MALANG POSCO MEDIA – Sejumlah kecamatan di Kabupaten Malang mengalami hujan abu vulkanik yang berasal dari awan panas guguran (APG) Semeru. Hal tersebut dibenarkan Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan.
“Beberapa wilayah di Kabupaten tercatat alami hujan abu vulkanik. Yakni yang berdekatan dengan perbatasan, tidak seperti arah angin ke barat dan barat daya,” ujar Sadono Irawan, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang saat dikonfirmasi, Minggu (5/12).
Beberapa kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Ampelgading dan Tirtoyudo. Kabut asap juga sempat menyelimuti pandangan. Namun, kondisinya tidak parah. Sedangkan saat turunnya abu vulkanik sempat disertai hujan berintensitas sedang pada sore hari.
Sadono mengatakan di Kabupaten Malang dampak awan panas Gunung Semeru hanya berupa hujan abu tipis. Dikatakan, bahwa ada kemungkinan beberapa wilayah lainnya juga terdampak, akan tetapi tidak melapor. Ia menuturkan, pihak BPBD Kabupaten Malang, untuk terus memantau perkembangan di wilayah Tirtoyudo dan sekitarnya.
“Karena tidak ada kejadian yang menimbulkan korban di Kabupaten Malang. Sifatnya hanya memantau belum ada tindakan. Secara keseluruhan masyarakat Kabupaten Malang masih kondusif,” kata Sadono.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Kabupaten Malang Boedi Tjahjono mengungkapkan hal serupa. Saat ini yang terdampak hanya dua kecamatan terlapor. Ampelgading dilanda hujan abu, Tirtoyudo hanya sebagian. Abu vulkanik yang terasa di Kabupaten Malang dalam taraf aman.
“Masih abu vulkanik di Ampelgading, yang Tirtoyudo sebagian. Yang terdekat Ampelgading. Terkena hujan di lokasinya maka bisa terkurangi dengan sendirinya,” kata Boedi Tjahjono melalui sambungan telepon, kemarin.
Dalam hal antisipasi, sejumlah titik rawan telah dibekali dengan dibentuk forum pengurangan risiko bencana (FPRB). Langkah yang diambil mulai dari pemantauan, kajian, hingga siap siaga dan penginformasian ke masyarakat luas.
“Siaga Forum Pengurangan Risiko Bencana saat ini hanya memantau saja sambil melihat perkembangan seperti apa. Kalau pengurangan risikonya semakin meningkat harus mengungsi di tempat yang aman. Tetapi sekarang belum ada kedaruratan mengungsi atau diungsikan meski statusnya meningkat,” tambahnya.
Arah angin, dikatakan juga cukup berpengaruh. Di mana arah abu vulkanik masih ke arah tenggara. Sedangkan Kabupaten Malang berada di sisi barat daya. Ia memastikan Kabupaten Malang dalam kondisi siaga namun kondisinya masih aman.
“Sudah diberi edukasi untuk prabencana, saat bencana dan pascabencana. Dari pemantauan, kajian, seperti kajian adanya peningkatan aktivitas atau tidak, lalu cara untuk memberi tahu ke yang lain. Kalau memang tidak bisa dicegah maka siap siaga,” ringkasnya.(tyo/lim)