spot_img
Tuesday, April 30, 2024
spot_img

Universitas Islam Malang

Istimewa, Gus Azmi Meriahkan Penutupan PMM

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Penutupan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Universitas Islam Malang (Unisma) berlangsung istimewa. Gus Azmi Askandar hadir dalam kegiatan yang digelar di Gedung Bundar Unisma, Selasa (24/1) kemarin. Lantunan salawat dengan suara merdunya itu memanjakan telinga para mahasiswa Inbound PMM Dalam Negeri. Pun para civitas akademika Unisma yang hadir dalam acara.

Hadirnya remaja yang populer dengan album salawatnya itu menjadi energi tersendiri. Khususnya bagi para mahasiswa PMMDN yang tidak lama lagi akan meninggalkan kampus Unisma. Setidaknya, Gus Azmi mewarnai di penghujung tugas mereka sebagai mahasiswa Inbound Unisma.

KOMPAK: Para mahasiswa inbound PMMDN Unisma foto bersama dengan dosen-dosen Modul Nusantara Unisma.

“Saya kira ini sangat istimewa. Penutupan program PMMDN digelar di gedung yang megah, dan dihadiri bintang tamu yang menjadi magnet para remaja saat ini,” ucap Rektor Unisma Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si.

Acara semakin istimewa dengan penampilan berbagai seni budaya oleh mahasiswa PMM sendiri. Ini persembahan terakhir mereka untuk Unisma. Selama satu semester mereka belajar bersama dosen dan mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) terbesar ini.

MERDU: Gus Azmi hadir memeriahkan acara penutupan PMM Unisma dengan lantunan Salawat Nabi.

Bertukar Sementara Bermakna Selamanya. Demikian tema besar program PMMDN tahun ini. Selama satu semester banyak yang sudah dilalui mahasiswa. Mereka belajar banyak hal. Karena itu sebelum meninggalkan Unisma, Prof Maskuri memberikan motivasi dan penguatan.

Ketua Umum Forum Rektor PTNU ini menyampaikan pesan agar mahasiswa inbound PMMDN mampu memaksimalkan potensinya. Program pertukaran mahasiswa sebagai sarana mengasah kemampuan leadership yang mereka miliki.

“Termasuk dapat mengasah kemampuan intelektual, entrepreneur, agamawan, dan sebagainya. Tanggung jawab pada diri sendiri merupakan bagian tak terpisahkan untuk mengantarkan anda di masa yang akan datang,” pesannya.

Menurut Prof Maskuri, program PMMDN harus mampu membentuk karakter yang lebih kuat. Tidak mudah terpengaruh dengan resistensi. “Jangan sampai ada resistensi dalam diri sendiri, yang akan menghambat pola pikir, sikap dan culture yang anda miliki,” tuturnya.

Ia juga menerangkan, selama PMMDN telah terjadi transformasi pengetahuan, sikap dan budaya. Antar mahasiswa saling melengkapi. Baik yang inbound maupun mahasiswa Unisma yang outbound.

Karena itu, Unisma sebagai Perguruan tinggi kebanggaan Nahdhatul Ulama juga telah melakukan transformasi kepada mahasiswa PMM. Budaya dan intelektualitas di Unisma dibangun dengan spirit Islam Rahmatan Lil Alamin. Menjunjung keadilan, toleransi dan harmoni.

“Karena di Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa dan budaya. Unisma memandang semuanya dengan rahmat. Siapapun dapat belajar di kampus ini. Spirit ini yang menjadi pembeda Unisma dari kampus yang lain,” tegas pria asal Tuban itu.

Sementara itu, Wakil Rektor 1 Unisma, Prof. Dr. Junaidi, Ph.D mengatakan program inbound PMMDN Unisma tahun 2022 berbeda dari tahun 2021. Jika tahun sebelumnya dilaksanakan secara daring dan luring, maka tahun ini full luring. “Tahun ini PMMDN dilaksanakan pada semester gasal, secara full offline,” katanya.

Ia menerangkan, PMMDN merupakan program pertukaran pelajar Kemendikbudristek untuk memperkuat daya kepemimpinan. Dari program ini mahasiswa juga mampu membangun sosialisasi di luar kampusnya sendiri.

Tentunya dengan ragam budaya dan adat yang berbeda. “Karena mereka ini berasal dari kampus di luar Jawa. Kemampuan mereka bersosialisasi disini akan memperkuat  persatuan dan nasionalisme,” terangnya.

Prof Junaidi menambahkan, pengalaman belajar mahasiswa PMM didapat dengan sistem alih kredit untuk memperkuat kompetensinya di perguruan tinggi lain. Mereka belajar pemahaman kebhinekaan dengan materi Modul Nusantara.

Para mahasiswa dibina dan dibimbing oleh empat dosen Unisma. Selama masa satu semester, para mahasiswa ini mengikuti materi pembelajaran Modul Nusantara. Terdiri dari beberapa tema, yakni refleksi, kebhinekaan, inspiratif, dan kontribusi sosial.

Prof Junaidi melaporkan, bahwa program inbound PMMDN tahun ini terdiri dari 75 mahasiswa. Mereka berasal dari 36 Perguruan Tinggi di luar Jawa. Merata dari Aceh hingga Papua. “Program ini menggambarkan Indonesia Kecil di Unisma,” imbuhnya.

Para mahasiswa tersebar di 20 Program Studi. Jumlah terbanyak di Fakultas Agama Islam sebanyak 16 mahasiswa. Di Fakultas Teknik 13 mahasiswa. Di Fakultas Ilmu Administrasi dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sebanyak 12 mahasiswa. Serta FMIPA sebanyak satu orang. (imm/adv/bua)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img