.
Sunday, December 15, 2024

Suporter Soroti Perubahan Sistem PSSI

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Perubahan sistem di organisasi PSSI lebih diutamakan ketimbang siapa sosok yang akan menggantikan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Hal ini ditekankan Ketua Umum (Ketum) The Jakmania, Diky Soemarno ketika angkat bicara soal sosok yang tepat menggantikan Iwan Bule.  Bagi Dicky, siapa pun calon Ketum PSSI, jika sistem dalam organisasi tidak diperbaiki maka tak akan ada yang berubah di sepak bola Indonesia.

“Mau siapa pun orangnya (yang memimpin PSSI), kalau sistemnya enggak bener, ya akan gini-gini saja,” ujar Diky Soemarno ketika menjawab pertanyaan mengenai siapa sosok yang tepat menjadi Ketum PSSI dalam pemaparan Hasil Survei Indikator Politik Indonesia ‘Tragedi Kanjuruhan dan Reformasi PSSI’, Minggu (13/11) kemarin.

Diky yang mewakili kelompok supporter memiliki alasan kuat mengapa lebih menekankan agar ada perubahan sistem dalam PSSI ketimbang berdebat mengenai sosok yang pantas memimpin federasi.  Sistem yang baguslah yang bisa membuat organisasi bisa berjalan lebih baik.

Diky menyoroti PSSI sebagai organisasi yang berjalan melalui sistem. Menurutnya, sistem itu yang harus diperbaiki. Lantas ia memberikan contoh mengenai orang yang ditunjuk PSSI sebagai kepala verifikasi stadion peserta liga. 

“Kalau pencalonan, saya siapa aja enggak masalah selama sistemnya dibenerin. Karena dari zaman Nurdin Halid sampai sekarang gak berubah-ubah. Jadi masalahnya itu di orang atau sebetulnya di sistem? Mau kepalanya siapa, ketuanya siapa, enggak akan ngaruh selama bawahannya sama,” terang dia.

Menurut dia, nantinya kunci perubahan ada di voters yang terdiri dari asosiasi provinsi (Asprov), klub, dan asosiasi. Mereka bukan hanya harus memilih Ketum yang tepat, tapi jajaran Exco.

“Kalau Ketua Umum satu orang tapi di bawahnya juga gak bisa kerja percuma, orang-orang di PT Liga Indonesia Baru (LIB) gak bisa kerja ya percuma, orang-orang di federasinya gak bisa kerja ya percuma. Jadi yang bisa kami lakukan untuk mendorong ke klub bahwa klub harus punya sikap untuk memperbaiki sepak bola. Sistemnya seperti apa, minimal mulai dari klub, komunikasi dengan suporter, cara penanganan di setiap pertandingan seperti apa,” tambah Diky.

Sementara itu, Tobias Ginanjar dari Viking Frontline mengatakan, Ketum PSSI berikutnya harus tahu sepak bola Indonesia akan dibawa ke mana dan bisa menjawab berbagai tantangan yang akan dihadapi. Termasuk melakukan berbagai terobosan demi sepak bola Indonesia yang lebih baik.

“Nah ketika kita sudah bersepakat akan hal itu, tentunya nanti mungkin baru akan muncul nama-namanya seperti apa. Kalau untuk menekan (klub) saya rasa agak berat juga ya, karena pemegang hak suara itu bukan hanya klub. Ada Asprov-asprov dan asosiasi,” sebut Tobias. (ley/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img