Masih cerita tentang liburan kami eksplore Spanyol. Tiba di Granada setelah menjelajah Seville. Kota cantik dengan jejak sejarah dan sederet bangunan ikonik.
======
Granada yang digambarkan sebagai kota utama syuting drama Korea “Memories of the Alhambra” ternyata bukanlah satu-satunya lokasi syuting. Spanyol dan Slovenia adalah tempat lokasi syuting yang sebenarnya. Terpaut 1.500 kilometer untuk menjangkau lokasi syuting terbaik.
Di Spanyol, ada beberapa kota yaitu Barcelona, Girona dan Granada. Sebelum berangkat ke Granada sudah dicari beberapa tempat yang masuk ke film ini. Yaitu Palace Alhambra, Mirador de San Nicolas, San Miguel Alto Shrine, Calle Caldereria Nueva dan Calle Puente Espinosa.
Granada adalah kota kecil dengan luas 88 kilometer persegi di wilayah Andalusia Spanyol Selatan yang berada di kaki pegunungan Sierra Nevada. Yang paling dikenal dari Granada adalah Alhambra Palace berdesain arsitektur abad pertengahan dari penduduk Moor. Bangsa Moor dari Afrika Utara. Istana ini berbentuk benteng besar yang berisi istana kerajaan, teras, kolam, air mancur dan taman Generalife.
Alhambra digunakan sebagai benteng pertahanan pada kejayaan Islam di Eropa sejak abad ke 7 hingga 15 M. Untuk masuk ke Alhambra diperlukan tiket per orang sekitar 20 Euro. 1 Euro : Rp 16.400. Saat kami kesana semua tiket online dan offline sudah full booked. Jadi belum berkesempatan melihat suasana dalam Alhambra.
Nama Alhambra berasal dari nama pendirinya dan Bahasa Arab, hamra’. Bentuk jamak dari ahmar yang berarti “merah” karena pada bangunan istana ini terdapat banyak ubin dan bata berwarna merah. Pada tahun 1984, Istana Alhambra ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO World Heritage Sites.
Tiba di Granada pas waktunya check in di hotel. Kami menginap di Hotel Eurostars Puerta Real di pusat Kota Granada. Hotel bintang empat ini berada di lokasi yang sangat strategis. Meskipun bangunan hotel dari luar terlihat kecil namun fasilitas di dalamnya lengkap. Terlebih lagi hospitality dari hotel juga sangat baik. Mereka menjelaskan dengan ramah peta dan tempat-tempat terbaik di Granada. Rekomendasi restoran dengan berbagai macam menu ala western, Jepang, mediterania hingga bar. Serta area-area yang disukai oleh anak-anak.
Resepsionis hotel menyarankan tidak membawa mobil sendiri saat keliling Kota Granada. Banyak jalan kecil dan sempit, serta tidak semua mobil pribadi diizinkan masuk. Hanya khusus taksi dan mobil pelayanan hotel. Sehingga memarkir mobil di hotel dan menggunakan transportasi umum adalah opsi terbaik. Rata-rata biaya parkir per malam di Spanyol dibrandrol 15-18 Euro.
Istirahat sejenak, makan siang roti bekal dari Seville cukup untuk mengisi perut. Hampir 1,5 tahun tinggal di Eropa membuat kami tidak lagi berpikir, “kalau belum makan nasi artinya belum makan” hehehe. Sekarang cukup makan kentang, buah, roti, ayam, telur, jus dan susu sudah termasuk makan besar.
Sebelum matahari tenggelam, kami bergegas eksplore pusat kota. Tidak perlu naik transportasi umum, cukup jalan kaki saja. Di aera hotel sudah terlihat banyak restoran, pusat perbelanjaan, aneka fast food, jajanan lokal. Pokoknya semarak dan ramai dengan turis. Kota Granada cantik, bangunan terlihat begitu terawat, area sekitar bersih. Pedestrian juga lebar. Sehingga stroller bisa melintasi tanpa kesulitan dan tidak perlu berdesakan dengan orang sekitar. Rasanya flashback saat berlibur di Swiss karena kami begitu menikmati berjalan kaki.
