MALANG POSCO MEDIA – Dua fenomena terjadi pekan ini dan menjadi perbincangan luas di dunia internasional. Dua hal itu disebut-sebut sebagai indikasi kebangkitan Asia. Satu adalah pelaksanaan Piala Dunia di Qatar. Satunya terpilihnya Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri Malaysia.
Piala Dunia di Qatar, tak pelak, menjadi perbincangan paling panas beberapa hari terakhir. Bukan saja karena terjadi kejutan tumbangnya Argentina dan Jerman pada pertandingan pertama, tetapi juga ramainya isu politik yang menyampuri urusan sepak bola.
Argentina secara mengejutkan takluk dari Arab Saudi 1-2. Sungguh sulit diterima akal. Tim sekelas Argentina yang bertabur superstar bisa kalah dari tim gurun sekelas Arab Saudi. Biasanya pelatih sepak bola pusing memilih pemain yang bagus untuk sebuah pertandingan, karena stok pemain terbatas. Tapi, pelatih Argentina harusnya bingung memilih pemain karena stok pemain bagus berlebihan. Untunglah Argentina bisa bangkit pada pertandingan kedua (27/11) dengan mengalahkan Meksiko 2-0.
Kejutan lain yang lebih sensasional adalah kekalahan Jerman dari Jepang 1-2. Sama dengan Argentina, Jerman adalah salah satu favortit panas untuk menjadi juara dunia. Jerman dikenal sebagai tim diesel yang terlambat panas. Tapi, kalah dari Jepang bisa membuat diesel mogok dan harus tersingkir di babak penyisihan.
Jerman menghadapi dua pertandingan yang sulit melawan Spanyol dan Kosta Rika pada lanjutan pertandingan grup. Kalah melawan Spanyol berarti perjalanan Jerman akan tamat. Jepang bisa menjadi kuda hitam yang lolos ke babak 16 besar.
Kemenangan Arab Saudi dan Jepang menjadi sejarah emas yang akan dikenang seumur hidup. Kemenangan itu bahkan disebut-sebut sebagai kebangkitan sepak bola Asia dalam menghadapi dominasi raksasa Eropa dan Amerika Latin. Perjalanan masih sangat jauh, tapi euforia di Asia sudah tumpah ruah kemana-mana.
Ada pula yang menganggap kemenangan Arab Saudi sebagai kemenangan Islam. Tentu saja tidak ada hubungan antara Islam dengan sepak bola Arab Saudi. Tetapi, ketika Indonesia sedang dilanda gemuruh tahun politik, peristiwa apa pun akan dikaitkan dengan politik.
Kekalahan Jerman dari Jepang disebut-sebut sebagai akibat kurang konsentrasi pemain-pemain Jerman, karena terdistraksi oleh isu LGBT. Tuan rumah Qatar melarang semua aktivitas dan simbol yang ditujukan untuk mempromosikan LGBT. Pemakaian ban kapten pelangi berlogo ‘’one love’’ dilarang oleh FIFA atas usulan tuan rumah.
Beberapa tim Eropa menentang larangan ini, tapi FIFA tegas mengancam akan mengeluarkan kartu kuning otomatis bagi kapten tim yang memakai ban kapten pelangi. Kapten tim Jerman Manuel Neuer sudah menegaskan akan memakai ban kapten pelangi, tapi urung karena ancaman kartu kuning.
Tetapi Jerman tidak mundur. Dalam sesi foto menjelang pertandingan melawan Jepang, tim Jerman berpose dengan menutup mulut dengan tangan. Hal ini dimaksudkan sebagai protes terhadap tuan rumah dan FIFA, yang dianggap membungkam hak-hak demokratis peserta Piala Dunia yang mendukung LGBT.
Sebagai negara Islam, Qatar menerapkan syariat Islam yang mengharamkan LGBT. Qatar mempromosikan simbol-simbol Islam dalam bentuk poster dan baliho yang tersebar di seantero negeri. Pada upacara pembukaan Piala Dunia Qatar menampilkan pertunjukan happening art dengan pembacaan Surat Al-Hujurat.
Sekalangan warga Islam di banyak negara menyebut Piala Dunia ini sebagai momen kebangkitan peradaban Islam. Kemenangan Arab Saudi pun dikaitkan dengan kebangkitan negara Islam dalam kancah peradaban olahraga internasional.
Di Malaysia, terpilihnya Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri juga dirayakan sebagai kebangkitan politik Islam. Anwar dilantik menjadi perdana menteri (24/11) oleh Yang Dipertuan Agung Raja Malaysia, untuk mengakhiri krisis politik karena pemilihan raya tidak bisa menghasilkan pemenang mayoritas yang berhak membentuk pemerintahan dan mengangkat perdana menteri.
Anwar Ibrahim menjadi perdana menteri karena penunjukan langsung, bukan karena mendapatkan mandat demokratis dari rakyat. Hal itu tidak mengendorkan euforia di Malaysia dan di beberapa belahan komunitas Islam dunia.
Anawar dianggap sebagai simbol kebangkitan Islam politik di Malaysia, yang disebut-sebut bakal merantak ke Indonesia dan ke beberapa negara lain di Asia. Anwar Ibrahim mewakili genre politisi Islam yang berpandangan moderat dan global, dan memengaruhi pemikiran politik sejawatnya di Indonesia.
Ia menjadi kader Mahathir Muhammad, perdana menteri yang berkuasa selama 22 tahun. Tapi, keduanya berpisah jalan pada 1998 dan menjadi musuh bebuyutan. Mahathir memenjarakan Anwar atas tuduhan korupsi dan sodomi dan memenjarakannya belasan tahun.
Anwar Ibrahim akhirnya berhasil melakukan ‘’sweet revenge’’ balas dendam manis. Ia menjadi perdana menteri, sementara Mahathir kalah pada pemilihan anggota parlemen dari dapil traadisionalnya. Mahathir harus pensiun dari parlemen, dan harus rela menyerahkan panggung kepada Anwar.
Pengangkatan Anwar dirayakan sebagai kebangkitan Asia. Ia seorang politisi cum intelektual jempolan dan ahli keuangan. Ia menulis buku ‘’Rennaissance Asia’’ pada 1996 dan menjadi cetak biru bagi strategi politiknya dalam membangun Malaysia.
Anwar yakin renaissance Asia, kebangkitan peradaban Asia, akan muncul melalui dialog dengan peradaban Barat. Anwar melihat bahwa Islam moderat yang berkembang di Malaysia dan Indonesia, punya potensi besar untuk menjadi mesin kebangkitan Asia.
Piala Dunia Qatar masih panjang, masih penuh kejutan dan misteri sebelum memunculkan juara. Perjalanan politik Anwar Ibrahim di Malaysia juga akan penuh misteri dan jebakan di tengah jalan.
Apa pun yang bakal terjadi, fenomena baru sudah muncul, dan euforia baru sudah melanda. Apakah euforia yang sama akan terjadi di Indonesia? Itulah pertanyaannya. (*)