.
Thursday, December 12, 2024

Custom Diecast Karya Wahyu Widodo Diapresiasi di Luar Negeri

Terinspirasi Mobil Ken Block, Tembus Pameran di Amerika Serikat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Hobi di dunia custom diecast membawa nama Wahyu Widodo dikenal luas. Karyanya menembus pasar hingga di Amerika Serikat, Eropa dan Australia.

=======

Diecast merupakan mainan yang pembuatannya menggunakan cara die-casting atau logam dilelehkan kemudian dicetak atau dicor. Kebanyakan hasil karya diecast berwujud mainan mobil mini.

Nah  dari mainan mobil yang familiar dijual di pasaran, menjadi  karya unik dan menarik di tangan dingin Wahyu. Pria berusia 44 tahun itu, berhasil membuat custom diecast sejak ditekuni tahun 2016 lalu.

Sebenarnya kegemarannya mengoleksi mainan diecast sejak awal tahun 2002.  “Awalnya saya juga tidak mengira, bahwa diecast bisa dibuat sedemikian rupa. Tahun 2010 saya sudah mulai tertarik membuat custom diecast,” katanya.

“Namun karena sambil bekerja, saya tidak bisa fokus. Akhirnya di tahun 2016 saya resign dari pekerjaan saya sebelumnya. Dan saat itu saya baru serius membuat custom diecast,” sambung Wahyu.

Awalnya saat menekuni custom diecast, ia banyak berkorban. Mulai materi hingga waktu yang dicurahkan. Karena saat itu harus mencari bagian (part) untuk karyanya, dari mainan mobil yang sudah ada.

Langkah Wahyu untuk menghasilkan karya custom diecast terbaik, membuatnya semangat mengumpulkan alat pembuatannya. Ia kini sudah bisa membuat berbagai part dengan metode 3D printing, maupun mencetak sendiri dari bagian besar hingga yang detail.

Berawal dari hobi itu, Wahyu terus mengembangkan karyanya. Berbagai inspirasi karyanya bersumber dari ketokohan seseorang, atau dari film. Seperti tiga karyanya yang terinspirasi dari mobil Kenneth Paul Block (Ken Block), sosok pembalap reli profesional asal Amerika, dengan Hoonigan Racing Division.

Langkah Wahyu semakin mantap menggarap custom diecast.  Alhasil, lebih dari 1.000 pendaftar dalam pameran Matcbox di Amerika tahun 2017 dan 2019, ia masuk dalam 15 pendaftar yang lolos untuk mengikuti pameran.

“Dari Indonesia hanya berempat dari 15 peserta atau finalis, kompetisi yang berebut untuk bisa ikut dalam pameran tersebut. Kalau di Indonesia, saya jarang ikut pameran. Baru Desember 2022 lalu, saya ikut pameran Lidos Toysfest  di Kayutangan Heritage Malang,” ungkapnya.

Berkat  mengikuti pameran yang dihadiri berbagai pengunjung dari penjuru dunia,  nama Wahyu sebagai kreator custom diecast dikenal. Bahkan  beberapa karyanya laris manis dibeli kolektor dari berbagai negara.

“Kalau karya sendiri sudah lebih dari 100, dan sekarang ini hanya tinggal beberapa saja. Karena memang ini koleksi pribadi saya, kemudian kalau ada yang menawar, saya juga terbuka,” ceritnaya. “Asalkan harga yang saya tawarkan cocok dan tidak ditawar. Oleh sebab itu pasar saya banyak di luar Indonesia, seperti Amerika, Eropa dan Australia. Kalau untuk budget orang Indonesia masih dinilai terlalu mahal,” sambung alumnus Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Malang ini.

Wahyu mengaku harga tersebut dipatok karena pembuatan yang tidak mudah. Selain itu biaya dan waktu yang juga terkuras. Setiap pembuatan karya, saat ini rata-rata waktu yang dibutuhkan mencapai dua bulan. Apalagi beberapa karya dengan desain rumit dan detail.

Seperti pewarnaan bodi mobil, yang harus menggunakan cat untuk mobil asli. Karena, cat mobil memiliki kesan mewah dan sangat bagus dipandang. Kemudian  pernak-pernik stiker juga perlu bahan khusus yang sangat tipis, serta menggunakan air sebagai media penempelannya.

Selain membuat karya mobil balap, Wahyu juga membuat  mobil klasik. Karyanya tidak hanya fokus pada bodi yang menarik. Tetapi juga replika interior mobil, ia buat sebaik mungkin.

Saat ini, alumnus SMA Islam Malang ini juga bekerja freelance sebagai ilustrator digital. Hobinya membuat custom diecast  menjadi sejalan dan selaras.

Tangan dingin Wahyu berhasil melahirkan karya yang menurutnya paling berkesan. Yakni, dua karya Hoonicorn dan Hoonitruck dari sosok Ken Block, serta dua karyanya yang terpajang dalam pameran Matcbox di 2017 dan 2019 lalu.

“Untuk karya dari mobil Ken Block ini, selain merupakan mobil favorit saya, tidak lama setelah saya menyelesaikan karya saya tersebut. Pemilik mobil aslinya, yakni Ken Block meninggal karena kecelakaan. Dan ternyata karya saya terpilih untuk dimuat di salah satu majalah Inggris, untuk edisi khusus Tribute Ken Block, di tahun 2023 ini. Jadi ada nilai sentimental tersendiri,” jelasnya.

Karyanya yang sudah mendunia itu, diakuinya bukan hanya hasil kerja keras dirinya semata. Melainkan ada beberapa ilmu penting yang ia dapatkan. Khususnya dari rekannya di Diecast Toys Malang (DTM).

Selain itu beberapa sosok seperti Tommy Sanjaya, Yayus Irwanto, dan yang paling banyak berperan dalam Wahyu berkarya adalah (alm) Emile Franqois. Karyanya itu kini, bisa menjadi inspirasi serta memiliki makna dan bisa dinikmati oleh banyak kalangan. (rexy qolbi/van) 

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img