Pukul 18.00 CET (Central European Time) hari mulai gelap, waktunya makan malam. Early dinner diputuskan untuk makan di restoran mediterania di daerah Plaza Nueva. Di area Plaza Nueva ini banyak gang-gang kecil yang menjual pernak-pernik Arabic, Spanyol, Maroko, India dan Timur Tengah. Menu sate kambing, nasi biryani ayam dan ayam panggang dipilih sebagai menu berat.
Rasanya sedap, rempah-rempahnya nampol, didukung dengan suasana resto yang khas mediteran. Ditambah lagi ini adalah restoran halal. Buat makan lebih leko dan nikmat.
Saat perjalanan balik ke hotel, kami melihat ada odong-odong bertuliskan Granada City Tour. Langsung kami meminta info dan flyer rute perjalanan. Dengan harga per orang 9,1 Euro selama satu hari dan anak-anak free, tanpa pikir panjang kami langsung say yes. Lumayan tak perlu pusing mikir naik bus, cari taksi, capek jalan kaki. Best deal untuk liburan keluarga bersama anak-anak.
Besok paginya setelah sarapan ala bule, kami bergegas menuju pemberhentian nomor sembilan. Yaitu Calle Alhondiga/Recogidas. Letaknya cuma 300 meter dari hotel. Meskipun tidak punya tiket Alhambra, kami langsung menuju pemberhentian nomor satu yaitu Alhambra. Rute city tour terlampir. Armada city tour tersedia setiap 20 menit sekali. Sehingga bisa diartikan kalau kita ingin melihat-melihat cepat hanya punya waktu 20 menit sebelum ketinggalan armada yang datang berikutnya.
Bagi kami tidak masalah, 20 menit cukup explore singkat, toh tidak bisa masuk ke dalam hanya di area luar saja. Sedikit sedih karena kehabisan tiket. Sebelumnya saat di Paris atau Milan tidak pernah ada niat untuk masuk ke museum lukisan. Tapi karena Alhambra Granada dan Alcazar Seville salah satu peninggalan abad kerajaan Islam jadi ingin masuk. Semoga lain waktu bisa berkunjung ke Malaga atau Cordoba yang salah satu daerah Andalusia juga. Amin.
Tidak pernah ketinggalan bus kecil atau lebih enak disebut odong-odong ini, hehe. Selanjutnya berhenti di Mirador de San Cristobal. Tempat melihat Kota Granada dari atas. Males jalan kaki panas-panasan ke Mirador de San Nicholas, wes cukup di sini aja bersama anak-anak. Mau mampir ke Plaza de Toros tapi anak-anak sudah mulai waktunya makan. Karena sudah menunjukkan pukul 14.00 CET. Kembali ke titik awal naik dan menuju restoran Korea. Hahaha. Masakan Asia tetap di hati kemanapun kami pergi. Per porsi menu di Korea seharga 8-12 Euro. Worth it dengan porsi super besar dan kenyang pol. Anak-anak pun no debat kalau masakan Asia. Habis makan ala Jepang di Seville sekarang Korea.
Meskipun perut sudah kenyang tetapi selalu ada ruang kosong untuk dessert. Lanjut cari minuman boba di perjalanan pulang sambil jalan santai. Udara cukup panas tapi tidak sepanas Seville jadi sangat nyaman dinikmati. Segelas boba plus sweet dessert Piononos semakin melengkapi kuliner di Granada. Hingga kuliner malam cukup untuk Burger King dan Empanadas atau pastel ala Spanyol dengan varian isi daging/ayam/tuna/keju/sayur.
Dari tempat syuting drama Korea hanya terealisasi sebagian saja. Dan yang paling buat shock adalah saat melintasi Calle Puente Espinosa. Itu hanya jembatan dan gang kecil yang dipenuhi dengan kafé. Banyak orang berfoto di pinggir jembatan, tapi kami tidak turun. Menurut kami hanya area sungai biasa yang airnya pun tidak cantik. Tempat rekomendasi turis belum tentu sesuai dengan ekspektasi. (opp/van/bersambung)