MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Jalan Jombang Kota Malang merupakan salah satu kampung yang turut berpartisipasi dalam kegiatan program Kampung Bersinar. Dari kegiatan tersebut, taman vertikal merupakan salah satu konsep yang digagas oleh kampung Jalan Jombang. Hanya saja selama ini warga tidak memiliki waktu yang cukup untuk merawat taman vertikal setiap hari. Dan biasanya, penyiraman tanaman dilakukan manual.
Kendala ini menjadi perhatian tim Dosen Universitas Negeri Malang (UM). Melalui program pengabdian kepada masyarakat, tim dosen membantu warga Jalan Jombang untuk lebih efisien dalam merawat tanamannya serta mengenalkan energi terbarukan dari panel surya.
Ketua Tim Pengabdian, Dr. Eng. Mokh. Sholihul Hadi mengatakan taman vertikal merupakan sebuah cara penyusunan tanaman dengan susunan bertambah keatas (secara vertikal). Cara ini cocok untuk dipakai di perkotaan yang tidak banyak mempunyai lahan. Selain dapat meningkatkan kualitas udara, taman vertikal ini juga dapat memperindah lingkungan.
Dalam program pengabdian ini, timnya menawarkan kepada warga sebuah alih teknologi sistem kontrol dan pantau. Sistem ini mampu menyiram dan melihat kondisi media tanam dari jarak jauh.
Sistem dilengkapi dengan sensor kelembaban tanah yang mampu menghitung kelembaban pada media tanam. “Untuk sistem penyiraman tanaman digunakan motor / valve DC sehingga mampu mengeluarkan air sesuai dengan durasi siram yang telah ditentukan,” katanya.
Selain itu terdapat sistem energi terbarukan berupa panel surya, baterai dan Solar Charge Converter sebagai suplai daya utama. Fungsinya untuk menyalakan alat pada taman vertikal serta lampu taman vertikal untuk membantu penerangan jalan.
“Sedangkan, sistem komunikasi data yang digunakan berupa lora dan gateway supaya dapat dikontrol dan dipantau jarak jauh melalui aplikasi android,” terang Sholihul.
Dosen Fakultas Teknik ini menerangkan, pada blok sistem penyiraman terdapat beberapa komponen yang saling terhubung dengan mikrokontroler, yaitu mosfet dan indikator led sebagai komponen keluaran dari sistem penyiram tanaman. Kemudian juga terdapat sensor kelembaban dan buck converter sebagai komponen masukkan dari sistem penyiram tanaman.
Selain itu, terdapat LCD sebagai antarmuka ataupun penampil status dari alat siram tanaman. Untuk daya pada mikrokontroler sudah di suplai dari sistem tenaga surya agar tidak perlu repot membuat sambungan kabel ke taman vertikal ataupun menghabiskan kapasitas daya dari rumah. “Sedangkan data kontrol dan data pantau yang terdapat pada sistem penyiram tanaman dikomunikasikan melalui lora,” jelasnya.
Dalam pengabdian ini Dr. Eng. Mokh. Sholihul Hadi juga bersama tiga dosen lainnya sebagai anggota tim. Yakni I Made Wirawan, S.T., S.S.T., M.T., Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar dan Agung Witjoro, S.Pd., M.Kes. Tim ini juga dibantu dua mahasiswa, Bhima Satria Rizki Sugiono dan Dityo Kreshna Argeshwara.
Selain menghasilkan teknologi tepat guna, kegiatan ini juga menghasilkan luaran berupa paten sederhana dan publikasi jurnal nasional. (imm/adv/bua)