item-item bantuan tersebut bisa segera dikirim. Agar bisa segera dipasang di titik-titik terdampak dan memang terpetakan punya kerawanan.
“Informasi terakhir, secara lisan sudah 99 persen permintaan bantuannya diacc. Semoga dalam bulan ini akan segera dikirim. Tapi bronjong itu nanti pemasangannya juga sama masyarakat. Karena kami juga tidak punya tenaga,” terang Oong.
Selain pemasangannya akan dilakukan secara gotong royong, pihaknya juga akan menggunakan sumber daya di daerah sekitar yang bisa digunakan. Sumber daya atau material untuk bronjong atau yang akan digunakan untuk sandbag. “Kalau ada batu di desa yang bisa dipakai, ya kita pakai batu dari desa. Jadi namanya bencana, kita gotong royong mengerjakannya,” tegasnya.(tyo/nug)