.
Thursday, December 12, 2024

Mengikuti Diskusi Hasil Presidensi G20 di Bali (1)

Memperkuat Arsitektur Kesehatan Global

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, Sukses Presidensi Indonesia menggelar KTT G20 di Bali November 2022 lalu membuat Bank Indonesia menggelar Diseminasi Hasil Presidensi G20 Indonesia 2022. Sedikitnya 200 lebih undangan hadir dalam acara Diskusi Hasil Presidensi G20 Indonesia 2022 dengan tema Menengok Capaian dan Dampak Presidensi G20 Indonesia 2022.

Sebuah kehormatan Malang Posco Media Asli Korane Arek Malang menjadi salah satu peserta yang diundang dalam acara istimewa yang digelar di Ballroom Intercontinental Resort Bali, Rabu (7/12) mulai pukul 09.00 – 16.00 WITA.

Hadir dalam sesi pertama tiga pemateri yaitu Iss Savitri Hafid Direktur – Wakil Kepala Sekretariat TF G20 Bank Indonesia, Dian Lestari dari Kemenkeu dan Dr Muhammad Hadianto Sekretariat Sherpa G20 Indonesia.

Trisno Nugroho Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengatakan bangga atas suksesnya gelaran KTT G20 di Bali. Gelaran internasional itu bisa meningkatkan ekonomi di Bali. “Ada kenaikan 1,5 persen kenaikan ekonomi di Bali selama penyelenggaran KTT G20,” jelas Trisno.

Trisno juga mengucapkan selama datang kepada semua peserta yang datang dari Aceh hingga Papua. “Selamat datang di Bali. Kalau Anda punya uang saat ini, maka jangaj bawa pulang uang sakunya. Belanjakan dan habiskan di Bali. Nikmati Bali baru pulang,” ujarnya disambut ketawa seluruh hadirin.

Iss Savitri menjelaskan sebuah kebanggaan bagi Indonesia sukses menggelar KTT G20. Apalagi hampir setahun menjadi Presidensi, Indonesia sudah melaksanakan tugas dengan sangat baik. Banyak keputusan keputusan penting dan strategis yang dihasilkan bersama dengan suasana yang aman dan nyaman serta rileks. Para peserta pun puas dan sepakat dengan hasil KTT G20.

“Ada banyak poin poin penting yang dihasilkan. Tapi di sini saya berusaha menyaring sedikitnya sepuluh poin penting dari KTT G20,” jelasnya.

Di antaranya Arsitektur kesehatan global, Inisiatif mengatasi kerawanan pangan, Strategi kebijakan pemulihan ekonomi, Pengembangan di era digital, pembiayaan ekonomi hijau, pengaturan di sektor keuangan, inklusi keuangan, pembiayaan infrastruktur dan perpajakan internasional.

“Soal kebijakan pemulihan ekonomi, kita juga menawarkan normalisasi kebijakan ekonomi. Dan itu menjadi sumber rujukan bagi negara anggota G20. Untuk pengembangan era digital, kita akan mengembangkan regional e payment di wilayah ASEAN dan ke depan di seluruh wilayah anggota G20,” tegasnya.

Terkait pengaturan di sektor keuangan, juga dibahas secara mendalam soal dampak dampak perkembangan keuangan saat ini yang berlangsung cepat, seperti Crypto.

Dian Lestari Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim BKF Kemenkeu, Indonesia G20 Finance Deputy, Finance Track Process mengatakan agenda prioritas Finance Track Presidensi G20 Indonesia ada tujuh item. Pertama, Exit Strategy untuk mendukung pemulihan yang merata. Exit Strategy kebijakan makro dan Exit Strategy kebijakan sektor keuangan. Selain itu Scarring Effect untuk mengamankan pertumbuhan masa depan. “Scarring Effect pada sektor riil dan Scarring Effect pada sektor keuangan,” ujarnya.

Kedua, Sistem pembayaran di era digital. Pembayaran lintas batas dan Central Bank Digital Currency (CBDC) implikasi makro keuangan, opsi pilihan untuk cross-border interlinking. Ketiga, Keuangan berkelanjutan. “Mengembangkan keuangan pendanaan transisi, meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan instrumen pendanaan berkelanjutan serta diskusi policy livers untuk mendorong pembiayaan dan investasi bagi aktivitas transisi,” jelasnya.

Keempat, Inklusi keuangan: digital dan UMKM. Memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas dan inklusi khususnya untuk komunitas yang kurang terlayani. Seperti perempuan, pemuda dan UMKM. Financial Inclusion Action Plan (FIAP). “Implementasi kerangka High Level Principles (HLP) for Digital Financial dan opsi kebijakan untuk memanfaatkan layanan keuangan digital serta good practices untuk meningkatkan layanan untuk UMKM,” tambahnya.

Kelima, Perpajakan internasional. Diskusi paket perpajakan internasional, kepastian pajak, transparansi pajak, pajak dan pembangunan, pajak dan lingkungan, serta pajak dan gender. Keenam, Agenda infrastruktur. Mendorong investasi infrastruktur yang berkelanjutan, mengatasi kesenjangan pada tingkat sub-national untuk memperkuat inklusi sosial. Meningkatkan investasi digital transformatif pasca Covid.

Ketujuh, Memperkuat arsitektur kesehatan global. “Langkah yang ditempuh memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara keuangan dan kesehatan, menerapkan fasilitas pembiayaan untuk pencegahan kesiapsiagaan tanggapan terhadap pandemic dan memperkuat arsitektur kesehatan global,” pungkasnya. (abdul halim/bersambung)

Ikuti Juga Berita Malang Hari Ini dan Info seputar Arema FC, Arema dan Aremania di Youtube dan Tiktok Kami

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img