spot_img
Thursday, July 3, 2025
spot_img

Bangkitkan Daya Serap Siswa Terhadap Pembelajaran

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Beberapa persoalan terkait tumbuh kembang anak kini menjadi permasalahan yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Pendidikan seharusnya bisa membawa mereka kepada titik-titik kebaikan penataan masa depannya. Kenakalan anak bahkan menjurus kepada titik ketidakpedulian terhadap masa depannya.

Media banyak mengabarkan kasus anak usia belasan tahun terlibat kasus kejahatan. Selain kasus tersebut kerap dijumpai kasus perkelahian, minum-minuman keras, seks bebas bahkan narkoba. Persoalan lainnya saat di sekolah, daya serap anak terhadap pembelajaran sekarang ini telah memasuki titik rawan.

Selain intensitasnya menurun disebabkan karena berbagai faktor. Upaya mengatasi persoalan penurunan daya serap anak, bukan sekadar melihat daya serap dari sisi akibat yang ditimbulkannya. Tetapi lebih dari itu yakni harus menelaah lebih jauh tentang akar masalah terjadinya tindak daya serap anak dan anak itu sendiri.

Temuan terbaru melalui studi pustaka mengindikasikan bahwa daya serap anak dan anak dipengaruhi berbagai faktor. Baik yang bersifat psikis, genetik, lingkungan, keluarga, teman sebaya maupun tuntutan budaya setempat. Faktor lainnya termasuk di dalamnya penduduk sekitar dan tayangan audiovisual yang tidak mendidik. Tantangan nyata untuk setiap institusi pendidikan dan pendidik untuk membawa anak ke arah lebih baik melalui proses pembelajaran.

Memberikan pelayanan yang ideal adalah hal wajib bagi pendidik sehingga dapat meningkatkan motivasi juga kreativitas anak sehingga dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya, mendorong terus maju dan memotivasi cita cita yang diimpikannya.

Proses pembelajaran yang ideal adalah pendidikan yang mampu melahirkan proses belajar yang berkualitas. Proses ini adalah pembelajaran yang melibatkan partisipasi dan penghayatan anak secara intensif. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah titik lemahnya proses pembelajaran.

Pembelajaran ideal dapat juga dinamakan pembelajaran berdiferensiasi dengan penjelasan bahwa serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh pendidik berorientasi kepada kebutuhan anak. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.

Kini dengan diterapkannya kurikulum merdeka pendidik harus siap dengan segala perubahan dan risikonya. Dalam rangka penerapan kurikulum yang baru, pendidik harus mempunyai kreativitas yang membangun bagi anak. Dipastikan kebingungan akan terjadi pada awalnya sehingga pelayanan kepada anak mungkin agak terganggu.

Tetapi apapun yang dihadapi pendidik di manapun berada pasti akan berusaha memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya masing masing. Apalagi terkait daya serap materi ajar akan selalu diberikan tanda khusus.

Suprayekti (2004)mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran memberikan gambaran kepada pendidik bagaimana langkah yang diambil dalam mencapai tujuan kurikulum. Sedangkan Ahmad Sudjarat (2008) mengemukakan bahwa pendekatan tujuh pembelajaran adalah pandangan kita terhadap proses pembelajaran yang bersifat umum dimana pendekatan ini mempengaruhi cara pembelajaran dengan teori tertentu.

Sesuai dengan kurikulum merdeka, pembelajaran paradigma baru yang terdiferensiasi dan berfokus pada anak, satuan pendidikan harus melaksanakan tahapan-tahapan perencanaan pembelajaran dan asesmen intrakurikuler. Perencanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka terdapat tujuh tahapan perencanaan pembelajaran dan asesmen intrakurikuler.

Tahapan tersebut adalah menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran, perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostik, mengembangkan modul ajar, penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik anak, perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen formatif dan sumatif, pelaporan kemajuan belajar, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen.

Keterkaitan berhasil tidaknya pembelajaran bisa diukur salah satunya adalah anak harus mengingat atas pelajaran yang telah disampaikan oleh pendidik. Karena hal tersebut menjadi penting maka pendidik seyogyanya memberikan pembelajaran dengan sebaik-baiknya, pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak.

Kemudian hal lainnya mendorong anak untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran yang berlangsung menjadi salah satu bukti bahwa anak mampu mengikuti pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran tidak hanya dari salah satu unsur, tetapi harus ada kerjasama yang baik antara pendidik, anak, orang tua dan seluruh elemen sekolah sebagai fasilitator. Beberapa jenis-jenis metode yang bisa digunakan guru dan sudah sangat popular. Adapun jenis-jenisnya metode yang digunakan antara lain metode ceramah, tanya jawab, resitasi, drill (latihan), diskusi, dan metode role playing (Abdul Majid, 2016).

Indikator lainnya pembelajaran juga harus aktif dalam arti pembelajaran harus lebih menarik bagi anak dengan mengadakan diskusi tentang berbagai topik. Pendidik bisa bertanya kepada anak mengenai apa yang dia pikirkan atau rasakan. Cara ini membantu anak menyimpan informasi lebih lama dalam pikiran mereka. Dengan seperti itu maka anak senantiasa meningkatkan daya ingat. Anak juga dipastikan mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya.

Pendidik harus membantu anak membuat peta pikiran dari berbagai ide dan bagaimana keterkaitannya satu sama lain. Membangun hubungan antar kata dan topik membantu anak secara aktif terlibat dengan materi dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam. Ini merupakan bagian penting dari daya ingat.

Pendidik harus mengingatkan poin penting agar daya ingat bagus adalah memastikan bahwa ia senang saat mempelajari sebuah topik. Jika dari awal anak merasa cemas atau takut, ia akan stres. Pada akhirnya, anak tidak bisa menyerap informasi dengan baik.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah memperbaiki gizi serta jam tidurnya. Kedua hal ini juga berpengaruh pada memori yang senantiasa erat kaitannya dengan daya serap anak ketika menerima materi pembelajaran dari pendidik. Pada akhirnya sangat kompleks tantangan pendidik di era sekarang ini. Berbekal tidak puas diri serta terus mempelajari perkembangan anak dalam perbelajarannya adalah sebuah solusi terbaik.(*) 

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img