MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Memiliki passion di bidang tanaman, seni, dan kuliner, dr Dyah Retno Wulandari Sp.Pd mencoba menggabungkannya dalam sebuah rumah makan. Konsep yang diusung oleh Dyah pada Palawija Warung Keluarga miliknya pun membuatnya jadi tampil beda di antara deret restoran di Jl Ir Soekarno Kota Batu.
Kepada Malang Posco Media Dyah mengatakan, meski berprofesi sebagai dokter, ia masih tetap menggeluti tiga hobinya, yakni tanaman, seni dan kuliner. Ketika membuka Palawija, ia mencoba menyatukan ketiganya menjadi satu konsep rumah makan dan muncul tema unik botanical art.
“Tema botanical art paling pas untuk menggambarkan Palawija. Tiga passion saya bertemu jadi satu dan terlukis jelas pada ambience dan suasana Palawija. Mulai dari lukisan yang kami pajang di berbagai sudut hingga berbagai tanaman hias dan bunga edibel yang tersebar di seluruh area warung, semua kami tampilkan untuk mendukung tema ini,” papar Dyah.
Dyah menyebutkan nama Palawija dipilih karena memiliki filosofi yang mendalam. Seperti halnya tanaman palawija, ia berharap restorannya bisa memberikan kemanfaatan, baik dari segi pelestarian maupun ekonomi.
“Palawija adalah tanaman kedua. Namun keberadaannya membawa imbas pelestarian dan meningkatkan ekonomi. Kami pun juga ingin Palawija Warung Keluarga bisa seperti itu. Maka dari itu, kami juga menyediakan display produk dari UMKM sekitar sebagai wujud dari upaya pelestarian dan meningkatkan ekonomi,” urainya.
Dyah melanjutkan, salah satu produk UMKM yang dihadirkan Palawija adalah Red Soga Ecoprint. UMKM ini memproduksi tas, dompet dan lainnya dengan menggunakan daun dan bagian tanaman lainnya. Karena dibuat handmade, produk Red Soga Ecoprint tidak pernah ada yang sama dan bersifat limited.
Untuk menu makanan, Palawija sangat serius memilih menu. Terbukti makanan-makanan yang disajikan memiliki kualitas dan rasa istimewa yang tidak kalah dengan resto hotel. “Menu Nusantara menjadi andalan di Palawija. Salah satunya Sate Maranggi, sate khas Jawa Barat yang terbuat dari daging sapi. Di Palawija kami menyajikan Sate Maranggi dari tenderloin. Sehingga tekstur satenya lebih juicy dan legit,” beber perempuan berkacamata ini.
Melengkapi menu makanan yang spesial, Palawija juga menghadirkan minuman hangat bernama Jamal, yang berarti Jahe, Madu dan Lemon. Minuman ini paling pas dinikmati di sore atau malam hari tatkala suhu udara di Kota Batu mulai turun. (sam/nda)
Palawija Warung Keluarga, Usung Konsep Botanical Art //
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Memiliki passion di bidang tanaman, seni, dan kuliner, dr Dyah Retno Wulandari Sp.Pd mencoba menggabungkannya dalam sebuah rumah makan. Konsep yang diusung oleh Dyah pada Palawija Warung Keluarga miliknya pun membuatnya jadi tampil beda di antara deret restoran di Jl Ir Soekarno Kota Batu.
Kepada Malang Posco Media Dyah mengatakan, meski berprofesi sebagai dokter, ia masih tetap menggeluti tiga hobinya, yakni tanaman, seni dan kuliner. Ketika membuka Palawija, ia mencoba menyatukan ketiganya menjadi satu konsep rumah makan dan muncul tema unik botanical art.
“Tema botanical art paling pas untuk menggambarkan Palawija. Tiga passion saya bertemu jadi satu dan terlukis jelas pada ambience dan suasana Palawija. Mulai dari lukisan yang kami pajang di berbagai sudut hingga berbagai tanaman hias dan bunga edibel yang tersebar di seluruh area warung, semua kami tampilkan untuk mendukung tema ini,” papar Dyah.
Dyah menyebutkan nama Palawija dipilih karena memiliki filosofi yang mendalam. Seperti halnya tanaman palawija, ia berharap restorannya bisa memberikan kemanfaatan, baik dari segi pelestarian maupun ekonomi.
“Palawija adalah tanaman kedua. Namun keberadaannya membawa imbas pelestarian dan meningkatkan ekonomi. Kami pun juga ingin Palawija Warung Keluarga bisa seperti itu. Maka dari itu, kami juga menyediakan display produk dari UMKM sekitar sebagai wujud dari upaya pelestarian dan meningkatkan ekonomi,” urainya.
Dyah melanjutkan, salah satu produk UMKM yang dihadirkan Palawija adalah Red Soga Ecoprint. UMKM ini memproduksi tas, dompet dan lainnya dengan menggunakan daun dan bagian tanaman lainnya. Karena dibuat handmade, produk Red Soga Ecoprint tidak pernah ada yang sama dan bersifat limited.
Untuk menu makanan, Palawija sangat serius memilih menu. Terbukti makanan-makanan yang disajikan memiliki kualitas dan rasa istimewa yang tidak kalah dengan resto hotel. “Menu Nusantara menjadi andalan di Palawija. Salah satunya Sate Maranggi, sate khas Jawa Barat yang terbuat dari daging sapi. Di Palawija kami menyajikan Sate Maranggi dari tenderloin. Sehingga tekstur satenya lebih juicy dan legit,” beber perempuan berkacamata ini.
Melengkapi menu makanan yang spesial, Palawija juga menghadirkan minuman hangat bernama Jamal, yang berarti Jahe, Madu dan Lemon. Minuman ini paling pas dinikmati di sore atau malam hari tatkala suhu udara di Kota Batu mulai turun. (sam/nda)