MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Djoko Djojo Moeljono, 57, warga Kampung Putih Jalan Jaksa Agung Suprapto Dalam Kota Malang, ditelan air sungai Brantas, Sabtu (19/11) pagi. Dia hanyut saat hujan deras mengguyur Kota Malang. Pencarian terhadap pria yang hidup sendirian itu, dilakukan tim BPBD Kota Malang, dan tim SAR gabungan.
Hingga kemarin, cuaca ekstrem dan arus sungai Brantas yang deras, membuat pencarian tubuh Djoko, sapaan korban sangat sulit. Kapolsekta Klojen, Kompol Domingos DE. F. Ximenes mengatakan, belum ada tanda jejak tubuh Djoko. Meskipun penyisiran sudah dilakukan tim pencari hingga ke daerah Kecamatan Kepanjen.
“Kita terkendala curah hujan yang masih tinggi, dan arus Sungai Brantas yang sangat deras. Saat ini tim gabungan masih terus melakukan penyisiran dan siaga di titik-titik, tempat kemungkinan korban bisa ditemukan,” terangnya. Pria yang akrab disapa Dom itu mengatakan, korban hilang setelah berpamitan kepada salah seorang tetangganya.
Dari informasi yang didapatkan, korban terakhir membawa sebuah kasur lipat menuju ke arah Sungai Brantas di dekat rumahnya oleh seorang anak kecil. “Korban sempat pamit ke Bu RT. Dan beberapa menit kemudian, ada anak kecil yang melihat kalau yang bersangkutan membawa kasur di dekat sungai. Tidak berselang lama, dia sudah tidak terlihat,” terangnya.
Hingga saat ini, seluruh tim gabungan yang berada di posko pencarian di Senaputra masih berusaha semaksimal mungkin. Karena arus yang deras, relawan terpaksa tidak bisa mengambil risiko untuk turun mengarungi arus sungai. “Namun kami di sini sudah berkoordinasi dengan relawan yang ada. Khsususnya untuk bisa siaga di titik yang berpotensi menjadi lokasi penemuan,” jelasnya.
Ketua RT07 RW06 Kelurahan/Kecamatan Klojen, Yuli Asminarsih menceritakan bahwa korban ini memang memiliki gangguan mental dan pengidap epilepsi. Bahkan setahu Yuli, korban ini merupakan lulusan magister di salah satu kampus di Sidoarjo. “Sekitar 10 tahun lalu, korban datang ke Malang dalam kondisi sudah ada stress,” kata dia.
Dari informasi yang digali warga, penyebab korban stres ini karena ditinggal tunangannya dan tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. “Padahal sudah berpendidikan S2,” tegasnya. Djoko diketahui tinggal di rumahnya yang saat ini, merupakan hasil bangunan yang dibuat secara swadaya oleh warga setempat. Sebelumnya rumah Djoko hanyut terbawa banjir bandang, 4 November 2021. (rex/mar)