MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ada pemandangan yang berbeda di halaman SMPK Kolese Santo Yusup 2, Rabu (8/2) lalu. Biasanya sekitar pukul 07.00 WIB, seluruh siswa berada di kelas. Tetapi saat itu, puluhan siswa tampak sibuk di luar kelas.
Tepatnya di sisi timur lapangan basket. Mereka terlihat sibuk dengan kegiatan masak memasak. Tidak biasanya ada kegiatan ini. Di tempat yang rindang dan sejuk itu, siswa tampak antusias mengolah aneka masakan.
Siswa kelas 9 ini sedang melaksanakan tugas prakarya. Temanya Aspek Pengolahan. Dalam praktiknya mereka ditugaskan untuk memasak dengan bahan ikan dan seafood.
Alhasil, aneka jenis masakan dihasilkan. Ada gurame asam pedas, ikan crispy, aneka olahan seafood dan sebagainya. Malang Posco Media, sempat mencicipi salah satu menunya. Meskipun hasil karya siswa SMP, hasilnya enak dan gurih.
Guru Prakarya SMPK Santo Yusup 2, Hilarius Diyanto, S.Pd mengatakan, kegiatan memasak kali ini merupakan praktik dari pelajaran prakarya dengan materi Pengolahan Budidaya dan Rekayasa. Selama praktik, siswa diberikan waktu hanya 30 menit.
Hilarius menjelaskan, untuk kriteria penilaian diutamakan tampilannya lebih dulu. Atau plattingnya. Sementara rasa baru nomor 2. “Karena kalau rasa itu relatif, bagi yang suka ikan tentu makanan ini terasa enak. Tetapi bagi yang tidak suka, jadi biasa, meskipun sebenarnya rasanya enak,” katanya.
Karena kegiatan ini merupakan prakarya maka yang diutamakan seni menampilkan. Selain itu, kerapian dan kekompakan tim juga menjadi penilaian guru. “Kami juga menilai kekompakan anak-anak selama praktik. Mulai dari menyiapkan bahan hingga eksekusinya,” kata dia.
Sub tema Prakarya untuk kelas 9 kali ini yaitu peternakan dan perikanan. Untuk praktik memasaknya, bahan sudah ditentukan bersama. Sementara menu yang akan dimasak ditentukan sendiri oleh tim siswa.
Setiap tim terdiri dari enam siswa. Mereka bekerja dengan koordinasi yang baik. Setiap siswa bekerja sesuai tugasnya masing-masing. Meskipun sebagian terlihat panik, namun tetap seru.
Hilarius menjelaskan, kegiatan praktik memasak ini memberikan pengalaman yang berarti bagi siswanya. Karena bisa jadi ini pertama kali dalam hidup mereka. Menyalakan kompor, meracik bumbu, menggoreng dan sebagainya.
“Yang kami pentingkan adalah melatih karakter anak-anak. Dari kegiatan ini mereka dilatih mandiri dan kreatif. Sehingga di saat-saat tertentu tidak bergantung pasang orang tua,” jelasnya.
Disisi lain, lanjut Hilarius, kegiatan ini melatih siswa berwirausaha. Ada upaya guru untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur pada siswanya. Karena karya yang mereka buat semuanya bernilai bisnis. “Semoga dari sini akan tumbuh jiwa berwirausaha anak-anak. Sehingga kelak mereka menjadi pengusaha yang sukses,” harapnya. (imm)