MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Vincentius dan teman-temannya tampak terampil membuat sabun cair dan padat. Mereka ini siswa kelas 4 SDK Kolese Santo Yusup 3. Melalui eksperimen sains sederhana para siswa ini mampu membuat produk sabun.
Aksi siswa-siswi hebat ini ditampilkan saat kegiatan Semarak Karya dan Pentas Seni SDK Santo Yusup 3, Sabtu (28/1) kemarin. Dari masing-masing level kelas menampilkan karya yang berbeda. Termasuk kelas 4 yang ditampilkan oleh Vincent dkk. Mereka tampil dengan tema From Trash to Cash. Bagaikan para ilmuwan, tim siswa melakukan eksperimen sains.
Dengan beberapa bahan sederhana mereka berhasil membuat produk kreatif. Pengurus Yayasan Kolese Santo Yusup, kepala sekolah, orang tua dan segenap undangan pun dibuat kagum. Bahan yang digunakan antara lain Stearin, NaOH, KOH dan lain-lain. Dengan bahan-bahan itu mereka membuat sabun padat, sabun cair dan lilin.
“Kami sudah berlatih membuat produk ini. Senang, semuanya berhasil,” katanya kepada Malang Posco Media. Selain kelas 4, kelas-kelas yang lain juga menampilkan karyanya. Mulai kelas 1 sampai kelas 6. Aneka produk kreativitas ditampilkan di pameran ini.
Kelas 1 menampilkan karya batik dan makanan tradisional. Kelas 2 menampilkan pakaian dan tarian tradisional. Kelas 3 membuat minuman sehat dari daun kelor. Kelas 4 membuat sabun dan lilin. Kelas 5 presentasi dengan karya power point yang dibuat sendiri. Serta siswa kelas 6 mengenal permainan dan makanan tradisional.
Ketua Pelaksana Cicilia Adid Tianingsih, S.Pd mengatakan pameran karya siswa itu merupakan hasil belajar selama satu semester terakhir. Yakni dalam program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Puncak dari program ini dikemas dalam kegiatan Semarak Karya dan Pentas Seni (Serasi). “Kegiatan Serasi ini merupakan puncak dari P5, dan implementasi dari kurikulum merdeka. Karya kreativitas dan inovasi siswa dipamerkan,” katanya.
Cicilia mengungkapkan, kegiatan Serasi kali ini mengangkat tema : Aku Bisa. Dengan semangat Aku Bisa, siswa-siswi SDK Santo Yusup 3 menjadi generasi yang percaya diri. Mereka mampu mengembangkan potensinya. “Kami harapkan anak-anak bisa bisa mandiri, percaya diri dan kreatif dari semua yang dipelajari di kelas. Karya-karya yang sudah dibuat dapat dikembangkan di waktu yang akan datang,” tandasnya. (imm/bua)