MALANG POSCO MEDIA – Perjuangan Jepang dan Korea Selatan akhirnya harus terhenti di babak 16 besar. Jepang dipaksa kalah adu penalti dengan Kroasia 1-3 setelah bermain imbang full time bahkan extra time. Begitu juga Korea Selatan harus mengakui keunggulan dan kedigdayaan Brasil 4-1. Tapi keduanya kalah terhormat sebagai para wakil Asia di pentas bergengsi dunia empat tahunan.
Perjuangan tak mau menyerah seperti yang ditunjukkan Jepang inilah yang juga dilakukan Aremania dari segala lini. Setelah mendesak otopsi ulang korban Tragedi Kanjuruhan dan melakukan aksi demo bergelombang bahkan sampai meluruk ke Jakarta. Aremania tak putus asa. Mereka terus mengobarkan semangat perlawanan dan menuntut keadilan. Usut Tuntas terus digaungkan setiap hari, tidak hanya dengan tulisan tapi dengan aksi nyata.
Terbaru, Kamis besok mulai pukul 10.00 suporter Aremania bakal melakukan aksi memacetkan jalan di Kota Malang dengan durasi 135 menit. Durasi itu sebagai simbol jumlah korban yang gugur dalam Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu. Rencana aksi ini pun direspon positif aparat kepolisian dan dinas perhubungan. Rekayasa lalu lintas pun sudah disiapkan untuk mengantisipasi dampak kemacetan akibat aksi yang akan dilakukan suporter Aremania.
Perwakilan Aremania sudah menegaskan bahwa aksi mereka murni aksi damai menuntut keadlilan. Karena itu semua pihak harus menghargai segala upaya yang dilakukan suporter Aremania demi tegaknya hukum dan tuntasnya Tragedi Kanjuruhan. Jangan sampai ada gesekan apapun. Semua pihak harus menahan diri. Sebab suporter Aremania memang butuh diakomodir. Jangan pernah dihalangi apalagi dilarang karena hal itu rawan terjadinya bentrokan yang akan menambah runyam persoalan yang masih panas ini.
Sudah sepatutnya ketulusan perjuangan suporter Aremania diapresiasi dan dihormati dengan pengamanan dan pengawalan yang maksimal. Karena aksi damai ini sudah jauh jauh hari disampaikan dan sudah dipublish media maka jangan pernah ada tudingan aksi yang dilakukan merugikan dan memacetkan jalan. Yang harus dilakukan stakeholder terkait adalah merespon bagaimana aksi tetap berjalan lancar, sementara arus lalu lintas juga tetap lancar dengan rekayasa lalin yang tepat. Sehingga aktivitas masyarakat bisa berjalan normal dan lancar tanpa terganggu aksi.
135 menit memang tak pernah cukup untuk menggedor pintu keadilan terbuka dengan cepat. 135 menit belum cukup untuk mendesak aparat kepolisian menetapkan tersangka baru dan memenuhi semua tuntutan suporter Aremania. Tapi 135 menit sudah cukup untuk terus mengingatkan masyarakat, aparat dan stakeholder bahwa jangan pernah kendor, apalagi lupa pengusutan secara tuntas Tragedi Kanjuruhan. Apalagi pelan pelan mulai melupakan Tragedi memilukan yang menelan korban 135 orang tak berdosa ini. Aremania dan siapapun harus terus mendukung gerakan Usut Tuntas yang digelorakan suporter Aremania ini sampai kapan pun. Sampai keadilan tercipta bagi para korban dan keluarga korban dan masyarakat.
Dua bulan lebih sudah berlalu, dan perkembangan kasus Tragedi Kanjuruhan seperti diam di tempat. Belum ada progres yang melegakan suporter Aremania dan masyarakat Malang. Justru yang terbaru adalah hasil otopsi yang hasilnya di luar dan jauh dari ekspektasi keluarga korban dan suporter Aremania.
Belum lepas kontroversinya hasil otopsi itu, sejak Senin (5/12) sore lanjutan Liga 1 sudah bergulir. Bahkan Arema FC pun kini sudah memiliki Manager Baru yang siap membawa Arema FC berprestasi. Arema FC pun juga bakal melakoni laga di Solo melawan Dewa United sore ini. Maka pertanyaanya siapa yang kemudian menjaga agar gerakan Usut Tuntas ini akan terus bergema? Siapa yang akan secara konsisten dan penuh kesabaran mengawal gerakan Usut Tuntas ini?
Hiruk pikuk Liga 1 bisa jadi kemudian melenakan dan pelan pelan masyarakat menjadi semakin lupa akan Tragedi Kanjuruhan. Karena itu harus ada yang tetap setia berjuang dengan ketulusan. Memperjuangkan keadilan dan merawat agar tak ada yang melupakan Tragedi Kanjuruhan. Jepang dan Korea Selatan sudah kalah dan harus pulang dari arena Piala Dunia di Qatar. Tapi suporter Aremania tak boleh kalah. Tak boleh menyerah! Usut Tuntas harus terus menggema di Bumi Arema dan Indonesia. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. (*)