Malang Posco Media, SURABAYA – Sedikitnya lima pelajar SMA Negeri 2 (Smada), Surabaya, berjaya di Bangkok IPITEX (International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition 2023.
Mengusung inovasi teknologi berbasis Artificial Intillegence (AI), mereka berhasil menyabet dua penghargaan di ajang bergengsi tingkat Asia di Bangkok. Mereka menciptakan pengawasan untuk orang tua jompo dari jarak jauh.
Ke lima pelajar itu antara lain Muhammad Rezqy Agung, Fazil Sabillarasyad, Muhammad Thufail Addausy, Hernawan Santosa dan Ayman Nawwaf Alfina. Inovasi Elderly Monitoring System With Artificial Intelligence (EMS-AI) yang dipamerkan mereka diganjar medali perak kategori Medical and Internet of Things ( IOT) dari NRCT (National Research Council of Thailand).
Dihubungi setibanya di Surabaya, M Rezqy Agung menyebutkan, EMS-AI merupakan sistem monitoring untuk mengawasi orang tua yang hidup mandiri tanpa keluarga pendamping. Aktifitas dan kegiatan mereka di rumah tetap bisa dipantau dari jarak jauh.
‘’Kendati demikian, sistem pengawasan ini tetap mengedepankan privasi orang tua. Mengapa, karena tidak memasang kamera pengawas atau CCTV,” papar Rezqy, sapaan akrab putra sulung Pj Walikota Batu Aries Agung Paewai saat dihubungi Malang Posco Media, Kamis pagi.
Di Bangkok, NRCT adalah organisasi pemerintah di bawah Perdana Menteri. NRCT tugasnya mempromosikan dan mendukung penelitian, penemuan, inovasi dan transfer teknologi kepada pengguna terkait baik sektor swasta maupun negeri. Selain NRCT, tim Smada juga mendapat penghargaan special award dari Medical University of Lodz Polandia.
Disebutkan Rezqy, sistem pengawasan EMS-AI diciptakan bersama tim dengan membuat perangkat empat sensor khusus. Di antaranya sensor gerak, sensor suhu, sensor pintu dan sensor detak jantung. Kerja seluruh sensor itu datanya tersimpan di data base lalu sistem AI mengelolanya sebagai kebiasaan rutin orang tua.
“Pengambilan data dilakukan antara tiga minggu hingga satu bulan. Data lalu dikelola dengan sistem AI dan dijadikan sebagai data kebiasaan hidup. Selanjutnya, selama sistem pengawasan beroperasi, EMS-AI terus menyimpan data kebiasaan hidup orang tua secara update,” jelas Rezqy.
Berdasarkan data ini sensor akan merespon jika orang tua melakukan kebiasaan berbeda. Misalnya, biasanya tidur mulai jam 22.00 dan ternyata belum tidur hingga jam 22.00 lebih, maka sistem akan mengirimkan notifikasi ke keluarga yang memegang aplikasi sistem monitroing.
“Sehingga melalui alat ini kita dapat mengetahui jika terjadi sesuatu diluar kebiasaan yang dilakukan orang tua,” pungkas Rezqy dengan menyebut inisiatif terciptanya inovasi ini karena sejumlah peristiwa yang dialami orang tua jompo tanpa keluarga. (has)