SAAT Covid-19 mewabah, Naura Izza Agustanti memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Ia tak vakum. Sehari-harinya remaja 15 tahun ini latihan menembak. Jelang pandemi Covid-19 akan berakhir, ia sudah jagoan menembak. Jadilah atlet dengan sederet prestasi.
====
Tidak punya banyak pengalaman. Mulanya Naura mengetahui dunia menembak dan mulai tertarik saat sering diajak sang ayah yang gemar dunia olahraga menembak. Dari situ ia ingin mendalami. Akan tetapi pandemi Covid-19 datang.
“Jadi waktu awal Covid-19, umur saya masih 12 tahun. Papa sering ajak kalau ada kegiatan olahraga menembak. Pandemi lagi marak saat itu. jadi saya tak ada kegiatan apa-apa. Olahraga basket yang saya sukai juga off semua,”cerita Wawa sapaan akrabnya kepada Malang Posco Media.
Beberapa kali melihat sang ayah berkegiatan olahraga menembak, Wawa makin penasaran. Ia lalu ikut latihan bersama sang ayah.
Selama masa pandemi Covid-19 ia latihan olahraga yang tak biasa digeluti anak seusianya itu.
Wawa yang saat ini duduk di bangku Kelas 9 MTsN 1 Kota Malang juga ikut latihan bersama kawan-kawan ayahnya. Termasuk mereka yang sudah pro di cabang olahraga menembak.
“Jadi memang diajarkan dari nol bersama papa dan teman-temannya,” jelas Wawa.
Tidak sia-sia ia mengisi waktu kosong saat Covid-19 mewabah. Wawa mencoba peruntungannya pertama kali mengikuti kompetisi olahraga menembak di tahun 2020. Saat ini kompetisinya Surabaya Shooting Tournament 2020.
Ia langsung mendapatkan peringkat. Yakni Juara II Standart Junior. Di tahun 2021 ia kembali mencoba berkompetisi. Yakni pada kompetisi Super Junior Surabaya Shooting Tournament 2021.
“Di 2021 itu dapat Juara III kategorinya Standart Super Junior,” tutur putri pasangan Setyo Yudy Pratomo dan Rahayu Hidayati ini.
Setelah itu Wawa semakin tertarik ikut lomba menembak. Di event terakhir yang ia ikuti, berhasil mendapat predikat membanggakan bagi Kota Malang di event skala nasional.
Ia bertengger di Juara I dalam Kompetisi Malang Open I 2022 di Kategori Standart Ladies. Di tahun yang sama pula, dia menyabet Juara II Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 2 Cup tahun 2022.
“Rasanya bisa mendapat juara 1 itu tak nyangka. Senang sekali, akhirnya latihan-latihan yang sudah saya lakoni membuahkan hasil memuaskan. Ada rasa bangga dapat juara. Dalam olahraga menembak memang prinsipnya harus fokus dan tenang,” cerita gadis kelahiran 2007 ini.
Menariknya saat mengikuti kompetisi Malang Open 2022, sehari sebelumnya ia juga mengikuti kompetisi bola basket. Keduanya ia jalani dengan fokus dan seimbang tetapi tidak memforsir diri.
Saat ditanya apakah olahraga menembak memiliki kesulitan yang tinggi dibandingkan dengan olahraga standar lainnya, Wawa mengatakan hal tersebut tergantung pada pribadi masing-masing.
“Kalau dibilang susah ya tergantung saja. Kalau suka ya pasti senang dan enjoy saat latihan. Kebetulan saya ini suka nonton film dan dari dulu sukanya film-film action sih. Jadi seperti ingin saja praktekin,” kata Wawa santai.
Hal yang menantang hanyalah membagi waktu. Bagi Wawa, olahraga menembak memang memerlukan waktu ekstra untuk fokus. Membagi waktu dengan dunia sekolahnya saat pandemi Covid-19 cukup mudah karena kerap sekolah dilakukan secara daring.
Akan tetapi setelah sudah full masuk sekolah dan tidak lagi daring, dia cukup kewalahan. Karena pulang sekolah pasti sudah sore
“Latihan menembaknya agak susah. Saya latihannya saat weekend. Tapi tetap asik-asik saja, kan saya suka,” jelasnya.
Sebagai penggemar olahraga menembak, Wawa memiliki unit senjata favorit. Yakni Tokyo Marui Hi Capa 5.1. Senjata ini menemaninya sejak awal latihan hingga sekarang. Menurutnya unit ini cocok dengan dirinya yang ingin gesit dan fokus.
Ke depan, Wawa berambisi mengikuti berbagai kompetisi olahraga menembak yang ada. Jika diadakan di luar daerah ia tetap ingin mengikutinya. (sisca angelina/van/kr)