MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Rapat Terbuka dan orasi Ilmiah jadi puncak acara Dies Natalis ke-60 Universitas Brawijaya di Gedung Samantha Krida, Kamis (5/1) lalu. Mengangkat tema Green Paradigm and Inovative Action for Sustainable Prosperity, menjadikan UB sebagai pembaharu dalam berbagai hal termasuk juga berbasis budaya.
Selain dihadiri oleh para civitas akademika UB, pada kesempatan tersebut turut hadir pula Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) sekaligus Ketua Majelis Wali Amanat UB, Prof. Dr. Muhadjir Effendy M.A.P. yang memberikan sambutan sekaligus orasi ilmiah.
“Menjadi prioritas dalam pembangunan SDM Indonesia di tahun 2023 adalah mengenai penurunan angka kemiskinan, revitalisasi vokasi hingga prevalensi penurunan stunting,” kata Prof. Muhadjir dalam sambutannya.
Ia juga berharap Universitas Brawijaya dapat ikut andil dalam menyukseskan program prioritas SDM tersebut, diantaranya adalah melalui Fakultas Vokasi dan berbagai keterampilan yang tersedia di UB.
“Melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, kita harapkan mampu memberikan mahasiswa pilihan-pilihan agar dapat menjadi tenaga kerja yang andal serta memiliki kesiapan dalam memasuki dunia kerja,” ungkapnya
Sementara Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. menuturkan bahwa di tahun 2023 ini UB akan mulai melakukan starting pengembangan The Future Sains Inovation di bidang insfratuktur. “Kita siapkan kecepatan koneksi internat di lingkungan kampus mencapai 100 Gbs, kita juga akan mengadakan smart komputer serta data center yang nantinya akan diintegrasikan dengan aktivitaas yang ada di UB,” jelas Prof. Widodo.
Sebagai uji coba, nantinya akan dikembangkan dari program mahasiswa membangun seribu desa di Jawa Timur. Ia berharap data-data tersebut dapat diisi secara Implemental sehingga dapat menjadi basis data. “Nantinya data tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembangunan manusia Indonesia dan pengembangan khususnya di wilayah Jawa Timur,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, juga disampaikan orasi ilmiah mengenai pengembangan Green Entrepreneurship dalam perspektif perguruan tinggi yang disampaikan oleh Muhammad Khalid Mawardi,S.Sos,M.A.B,Ph.D
“Sesuai dengan tema yang kita bawa, maka kita juga akan mulai menerapkan Green Entrepreneur, jadi yang pertama dalam konteks pendididkan kita harus mencoba untuk memberikan isi dalam kurikulum kita, bahwa menjadi wirausaha tidak hanya sekedar berorientasi pada profit namun juga harus memperhatikan lingkungannya,” ujarnya.
Green Entrepreneur merupakan suatu praktek usaha dalam merespon dan mengidentifikasi peluang yang dapat mendatangkan profit dengan meminimalisir pengaruh negatif pada lingkungkungan. Menjadi seorang green entrepreneur harus mampu memperhatikan konteks sustainabilitas dari bumi.
“Itulah yang kita tanamkan pada para alumni Universitas Brawijaya yang dikarakterisasi sebagai entrepeneur. Mereka harus memiliki tekad dan jiwa itu, sehingga menjadi pebisnis yang tetap memperhatikan lingkungannya,” ungkapnya.
Untuk memulai itu semua, ia menuturkan bahwa etika ekologis harus diajarkan kepada seluruh mahasiswa. Karena hal tersebut menjadi suatu hal yang penting dan perlu juga disampaikan kepada masyarakat. “Sehingga nilai-nilai etika ekologis ini akan terus mengiringi kehidupan masyarakat, khususnya dalam berbisnis,” jelasnya. (adm/bua)