Wali Kota Malang hadir di Peringatan Satu Abad NU
(MPM-ABI)
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Semarak satu abad Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Malang makin terasa ketika Jalan Sehat Kreatif, Minggu (29/1) yang digelar di Jalan Ijen. Tidak kurang dari 5.000 nahdliyin berkumpul memeriahkan jalan sehat tersebut. Mulai dari tingkat ranting, anak cabang, serta seluruh lembaga dan badan otonom NU juga ikut berpartisipasi.
Ketua Tanfidziyah PC NU Kota Malang KH. Isroqunnajah mengatakan, konsep jalan sehat seperti ini memberikan kesempatan untuk peserta menampilkan kreatifitasnya. Tak pelak banyak atribut dan atraksi dari peserta yang menghibur masyarakat.
“Sesungguhnya ini satu bentuk kita membaca kerinduan masyarakat untuk kumpul begini setelah pandemi tanpa pakai masker. Jalan sehat ini juga ada misi bagaimana kita selalu untuk mempertahankan kesehatan kita,” terang Gus Is, sapaannya kepada Malang Posco Media.
Semarak jalan sehat ini juga merupakan bagian dari dakwah khususnya dalam menjaga persatuan dan toleransi di masyarakat. Ini juga sesuai dengan jargon satu abad NU, yakni Merawat ‘Jagad Membangun Peradaban’.
“Artinya bagaimana menjaga harmoni yang sudah terpupuk. Indonesia itu sangat potensial untuk disintegrasi. Karena ada beda suku, beda bahasa, beda agama, tetapi ketika The Founding Fathers bahwa kita harus NKRI, maka bagaimana kemudian kita mempertahankan keutuhan negeri ini disamping kita harus tetap adaptif pada perkembangan zaman,” tutur Gus Is.
Jalan Sehat Kreatif ini juga merupakan bagian akhir dari rangkaian peringatan satu abad NU di Kota Malang. Peringatan satu abad akan berlanjut di tingkat nasional dan dipusatkan di Kota Sidoarjo. Dari Kota Malang sendiri diperkirakan sedikitnya memberangkatkan sekitar 5.000 orang dengan berbagai armada. Mulai bus, bus kecil, elf dan kendaraan pribadi.
“Karena waktunya memang malam, maka itu harus dipersiapkan diri. Mohon terkoordinir, mau dikoordinir oleh PIC yang ditunjuk dan jangan lupa menggunakan identitas sehingga mudah dikenali,” pesannya.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji memberi apresiasi yang begitu besar terhadap semarak satu abad NU ini. Hal ini menjadi penanda keberadaan Nahdlatul Ulama ini selalu dalam kehidupan bermasyarakat. Ini juga menjadi bagian untuk introspeksi bagi seluruh nahdliyin untuk mempertahankan kebangkitan nilai nilai ulama.
“Nilai ulama itu sandarannya adalah ibadah, nilai nilainya yang disandarkan bukan karena kepentingan politik, kepentingan pribadi atau kepentingan golongan. Ulama itu kan mengayomi, membawa misi rahmatan lil alamin,” ujar Sutiaji.
Kemudian, lanjut Sutiaji, saat ini yang perlu dikuatkan adalah Islam moderat dimana saat ini jangan sampai ada sesuatu yang mengalahkan konstitusi yang telah ditetapkan. Ia yakin, NU dalam hal ini sudah sangat terukur dan teruji.
Sementara untuk resepsi akbar NU yang akan digelar di Sidoarjo 7 Februari mendatang, Sutiaji memastikan pihaknya juga memberi dukungan, khususnya dalam segi kesehatan.
“Insta Allah kesana niatnya kan ibadah, istighosah, ada beberapa ijazah, dan mulai awal pun saya juga ikut kesana. Nanti bisa jadi ada lima mobil ambulan kita siapkan, bertugas untuk masing masing kecamatan dan ada tim medis. Kami akan kerjasama dengan rumah sakit daerah. Termasuk juga dua toilet portabel kita ikut kesana,” tutupnya. (ian/jon)