spot_img
Friday, July 4, 2025
spot_img

Rumah Kita, Tugas BISMA 2023 Sekaligus Healing

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA –  Baik redaktur maupun wartawan di Malang Posco Media (MPM) hampir seluruhnya pernah mendapatkan tugas liputan keluar kota. Ketika mendapatkan undangan kegiatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, saya

Jon Soeparijono yang ditunjuk berangkat. Kegiatan berupa Bincang Santai Bersama Media (BISMA) 2023 pada 6-7 Januari 2023 di Hotel Plataran Bromo di Tosari Kabupaten Pasuruan.

General Affair MPM Noer Adinda Zaeni   menunjuk saya  mengikuti kegiatan tersebut sekaligus dianggap healing. Maklum ketika liburan sekolah akhir tahun lalu, saya tak sempat jalan-jalan ke luar kota, meski sempat ada rencana tersebut.

Tugas luar kota kali ini tidak terlalu jauh. Jarak antara Kota Malang menuju Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan tempat kegiatan hanya sekitar 60 kilometer. Atau jika ditempuh dengan kendaraan pribadi tidak sampai dua jam.

Ketika hari H pelaksanaan, usai Salat Jumat, satu per satu awak media asal Malang Raya sudah mulai berdatangan di Kantor Bank Indonesia Malang di Jalan Merdeka Utara. Sedangkan satu media asal Probolinggo, tidak perlu kumpul di Malang karena langsung ke lokasi kegiatan. Total ada 14 media yang ikut kegiatan rutin tiap tahun ini.

Setelah 13 awak media dari Malang Raya sudah kumpul, langsung berangkat menggunakan dua mobil Hiace.   Mobil pertama diisi delapan awak media dan saya berada di mobil kedua yang hanya diisi lima awak media. Tentu saja, mobil yang kapasitasnya 16 penumpang, hanya diisi lima orang, sangat longgar.

Mobil yang saya tumpangi sopirnya bernama Habibie asal Desa Asrikaton Kecamatan Pakis, tepatnya di gang depan exit tol Pakis.  Sopir ini merupakan karyawan biro perjalanan yang sudah paham  lokasi yang akan dituju. Ia mengaku sudah beberapa kali mendapat order ke Hotel Plataran Bromo. Juga sering mendapat tugas mengemudikan mobil hingga ke luar Pulau Jawa.

Perjalanan dari Kantor BI hingga perbatasan Kecamatan Jabung Kabupaten Malang jalannya masih datar. Ketika memasuki Kecamatan Jabung, tepatnya di Desa Kemiri yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pasuruan jalannya mulai berkelok-kelok dan naik turun cukup terjal. Begitu pula masuk Kecamatan Tosari, jalurnya sangat ekstrim. Tanjakan tajam serta kanan kiri jurang terjal, membuat saya tidak berani tidur.

Setelah hampir satu setengah jam perjalanan, tibalah di Hotel Plataran Bromo di Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. Hotel yang dibuka sejak tahun 2017 merupakan satu-satunya hotel resort bintang lima yang ada di kawasan Gunung Bromo. Hotel ini berada di dataran tinggi Bromo dengan pemandangan perbukitan dan perkebunan dengan panorama cukup indah.

Tiba di Hotel Plataran Bromo sekitar pukul 15.30 WIB. Meski masih sore, namun  sangat dingin. Sekitar 16 derajat celcius. Hampir seluruh awak media termasuk saya menggunakan jaket tebal.  Begitupula para karyawan Bank Indonesia juga sama-sama kedinginan berada di ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut. 

Agenda awal mengisi daftar hadir dilanjut istirahat dan mandi. Beberapa teman media memanfaatkan nonton pertandingan leg pertama babak semifinal Piala AFF antara Indonesia melawan Vietnam di TV yang berada di depan kamar hotel. Termasuk saya yang suka nonton sepak bola pun, nonton pertandingan yang berakhir dengan skor 0-0 itu.

Malam harinya usai magrib, acara pokok  BISMA oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Malang, Samsun Huda. Temanya “Perkembangan Ekonomi Terkini dan Arah Kebijakan Bank Indonesia Tahun 2023”. Karena namanya bincang santai, sesi ini pun berlangsung santai namun materi yang disampaikan cukup bermanfaat.

Sebelum materi disampaikan, peserta menikmati makan malam dilanjut lomba lato-lato antar awak media. Saya yang masa kecil sudah mengenal mainan lato-lato pun dengan percaya diri mengikutinya. Meski tidak bisa main dengan baik, tetap saja mendapatkan hadiah dari permainan yang sedang ngetren ini. 

