MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kota Malang akhirnya harus rela finish di peringkat ketiga dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) XIII 2022. Kota Malang kalah perolehan medali dari dua kota lain yakni Surabaya dan Sidoarjo. Kota Malang mengoleksi sebanyak 19 emas, 16 perak dan 32 perunggu.
Total skor Kota Malang adalah 140 poin, kalah jauh dari Kota Sidoarjo yang mampu meraih 241 poin dan Kota Surabaya yang mampu mencapai 294 poin. Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Malang (Disporapar) Kota Malang Baihaqi mengatakan hasil akhir itu sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya setelah melihat dan menimbang situasi serta kondisi yang terjadi.
“Saya menyampaikan selamat pada seluruh atlet kontingen karena berhasil di peringkat 3. Yang memang meskipun secara tidak tertulis, itu memang kita dari kesiapan yang mepet, kita memprediksi sampai ketiga. Karena dari kesiapan kita berat melawan Surabaya. Kesiapan kita ini sudah menjadi prediksi dan yang terbaik yang bisa kita raih,” ungkap Baihaqi kepada Malang Posco Media, Minggu (13/11) kemarin.
Meski peringkat itu sudah diprediksi sebelumnya, namun Baihaqi mengaku masih banyak cabor yang bisa dimaksimalkan potensinya. Namun karena ada satu dua hal teknis, memang terpaksa hanya meraih capaian tersebut.
“Karena dari beberapa cabor, itu sebetulnya masih bisa baik lagi. Saya sendiri melihat langsung dan itu memang masih bisa ditingkatkan lagi. Sehingga nanti perlu latihan lebih baik, kita lakukan kejuaraan kejuaraan dan sebagainya,” tambah Baihaqi.
Beberapa dari cabor yang mempunyai potensi sangat besar diantaranya cabor sepatu roda, sepeda balap, panjat tebing, atletik hingga karate. Potensi para atlet dan kondisinya sangat memiliki potensi besar.
“Terlepas dari itu bahwa dalam waktu dekat akan tetap kita lakukan monev (monitoring dan evaluasi) karena saya punya optimistis bahwa masih bisa ditingkatkan untuk Popda ini. Saya punya keyakinan cabor-cabor itu yang dipertandingkan bisa ditingkatkan karena Malang ini gudangnya atlet,” tegas Baihaqi.
Selain monev, Baihaqi mengungkapkan pihaknya juga bakal memperkuat kolaborasi dan kemitraan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang untuk penjaringan atlet. Perlu kerjasama yang saling menguatkan sehingga dari sejak latihan hingga pertandingan yang sesungguhnya bisa mempersembahkan yang terbaik..
“Saya harap atlet yang punya potensi untuk bersaing supaya jaga diri, jaga kesehatan, mengasah kemampuan dan rutin mengikuti kejuaraan sehingga bisa mengukur kemampuannya. Kalau tidak latihan bisa ketinggalan. Kata kuncinya, terus berlatih, tidak berpuas diri dan terus mengasah kemampuan,” tutur Baihaqi.
Sugeng Tri Hartono Binpres Pengcab ISSI Kota Malang mengatakan, dari cabor sepeda balap sendiri sudah sesuai dengan target yang dipasang sebelumnya. Meski tentu saja masih banyak potensi yang sebenarnya bisa lebih dimaksimalkan namun kondisi saat itu belum menguntungkan.
“Karena ada beberapa atlet Malang yang juara Porprov lalu tidak mungkin ikut Popda. Lalu ada sebagian atlet masuk puslatda. Nah dengan format 10 atlet putra dan 3 putri, separuh lebih itu puslatda. Jadi rangking 3 ini sudah bisa diprediksi. Lawan yang berat ini dan ini, saingan terberat ini,” jelas Tono.
Dari cabor sepeda balap sendiri mempersembahkan dua emas dan dua perunggu. Masing masing emas berasal dari kategori ITT (Individual Time Trial) yang diperoleh Baharudin Al Misbah siswa SMA Ibnu Sina dan dari kategori BMX yang dipersembahkan oleh Ararya Ayodya Aptanta siswa SLB B YPTB.
Sedangkan perunggu diperoleh Gusti Cipta Asmara siswa SMKN 3 Malang yang menang posisi ketiga di kategori BMX. Lalu juga ada dari putri, yakni Balqis Humairoh Putri siswi SMPN 21 Malang yang menjadi tercepat ketiga di kategori ITT Putri. (ian/aim)