spot_img
Saturday, July 5, 2025
spot_img

Pameran Seni DKM: Kenang Sejarah, Bangkitkan Momen Perjuangan Aremania

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Puluhan arsip-arsip lawas memperlihatkan aktivitas, selebrasi dan hal-hal berkaitan dengan momen Arema dipertunjukan sebagai pameran seni “ Menyerang Kota”, Selasa (10/11) di Dewan Kesenian Malang.

Tidak hanya goresan arsip dokumen sejarah Arema, dokumen dan arsip perjuangan Aremania untuk mengusut Tragedi Kanjuruhan juga ditampilkan. Pameran seni tersebut diadakan sebagai wujud mengenang sejarah juga membangkitkan kembali semangat juang Aremania dan Aremanita.

Inisiator pameran seni “Menyerang Kota” Arief Wibisono menjelaskan pameran diadakan sejak Senin (9/1) hingga Rabu (11/1). Yang dipertunjukan adalah kumpulan arsip berupa berita dan dokumen foto dari berbagai sumber media. Sejak Tahun 2000.

Malang Posco Media

“Koleksi yang saya miliki sejak Tahun 2000. Pameran ini saya tampilkan sekitar 30 artikel dan foto tentang Arema. Banyak tentang jejak pertandingan, Arema dan Persebaya,” tegas Arief.

Sebanyak 30 dokumen arsip berupa berita dan foto ini ditempelkan di dinding-dinding ruang seni DKM. Tidak hanya itu salinan artikel yang ikonik seperti mengangkat isu supporter sebagai ladang bisnis juga mencuri perhatian.

Menurutnya momen demi momen yang diabadikan berupa artikel media dan foto sangatlah penting. Hal ini menjadi bukti nyata bagaiamana Arema dan Aremania selalu bersama. Memiliki perjuangan dan coretan sejarah yang bisa menjadi pengingat.

Arief mencontohkan dokumentasi foto saat Arema berlaga melawan Persebaya di Stasion Gajayana, Kota Malang tahun 2000. Saat pertandingan, mobil pemadam kebakaran (PMK) siaga di sekitar stadion. Tidak ada gas air mata.

“Karena History is not story. Sejarah itu bukan cerita. Harus ada dokumentasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Makanya saya kliping artikel-artikel dari media. Ini sebagai wujud perjuangan. Terutama di bidang arsip, harus selalu dijaga,” tegasnya.

Selebaran maupun pamflet tentang Tragedi Kanjuruhan tahun 2022 lalu pun ia kumpulkan sebanyak mungkin. Kemudian dipamerkan pula dalam pameran seni “Menyerang Kota”.

Dengan pameran tersebut, Arief berharap hal tersebut bisa menjadi ajang untuk kembali instrospeksi diri, berpkir jernih dan dewasa. Untuk terus berjuang dengan segala macam cara yang memungkinkan. Momen ini patut diabadikan terus salah satunya sebagai ekspresi seni.

“Arema selamanya,” pungkas Arief. (ica/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img