MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Teknik hidroponik dinilai cocok diaplikasikan untuk budidaya pakan ternak atau Fodder dengan biji jagung. Karena dinilai lebih efisien dan tidak memakan banyak ruang. Namun permasalahan pada teknik budidaya fodder dengan hidroponik adalah sulitnya mengatur nutrisi, suhu dan kelembaban pada media tanam dan kondisi lingkungannya.
Karena itu, tim dosen Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Negeri Jember menciptakan sebuah inovasi. membuat teknologi otomasi serta sistem kontrol jarak jauh untuk mengatasi permasalahan tersebut. Mereka adalah Dr. Eng Mokh. Sholihul Hadi, S.T., M.Eng, Prof. Dr. Muhammad Alfian Mizar M.P, Agung Witjoro, S.Pd., M.Kes. dan Ir. Muhammad Trifiananto, ST.,MT dari Universitas Jember.
Ketua tim dosen Dr. Eng Mokh. Sholihul Hadi, S.T., M.Eng mengatakan, teknologi tersebut merupakan sebuah produk teknologi yang menawarkan kemudahan dalam menerapkan pertanian hidroponik. Penelitiannya bernama Sustainable Precision Farming Penghasil Fodder dengan menerapkan teknologi IoT. Sehingga pertumbuhan dan kondisi lingkungan hidup tumbuhan seperti jumlah PH, suhu dan kelembaban dapat dipantau dari jarak jauh.
Selain itu sistem juga ditanamkan teknologi kontrol cerdas yang mampu mengatur kondisi lingkungan tumbuhan seperti melakukan penyiraman secara otomatis, pengaturan lampu LED untuk proses fotosintesis dan pengaturan level PH pada air hidroponik. “Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan, dan mengimplementasikan teknologi di bidang pertanian dan peternakan hasil penelitian lab kami,” katanya.
Fitur yang terdapat pada Sustainable Precision Farming Penghasil Fodder ini mampu memudahkan petani ataupun pembudidaya fodder dalam merawat tumbuhannya. Selain itu pengguna juga dapat memesan ukuran media tanam sesuai dengan kebutuhannya. Teknologi pertanian yang dikembangkan dapat dimanfaatkan di berbagai wilayah Indonesia, sehingga mengurangi ketergantungan impor pakan ternak.
Penelitian terkait hidroponik dan sistem pertanian pintar yang dapat dipantau dan dikendalikan jarak jauh sudah dilakukan mulai tahun 2020. “Pada tahun 2020, tim kami dari perguruan tinggi telah melakukan eksplorasi teknologi pertanian yang dapat dikolaborasikan dengan sistem IOT,” ungkapnya.
Sholihul menambahkan, di tahun 2020 juga timnya telah membuat beberapa artikel terkait teknologi pertanian dan perawatan pada tumbuhan. Yaitu pada kuartal pertama pembuatan alat praktikum untuk analisis fisiologi tumbuhan dengan parameter suhu, kelembaban dan intensitas cahaya menggunakan fuzzy-IOT.
Alat praktikum tersebut dapat dikontrol dan dipantau melalui aplikasi pada telepon pintar. Kemudian, pada kuartal 3 di tahun 2020 timnya menerbitkan artikel konferensi tentang sistem irigasi pada kebun pintar berbasis IOT yang dapat dipantau jarak jauh menggunakan aplikasi pada telepon pintar.
Selain itu pada kuartal terakhir di tahun 2020, tim dosen juga membuat artikel dan teknologi terapan untuk TPQ berupa aquaponik modern berbasis IOT agar masyarakat dan pengelola TPQ dapat mengenal teknologi pertanian modern lebih jauh. Sehingga masyarakat dapat meniru teknologi dan menerapkan teknologi tersebut. “Penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2020 tidak berhenti begitu saja, kami juga melanjutkan penelitian terkait teknologi pertanian dan melakukan pengembangan teknologi di bidang tersebut pada tahun 2021,” terang Sholihul.
Ada enam penelitian yang juga telah dilakukan yaitu sistem mikro hidroponik untuk pertanian modern, sistem penyiraman dan penerangan otomatis untuk mengoptimalisasi pertumbuhan kacang kacangan berbasis iot, sistem kontrol rumah kaca pintar untuk pertumbuhan anggrek berbasis iot dan teknologi fuzzy, alat budidaya jamur tiram pintar berbasis iot, dan pendeteksi kualitas beras pasca panen gabah berbasis logika fuzzy mamdani. “Kami juga menerapkan teknologi tepat guna pada UKM di kota Probolinggo berupa mesin pemisah kulit ari,” tandasnya. (imm)