Malang Posco Media—Resmi diluncurkan Mendikbudristek dan Menhub, Bus Listrik Merah Putih (BliMP) yang merupakan hasil inisiasi bersama antara Kemendikbudristek dengan PT. Industri Kereta Api (INKA) akan digunakan sebagai kendaraan operasional pada KTT G20 di Bali menjadi bukti kesuksesan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri melalui platform Kedaireka yang diciptakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam sambutanya mengapresiasi kerja sama riset antarperguruan tinggi ini.
“BliMP didesain oleh anak bangsa (Indonesia) dan menggunakan komponen utama hasil penelitian dan pengembangan yang telah dikuasai oleh Indonesia,” kata Menteri Nadiem seraya mengapresiasi Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
“Sejak pertama kali Bapak Presiden Joko Widodo menerima presidensi G20, saya yakin bahwa ini adalah salah satu momentum terbaik bagi Indonesia untuk menunjukkan keunggulan bangsa kita dalam berbagai bidang. Termasuk salah satunya adalah bidang pendidikan. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dan menghasilkan karya yang membanggakan ini,” kata Mendikbudristek pada Minggu (13/11) di Nusa Dua, Bali.
Tidak hanya Mendikbudristek, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi yang juga hadir dalam peluncuran Bus Listrik Merah Putih juga menyampaikan rasa bangganya.
“Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sangat mendukung penuh pembuatan Bus Listrik Merah Putih yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Kemendikbudritek),” ujar Menhub, dilansir dari laman resmi kemdikbud.go.id, Senin (14/11).
“Kita patut berbangga, pengembangan riset dan inovasi kendaraan listrik di lingkungan pendidikan tinggi, merupakan salah satu implementasi dari amanat Presiden Republik Indonesia dalam melakukan perencanaan dan pengembangan kendaraan listrik secara terpadu dan terintegrasi,” terangnya.
“Kemendikbudristek telah memberikan kontribusi dan langkah nyata dalam penguatan dan pengembangan ekosistem riset serta inovasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai,” sebut Menhub.
Bukan hanya kolaboirasi perguruan tinggi dengan kementrian, dan industri, perancangan BliMP ini juga melibatkan Braja Elektrik Motor sebagai startup bidang electric drivetrain, Ultima Desain Otomotif ITS di bidang battery pack, dan NSAD UI untuk bidang Vehicle Control Unit.
Adanya kendaraan listrik pada G20, menjadi bukti bahwa Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan transisi energi berkelanjutan yang merupakan salah satu isu prioritas KTT G20 yang hingga saat ini telah berjalan secara maksimal. Selain itu, melalui Bus Listrik Merah Putih juga akan menumbuhkan industri, lapangan kerja, serta menumbuhkan kemandirian bangsa.
Keberhasilan kolaborasi antarkementerian, industri, dan perguruan tinggi ini pun menjadi perhatian khusus Mendikbudristek. Terlebih tidak sedikit unit yang akan digunakan pada KTT G20 di Bali. Total ada 30 unit Bus Listrik Merah Putih yang akan digunakan selama pelaksanaan KTT G20 di Bali, dan estimasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sementara dari bus listrik ini adalah 75 persen.
“Dengan terus menguatkan kolaborasi, saya yakin kebermanfaatan Bus Listrik Merah Putih dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Hadirnya Bus Listrik Merah Putih juga merupakan bukti nyata bahwa Kedaireka telah mengakselerasi perkembangan usaha rintisan di bidang hard engineering technology,” pungkas Menteri Nadiem.
Tidak hanya itu, Menteri Nadiem juga menyampaikan rasa optimisnya bahwa Kedaireka dapat mengakselerasi transformasi pendidikan di Indonesia sebagai research and innovation-based country dengan para insinyur muda yang berbakat dan siap berkontribusi. Serta melalui terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, membuat sekat-sekat yang memisahkan perguruan tinggi dengan industri, khususnya dalam riset dan penciptaan inovasi, mulai luruh.
“Dengan kolaborasi yang berjalan kian baik ini, saya yakin Kedaireka dapat menumbuhkan pusat inovasi teknologi di Indonesia yang tidak hanya mengedepankan kebaruan, tetapi juga berkontribusi pada upaya bersama mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan,” lanjutnya.
Selama tahun 2021 sampai pertengahan 2022, Kemendikbudristek menerima lebih dari 6.500 proposal dan memberikan dukungan dana padanan sampai Rp 13 triliun.
Pengembangan BLiMP turut melibatkan sekitar 100 mahasiswa yang tergabung dalam Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Program tersebut juga merupakan salah satu program unggulan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dicanangkan Kemendikbudristek.
(mg7/mg8/jon)