MALANG POSCO MEDIA – Sebuah penelitan pernah dilakukan oleh Heartmath Institute di Amerika untuk mengukur medan energi yang dimiliki oleh manusia. Dalam penelitian tersebut para ilmuwan menggunakan sebuah alat bernama Squid Magnetometer yang mampu memetakan dan menggambarkan bentuk energi manusia.
Penelitian ini didasarkan pada kajian tentang biomagnetisme yang dahulu digagas oleh Gerhard Baule dan Richard McFee pada tahun 1963 dari Departement of Electrical Engineering, Syracuse University, New York. Squid Magnetometer kemudian mampu mendeteksi medan biomagnetik manusia yang dihasilkan dari jantung.
Menariknya hasil penelitian yang dilakukan oleh Heartmath Institute itu menunjukkan sebuah fenomena bahwa medan energi yang dihasilkan dari jantung manusia mampu dideteksi dari jarak kurang lebih satu meter. Medan energi tersebut ternyata tidak hanya di sekitar jantung melainkan membungkus diri kita seperti cincin atau torus.
Medan magnetik atau medan energi manusia tersebut dihasilkan dari getaran (vibrasi) ketika seseorang berpikir dan merasakan. Disadari atau tidak medan energi yang kita miliki bisa sangat berpengaruh kepada orang lain. Semua manusia memiliki medan energi masing-masing yang saling bersentuhan bahkan saling mempengaruhi ketika berinteraksi.
Hematnya, jika ada seseorang memikirkan dan merasakan hal yang negatif, maka dia menghasilkan medan energi negatif. Sebaliknya apabila seseorang sedang memikirkan dan merasakan hal positif, maka dirinya menghasilkan medan energi yang positif pula.
Pada saat kita berinteraksi dengan orang lain dan sedang dalam kondisi negatif artinya kita menjadi pengaruh buruk kepada orang lain. Sebaliknya positive vibes akan kita hasilkan ketika dalam kondisi pikiran dan perasaan positif.
Sebuah riset fenomenal yang dilakukan oleh DR Masaru Emoto pada 1990-an juga melandasi hal ini, DR Emoto melakukan serangkaian percobaan di mana air disimpan dalam berbagai botol yang masing-masing diberi label dengan pesan yang berbeda. Pesannya berkisar dari positif dan perhatian (terima kasih, cinta) hingga negatif (aku benci kamu, aku ingin membunuhmu), dan kemudian tetesan air dari botol-botol ini ditempatkan di irisan dan dibekukan untuk membentuk kristal seperti kepingan salju.
Temuannya sangat mencengangkan, kristal yang terbentuk pada pesan positif ternyata lebih geometris dan estetis, sedangkan kristal yang dibentuk oleh air dengan pesan negatif memiliki bentuk yang kacau dan tidak seragam.
“Radiate Positive Energy” lah yang menjadi kunci mendasar atas puncak kinerja dan budaya kerja unggul dalam diri kita ataupun dalam sebuah organisasi. Selalu meradiasikan energi positif dalam diri, keluarga dan dalam lingkungan kerja, akan membuat suasana kerja menjadi positif, semakin kondusif, semakin produktif, semakin bahagia, layanan semakin berkualitas dan setiap orang menjalankan pekerjaannya dengan penuh cinta kasih.
Mengawali hari dengan vibrasi positif akan mampu melahirkan “radiate positive energy” bukan hanya untuk kita, akan tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita. Setiap pagi, setiap hari, pasti kita akan menjumpai masalah dan tantangan baru yang tentu akan menguras perhatian dan pikiran.
Masalah dan tantangan bagi orang yang masih “hidup” merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan menariknya dari sekian banyak orang sukses dan kaya raya yang saya temui, selalu saja mereka memiliki kemiripan dalam segala aspek kehidupannya.
Mereka rata-rata adalah pemilik keseimbangan dalam hidup, baik spiritual, kegigihan, gairah, kebahagiaan, ketekunan, semangat belajar, kontribusi, dan legacy. Mereka yang kita lihat dengan segudang aset bisnis, kumulyaan dan kehormatan dunia, adalah residu dari ethos kerja dan kegigihan yang memang layak didapatkan.
Mereka bukan berarti tidak pernah gagal, bahkan bisa jadi gagalnya mereka lebih banyak dari kita, bisa jadi juga jatah gagalnya sudah habis karena saking seringnya mencoba terus setiap kali menjumpai kegagalan. “Mereka jatuh tujuh kali dan bangkit delapan kali”, mereka telah menghabiskan rute tersulit dalam sepanjang perjalanan kehidupan dan bisnisnya hingga bertemu kemulyaanya dan kesuksesan. Mereka terus berpegang kepada keyakinannya, disaat kesulitan, himpitan dan kemustahilan dalam ikhtiar seolah menjadi batu penyumbat.
Orang-orang pemilik mental sukses, selalu menganggap bahwa tantangan dan masalah adalah bagian dari kesempatan berharganya untuk bertumbuh dan maju. Jangan lupa bahagia, merupakan diksi yang tepat dan kompetensi yang harus kita miliki dalam menjalani kehidupan yang tidak bertepi bagi kita semua. Permasalahan hidup, tantangan dan rintangan yang menghadapi kita terkadang membuat kita menyerah dan putus asa. Padahal sejatinya kesempatan dan peluang berharga berada dibalik setiap tantangan dan masalah yang menjumpai kita.
Bagi mereka yang menghadapi setiap problematika kehidupan dengan penuh suka cita dan bahagia, maka akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berjumpa dengan peluang kesuksesan.
Oleh karena itu, Jadilah yang pertama untuk memvibrasikan kebahagiaan. Jadilah yang pertama untuk setia. Jadilah yang pertama yang memiliki powering pose. Jadilah yang pertama yang berani. Jadilah yang pertama memberi apresiasi. Jadilah yang pertama yang mencintai. Jadilah yang pertama yang merawat optimisme dan harapan.
Dan jadilah yang terakhir untuk putus asa. Jadilah yang terakhir untuk membenci. Jadilah yang terakhir untuk berkhianat. Jadilah yang terakhir untuk tidak setia. Jadilah yang terakhir untuk meragukan yang lain dan Jadilah yang terakhir untuk menyerah.
Mulailah setiap harimu, setiap hari dengan “radiate positive energy.” Jadikan kehadiranmu menjadi sebab kebahagiaan dan kinerja unggul bagi orang-orang di sekitarmu. Jangan lupa bahagia karena di balik kebahagiaan yang terpelihara tersebut ada banyak kesempatan menjadi sukses dan mulya.(*)