MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Hari Pahlawan menjadi momentum Gerakan Pramuka Kwarcab Kota Malang untuk mengenang dan meneladani perjuangan pahlawan Hamid Rusdi. Selama dua hari, Sabtu-Minggu (12-13/11) kemarin, menggelar Jambore Pramuka Patriot NKRI di Wonokoyo yang ditutup Wawali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Minggu (13/11) kemarin.
Acara dibuka longmarch seluruh peserta dari Balai Kota Malang, Sabtu (12/11) kemarin, menuju Monumen Hamid Rusdi di Wonokoyo Kecamatan Kedungkandang. Sebanyak 535 Pramuka setingkat SMP dan SMA hingga perguruan tinggi mengikuti Jambore Pramuka Patriot NKRI ini. Dalam kesempatan itu, Bung Edi sapaan akrab Wawali Sofyan Edi Jarwoko mengaku sangat bersyukur atas pelaksanaan Jambore yang mengangkat sejarah Hamid Rusdi yang merupakan pahlawan dari Malang.
“Kegiatan seperti ini mampu memberikan informasi dan pembelajaran yang sangat berharga. Bagaimana napak tilas perjuangan pahlawan kita, khususnya Mayor Hamid Rusdi sehingga para peserta ini makin mengetahui bahwa perjalanan bangsa diraih dengan segala pengorbanan jiwa raga,” ujar Bung Edi di Monumen Hamid Rusdi.
Menurutnya, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar nilai nilai kejuangan dari pahlawan ini bisa terus lestari. Setelah mengetahui sejarahnya, selanjutnya bagaimana memahami arti dan makna untuk pengorbanan dan perjuangan.
“Kita harus bisa mewarisi nilai-nilai kejuangan dari pahlawan untuk selanjutnya diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Ketua Kwarcab Pramuka Kota Malang Heri Sunarko menambahkan, jambore kali ini merupakan bagian dari Peringatan Hari Pahlawan yang mengadopsi kegiatan rutin sebelumnya yakni Apel Obor Patriot Pramuka namun dengan konsep yang berbeda. Konsep jambore di salah satu monumen pahlawan ini dipilih karena ditengarai masih banyak masyarakat belum mengetahui sosok dan sejarah pahlawan Hamid Rusdi
“(Mayor Hamid Rusdi) berdasarkan survey dari Pramuka Kota Malang banyak yang tidak mengenal. Akhirnya saya membuat inisiatif harus saya kenalkan pahlawan ini pada masyarakat sekarang melalui generasi mudanya,” jelas Heri.
Sebelumnya, pada hari pertama jambore, para peserta melakukan longmarch secara berjalan kaki dari Balai Kota Malang menuju Monumen Hamid Rusdi Wonokoyo. Tidak kurang dari 10 kilometer jarak yang harus ditempuh oleh ratusan peserta itu. Setibanya di lokasi, puluhan bendera merah putih ditancapkan mengitari monumen itu sembari memanjatkan doa dan penghormatan.
“Setelah semua berkumpul, diadakan pembacaan Yasin, tahlil dan doa di Masjid Darus Sholihin, regu lain yang tidak mengikuti itu mengikuti lomba literasi dan poster. Yang ada di masjid, setelah Yasin tahlil dan doa dilanjut salat ashar berjamaah kemudian ada bedah sejarah Mayor Hamid Rusdi dari Rindam V Brawijaya oleh Mayor Amirullah,” beber Heri.
Juga diadakan pengumpulan dana spontanitas untuk pembangunan masjid. Setidaknya terkumpul Rp 700 ribu dan langsung diserahkan pada takmir masjid setempat. Jambore hari pertama ditutup dengan pentas seni dan pesta kembang api.
“Alhamdulilah ini memberikan dampak yang positif, lalu masyarakat juga sangat menerima kegiatan ini dan adik-adik tercerahkan paham betul siapa mayor Hamid Rusdi. Kita sudah lakukan review, Alhamdulillah adik-adik kemudian mengenal siapa Mayor Hamid Rusdi dan bagaimana kisah beliau,” sebut Kak Heri, sapaan akrabnya. (ian/aim)