MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Sekitar 500 petani di Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji tidak dapat mengairi sawah pada Jumat (13/1) sore hingga Sabtu (14/1) pagi. Penyebabnya plengsengan teknis irigasi dari sungai Giripurno ambrol akibat hujan dan banjir.
Beruntung, pengairan sawah sekitar 500 petani di Desa Giripurno segera dibenahi. Sehingga lahan pertanian milik warga bisa teraliri air kembali dengan normal dengan dilakukan penanganan darurat pembuatan tanggul dengan karung glangsi oleh warga.
Menindaklanjuti bencana tersebut, BPBD Kota Batu akan segera berkomunikasi dengan DPUPR Kota Batu untuk melakukan kajian plengsengan ambrol. Untuk kemudian dilakukan perbaikan plengsengan.
“Memang benar telah terjadi tanah longsor dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dan mengakibatkan plengsengan teknis irigasi dari sungai Giripurno, Jumat (13/1) sore dengan dimensi Panjang 8 meter, Lebar 5 meter dan Tinggi 5 meter ambrol. Dari ambrolnya plengsengan teknis ini irigasi ke sawah 500 petani terganggu,” ujar Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu.
Dalam penanganan jangka pendek bersama warga telah melakukan kerja bakti penanganan darurat pembuatan tanggul dengan karung glangsi. Sedangkan penanganan jangka panjang telah melakukan koordinasi dengan DPUPR agar plengsengan segera diperbaiki.
“Untuk perbaikan dengan membangun plengsengan kembali yang mengerjakan adalah DPUPR agar ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi plengsengan (karung.red) sementara tidak jebol kembali. Kemungkinan akan menggunakan Belanja Tidak Terduga (BTT) karena masuk dalam peristiwa bencana atau tidak terduga,” bebernya.
Sementara itu, Sekdes Giripurno Munir berharap agar plengsengan ambrol bisa segera mendapat penanganan dari Pemkot Batu. Pasalnya saluran irigasi tersebut mengaliri sawah milik ratusan petani yang tersebut di tiga dusun, yakni Dusun Durek, Krajan dan Dusun Kedung.
“Kami sangat berharap saluran irigasi yang rusak bisa segera diperbaiki oleh Pemkot Batu. Pasalnya warga sangat membutuhkan air irigasi untuk pertaniannya, oleh karena itu sementara waktu Pemdes dan warga membuat plengsengan sementara dengan karung glangsi,” ungkapnya.
Kepala DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang menindaklanjuti laporan tersebut dengan cek ke lokasi.
“Kami harus cek lokasi dahulu. Apakah itu milik kita atau lintas irigasi dibawah otoritas BBWS Brantas. Untuk selanjutnya segera kami ambil langkah-langkah taktis tanggap tuntas agar lahan pertanian warga tetap teraliri air,” pungkasnya. (eri/nug)