Usai lomba antar awak media, giliran antar karyawan BI. Ternyata Kepala Kantor Perwakilan BI Malang, Samsun Huda paling pandai memainkan lato-lato dan tampil sebagai juara. Hanya saja, meski juara, Pak Samsun tidak diberi hadiah oleh panitia. He he he.

Di sesi materi, Samsun Hadi menyampaikan mulai perkembangan perekonomian nasional hingga Jawa Timur.  Termasuk membahas, uang tak layak edar, hingga uang palsu.

Samsun menyatakan uang tak layak edar yang dimusnakan KPwBI Malang jumlahnya mencapai triliunan rupiah. Soal keberadaan uang palsu, menurutnya hanya beredar di pinggiran yang dibelanjakan ke toko-toko. Nominal belanjanya pun tidak terlalu besar.

Salah satu cara untuk mencegah uang palsu, selain kerja sama dengan pihak kepolisian, BI juga mengeluarkan uang edisi baru.

Samsun juga menyebutkan wilayah Malang Raya, Pasuruan dan Probolinggo sebagai penopang ekonomi di Jawa Timur yang pertumbuhan ekonominya sangat tinggi.

Tak terasa, bincang santai ini berlangsung hingga sekitar pukul 22.00 WIB. Usai kegiatan, peserta langsung ke kamarnya masing-masing karena keesokan paginya masih ada kegiatan di lapangan. Apalagi udara cukup dingin, sehingga peserta BISMA memilih di kamar dan tidak jalan-jalan. Malam hari suhu udara mencapai 13 derajat celsius disertai angin cukup kencang.

Hari kedua kegiatan BISMA, diisi kunjungan ke Taman Edelweiss yang merupakan binaan BI Malang. Sebelum berangkat, seluruh peserta sarapan dan sudah harus berkumpul di depan hotel pukul 08.00 WIB.

Dari Plataran Hotel Bromo menuju Taman Edelweis jaraknya sekitar 5,5 kilometer atau ditempuh waktu sekitar 15 menit. Di taman ini, ternyata sudah banyak pengunjung dan menikmati keindahan taman seluas sekitar 1. 200 meter persegi itu.

Taman ini dikelolah Kelompok Tani Hulun Hyang dan bisa menyumbangkan pendapan asli   Desa Wonokitri sebesar Rp 38 juta per tahun. Keberadaan taman ini juga bisa mengangkat perekonomian masyarakat sekitar. Warga memanfaatkan lahannya untuk parkir mampun membuat warung.

Di taman ini pula, pengunjung bisa membeli secara legal “bunga abadi” itu dengan harga mulai Rp 45 ribu hingga Rp 150 ribu. Saya membeli satu ikat bunga Edelweis yang sudah dikemas dengan kertas serta diikat pita seharga Rp 75 ribu. Karena rombongan awak media bersama BI, saya diberi korting Rp 25 ribu sehingga saya hanya membayar Rp 50 ribu saja.

Beberapa karyawan Bank Indonesia sempat mengira dan mengatakan jika bunga tersebut sengaja saya beli sebagai oleh-oleh istri di rumah. “Bukan bu. Bunga ini saya beli untuk mertua saya,” kata saya.

 Mendengar jawaban tersebut, para karyawan BI langsung tertawa semuanya.

Di taman ini pula, Humas Kelompok Tani Hulun Hyang yang juga tokoh adat masyarakat adat Tengger Puja Wasisto menjelaskan kepada awak media tentang keberadaan taman Edelweis. Yang tak kalah pentingnya yang disampaikan Puja Wasisto adalah peran serta Bank Indonesia di taman yang kini menjadi salah satu jujugan wisata di kawasan Gunung Bromo ini.

Tak terasa menikmati keindahan Taman Edelweis hingga siang hari. Meski terik matahari cukup menyengat dan hawa masih dingin rasanya masih ingin berlama-lama. Apalagi ada suguhan kopi panas, susu serta gorengan yang disajikan pihak taman. Para pengunjung makin siang pun makin ramai.

Karena sudah siang, rombongan harus kembali ke hotel dan segera check out hotel. Sebelum pulang ke Malang, makan siang dilanjut pengumuman pemenang lomba penulisan serta penyerahan hadiah.

Sekitar pukul 14.00 WIB, saya dan rombongan awak media   meluncur dari Hotel Plataran Bromo pulang ke Malang. (jon/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img