MALANG POSCO MEDIA- Peringatan satu abad khidmat Nahdlatul Ulama (NU) diisi dengan kirab panji NU keliling Kota Malang, Minggu (15/1). Saat melepas kirab, Wali Kota Malang Drs H Sutiaji bertemu H Moch Anton, mantan Wali Kota Malang. Praktis mengundang perhatian publik.
Pelepasan peserta kirab digelar di depan Masjid Agung Jami’ Kota Malang. Abah Anton, sapaan akrab H Moch Anton ada di rombongan kirab. Persisnya di rombongan jeep pertama. Sedangkan Wali Kota Malang H Sutiaji yang melepas rombongan.
Wali Kota Sutiaji dan Abah Anton sama-sama pengurus Mustasyar PCNU Kota Malang. Mereka pernah duet memenangkan Pilkada tahun 2013. Saat itu, Abah Anton sebagai wali kota, Sutiaji wakil wali kota. Namun jelang Pilkada 2018 lalu, dua sahabat itu memilih jalan masing-masing. Sutiaji berhasil menjadi wali kota.
Selanjutnya tak pernah terpublikasi persahabatan Sutiaji dan Abah Anton. Baru tampak di depan publik kemarin. Saat bertemu, keduanya saling bersalaman lalu berpelukan. Bahagia terpancar dari raut wajah.
Wali Kota Sutiaji langsung menegaskan bahwa mereka berdua tetap bersaudara. Ia menegaskan bahwa pencapaian selama menjabat wali kota merupakan semangat melanjutkan dari pejabat sebelumnya.
“Jangan sampai ada kasta, bahwa keberhasilan yang sekarang ini dari pejabat yang sekarang saja. Ini karena meneruskan yang baik, dan memperbaiki yang kurang dari pejabat sebelumnya. Saya dan Abah Anton bersaudara, setelah ini kembali sebagai manusia yang tanggung jawabnya secara personal, bukan kelembagaan,” ungkap Sutiaji usai memberangkatkan rombongan kirab Panji NU.
“Saya di sini meneruskan perjuangan Abah Anton. Begitu juga Abah Anton yang meneruskan perjuangan dari Pak Peni (Peni Suparto) dan terus sampai pemimpin sebelum-sebelumnya. Apabila memang ada yang kurang kami benahi, yang baik kami teruskan,” sambungnya.
Orang nomor satu di Pemkot Malang itu menuturkan bahwa pertemuan dengan Abah Anton kemarin bukan yang pertama kalinya. Sudah beberapa kali bertemu sebelumnya.
Sutiaji juga menjawab terkait munculnya baliho ucapan selamat ulang tahun Abah Anton yang dibumbui tulisan, ‘Lanjutkan 2024’. “Itu merupakan hak warga negara, untuk berpartisipasi dalam berpolitik. Tentu kita di sini harus terbuka. Jabatan itu amanah, jangan sampai jabatan jadi tujuan,” tandasnya.
Sementara itu kirab Panji NU kemarin merupakan rangkaian peringatan perjuangan gerakan NU yang sudah mengakar di Tanah Air, hingga mancanegara.
Ketua PCNU Kota Malang KH Israqunnajah mengatakan peringatan ini untuk mengingat perjuangan NU bersama masyarakat. Berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari pemasangan bendera NU hingga kirab panji mewarnai peringatan kali ini.
“Kami memohon maaf sebelumnya kepada masyarakat Kota Malang, apabila kegiatan ini mengganggu aktivitas. Di momen ini seluruh warga NU memperingati bagaimana khidmat NU selama 100 tahun. Di momen ini NU mengusung semangat bertajuk Merawat Jagat dan Membangun Peradaban,” jelasnya.
Sementara itu Wali Kota Sutiaji mengatakan agenda ini sebagai momen membersihkan diri dalam khidmat NU. Momen ini juga sebagai muhasabah (introspeksi) untuk meneliti perbuatan pada masa lalu dan masa kini, apakah merupakan perbuatan baik atau perbuatan buruk.
“Atas nama Bhumi Arema, kami menyambut luar biasa peringatan khidmat NU di 100 tahun ini. Banyak sekali kontribusi NU untuk dunia, untuk membangun peradaban dan pemberdayaan masyarakat,” ucapnya.
Rombongan kirab yang diberangkatkan kemarin terdiri dari berbagai kendaraan dan tokoh. Di antaranya iringan-iringan kendaraan yang membawa Rais Syuriyah PCNU Kota Malang KH. Chamzawi dan Ketua PCNU Kota Malang KH Israqunnajah. (rex/van)