Setiap pemimpin memiliki visi yang dituangkan dalam rangka kampanye kepemimpinannya. Dalam skala lingkup kecil kepala rumah tangga saja dipastikan memiliki visi, mengembangkan visi serta berusaha mencapai visi tersebut dengan jalan sebaik-baiknya. Terlebih dalam kepemimpinan satuan pendidikan, dipastikan visi wajib tertuang dalam rencana jangka pendek, menengah serta jangka panjang. Visi kepemimpinan mutlak harus ada dalam tatanan sebuah kumpulan-kumpulan kecil.
Sejalan dengan pemikiran Abdul Muin, (2010:67) dalam buku kepemimpinan pendidikan bahwa visi adalah suatu gambaran mengenai masa depan yang kita inginkan bersama. Dalam porsi kepemimpinan di sekolah misalnya kepentingan visi harus dibicarakan dengan seluruh warga sekolah. Peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan memiliki porsi andil besar dalam rangka menciptakan visi sekolah secara blueprint. Pencapaian visi, saat semua menyetujui sudah seyogyanya dalam setiap pekerjaannya berujung pada visi yang sudah ditetapkan.
Kepemimpinan di sekolah jelas pemegang utamanya adalah kepala sekolah, namun dengan semakin berkembangnya demokrasi berpikir serta pemberian kesempatan dipastikan sumbangsih dari pihak-pihak yang terkait juga akan menjadi penyumbang visi sekolah itu terbentuk. Dengan selektif serta kontrol yang baik design visi sekolah harus dimiliki oleh setiap kepala sekolah dalam rangka mewujudkan sekolah yang bermutu dan berdaya saing. Pendidikan yang baik akan tercipta melalui visi pemimpin yang menahkodai satuan pendidikan yang dipimpinnya.
Seperti apa visi yang baik dan ideal bagi pemimpin? Gaffar, (1995) visi yang baik adalah memiliki pandangan jauh ke depan, mendalam, dan luas yang merupakan daya pikir abstrak memiliki kekuatan amat dahsyat dan dapat menerobos segala batas-batas fisik, waktu dan tempat. Gerak dimensi waktu tersebut bergantung daya imajinasi manusia didasari alasan dan melalui argumen-argumen yang rasional. Apakah setiap pemimpin memilikinya? Jelas ya karena setiap manusi lahir sudah dibekali dengan sifat-sifat dasar pemimpin tidak terlebih untuk diri sendiri maupun orang lain.
Pada tataran kepemimpinan, visi adalah hal yang tak terelakkan dan dimiliki bagi setiap pemimpin. Imajinasi yang kuat akan masa depan seperti apa yang ditawarkan oleh pemimpin adalah gambaran jelas pemimpin tersebut memiliki visi yang jelas atau tidak. Bagi seseorang yang dipimpinnya, visi yang strategis, rasional serta konsistensi adalah hal sederhana yang harus terus dijaga. Dengan kata lain pemimpin sudah selayaknya memberikan contoh dalam setiap pekerjaannya untuk meraih visi kepada setiap orang-orang yang dipimpinnnya.
Sumber lain menyebutkan bahwa visi merupakan gambaran masa depan yang lebih baik, mendekati harapan, atraktif serta realistis. Visi merupakan gambaran masa kini dan masa depan melalui visi-visi yang terbentuk. Nanus, (2001) menyebut visi yang baik harus menjangkau masa depan, tepat untuk organisasi, menginspirasi, memiliki keunikan serta cukup ambisiuskah visi tersebut. Secara sederhana visi merupakan gambaran masa depan organisasi yang sengaja dikembangkan melalui pemikiran-pemikiran konkrit dan rasional.
Tokoh dunia dengan segala inspirasi visinya kerap kita jumpai dalam pranala-pranala sumber berita. Soichiro Honda membuktikan 100 lebih hak paten di dunia otomotif menjadi miliknya melalui kuatnya visi yang ia kembangkan dan berhasil di dunia otomotif. Kekuatan visi serta konsisten melakukan adalah contoh serta cerminan bagi kita.
Hal lainnya tercermin melalui Alexander Graham Bell sang penemu mesin komunikasi yang terus dikembangkan hingga sekarang. Beberapa quote terkenalnya layak menginspirasi kita berkaitan dengan visi “konsentrasikan pikiran pada sesuatu yang anda lakukan. Sinar matahari pun tak bisa membakar bila tidak difokuskan.”
Fokus dalam kaitan visi kepemimpinan ini adalah berusaha mewujudkan satu persatu program yang telah dicanangkan, tidak bisa keseluruhan visi dilakukan secara bersama dan dikerjakan dalam waktu yang sangat singkat. Fokus terhadap suatu hal yang dilakukan dengan konsentrasi dipastikan menumbuhkan sifat tangguh, pantang menyerah serta konsisten terhadap visi yang menjadi cita-cita pemimpin. Apakah semua berjalan sesuai dengan rel yang telah ditentukan, belum tentu karena visi merupakan gambaran di masa depan dipastikan ada banyak hal merintang. Ramalan tentang masa depan juga tidak bisa benar-benar dipastikan.
Visi pemimpin dipastikan beragam terkadang belum tentu sesuai dengan pengharapan kita. Sebisa mungkin bahwa visi pemimpin sudah terkomunikasikan dengan dengan baik pada awal pembuatan visi. Laju arah pekerjaan yang menyimpang dari visi pemimpin sebisa mungkin diminimalisir dalam artian visi sudah disepakati di awal dan disetujui untuk dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu. Jika hal itu terjadi lantas langkah seperti apa menyikapi hal tersebut? Dalam koridor pemikiran, visi asalkan memiliki arah dan tujuan yang jelas, mudah dimengerti, memiliki standar, unik, menumbuhkan inspirasi serta memiliki kesinambungan dalam rangka kepentingan lingkungan serta sejarah organisasi sudah selayaknya didukung.
Sejalan dengan hal tersebut Locke, (1997) membangkitkan visi sebagai motivasi yang baik disyaratkan harus memiliki beberapa syarat di antaranya visi harus ringkas, jelas, abstraksi yang jelas, tantangan yang diajukan, berwawasan masa depan, stabil serta disukai. Dengan visi yang dijalankan mendekati hal tersebut sudah selayaknya hal tersebut dijadikan momentum untuk berubah ke arah yang lebih baik didukung penuh untuk dijadikan acuan dalam setiap melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Keterlibatan penempatan seleksi orang-orang pengemban tanggung jawab harus berjalan dengan sebaik-baiknya. Ketersediaan alat kontrol yang jelas (aturan dan standar operasional prosedur) dipastikan juga menjadi pelengkap terwujudnya visi pemimpin termasuk visi organisasi dalam cakupan umum.
Pada akhirnya setiap pemimpin dipastikan memiliki visi untuk membawa bahtera organisasi yang dipimpinnya ke arah yang lebih baik dan terus berkembang. Menjadikan organisasi maju dan berdaya saing sudah terukir dalam setiap jiwa-jiwa pemimpin. Tidak berlebihan pemimpin dipilih berdasarkan kemampuan serta memiliki ilmu leadership yang menunjang karier kepemimpinannya. Membawa segenap suara dari setiap anggota untuk dijadikan catatan kepemimpinan atas nama organisasi serta fokus usaha untuk mewujudkannya.(*)