MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Sebagai salah satu lumbung padi Jawa dengan lahan pertanian yang luas, Pemkab Malang memproyeksikan surplus beras yang besar. Tak tanggung-tanggung, tahun 2022 mengalami surplus 96.848 ton.
Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 15,15 persen pada 2021 lalu. Bupati Malang, HM. Sanusi mengatakan, surplus sebesar itu terealisasi karena produksi padi sebanyak 527.731 ton tercapai sampai akhir 2022. Sehingga ketersediaan beras mencapai 338.276 ton.
“Saat ini stok beras ada 281.356 ton dengan total kebutuhan konsumsi penduduk 201.141 ton,” ucapnya, kemarin. Sanusi menjelaskan, kebijakan pemerintah terkait pertanian, utama produksi padi itu idealnya diarahkan pada upaya meningkatkan pembinaan pada petani sejalan dengan penyediaan pupuk bersubsidi yang cukup.
“Jika pembinaan dan pupuk murah yang cukup akan meningkatkan semangat petani dalam mendongkrak produksi dan produktivitas padi,” tegasnya. Mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang itu berujar, surplus beras tersebut dengan asumsi produksi padi 438.934 ton dari luas panen sampai Oktober.
Stok beras yang ada mencukupi kebutuhan sampai empat bulan ke depan. “Dengan begitu, Kabupaten Malang tidak perlu ada dropping beras impor, saat produksi naik justru merugikan petani,” terangnya. Meski begitu, lanjut Sanusi, Pemkab Malang tentu tidak bisa menolak kebijakan pemerintah pusat yang impor beras.
“Pemerintah tentu mempunyai alasan tersendiri. Namun, keberadaan beras impor itu tidak diperlukan di Kabupaten Malang sebagai lumbung pangan nasional, dan Bulog diharapkan bisa menyerap lebih banyak beras dan gabah hasil panen petani ketimbang impor beras. Kita surplus beras, produktivitas panen padi sudah 12 ton per hektare,” tutupnya. (tyo/mar)