.
Monday, December 16, 2024

Segera Panggil Pengembang Nakal!

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Banjir di Citra Pesona Buring Raya, Warga  Perbaiki Sendiri

Di Kabupaten Malang Juga Bermunculan Keluhan

MALANG POSCO MEDIA- Ironis nasib warga sejumlah perumahan di Kota Malang dan Kabupaten Malang. Rumah kebanjiran, warga turun tangan atasi sendiri. Pemkot Malang, Pemkab Malang dan dewan janji  bertindak. (baca grafis)

Salah satunya dialami warga  Perumahan Citra Pesona Buring Raya Kelurahan Wonokoyo Kecamatan Kedungkandang  Kota Malang. Puluhan warga perumahan itu terpaksa memperbaiki lingkungan perumahan akibat banjir. Mereka lakukan secara swadaya, Minggu (12/2) kemarin. Pegembang pun belum menyerahkan Prasarana Sarana Utilitas Umum (PSU).

Ketua RT 1 RW 4 Kelurahan Wonokoyo Bambang Sugiarto  yang juga warga Perumahan Citra Pesona Buring Raya mengaku sudah dua minggu belakangan lingkungannya tak nyaman.

“Sekitar dua mingguan lalu, plengsengan  jebol. Air beberapa titik meluap,  menggenang di mana-mana. Terakhir ini jalannya semua sudah rusak parah,” beber Bambang kemarin.

Alhasil, kemarin warga perumahan ini  kerja bakti. Mereka  memperbaiki plengsengan yang ambrol, menambal sulam jalan yang rusak dan mengeruk sendiri drainase yang tersumbat.

Bambang mengetahui bahwa pengembang Perum Citra Pesona Buring Raya belum menyerahkan PSU kepada Pemkot Malang. “Sudah sempat kami tanyakan tapi pengembang seperti tak terbuka. Kami tidak tahu apa masih ada pengembangan atau tidak, sehingga belum ada penyerahan. Yang jelas kondisinya sudah parah seperti ini sejak lama,” ungkapnya.

Sebenarnya  lanjut dia, pengembang  sudah banyak melakukan perbaikan. Juga membantu jika ada jalan rusak dan sebagainya. Akan tetapi, kondisi kerusakan terus terjadi dan pengembang tidak selalu cepat melakukan perbaikan.

Sehingga banyak warga dengan inisiatif sendiri melakukan perbaikan. Itu  karena tidak mau menunggu perbaikan yang tidak pasti sementara kerusakan jalan bisa saja lebih parah.

“Warga ini kalau ada uang ya perbaiki sendiri. Kebetulan kemarin juga saya dapat bantuan material sekalian kami perbaiki jalan rusak karena sering ada luapan air. Ada juga longsor di wilayah RT 2, belum ada perbaikan sudah tiga kali tanggulnya longsor,” ungkap Bambang.

Mengenai hal ini, Dinas Ketenagakerjaan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker PMPTSP) Kota Malang kembali menegaskan bahwa tidak diserahkannya PSU oleh pengembang menjadi kendala Pemkot Malang. Kepala Disnaker PMPTSP Kota Malang Arif Tri Sastyawan menjelaskan pihaknya secara terus menerus memberi peringatan dan melakuan pendataan ulang setiap tahunnya pada pengembang perumahan yang belum menyerahkan PSU.

“Kami cek kalau belum diingatkan lagi, ditinjau. Jika masih ada pengembangan, kami minta laporan. Sementara yang pengembangnya sudah tak ada, kami lakukan pendampingan ke warga agar bisa urus penyerahan PSU sendiri,” kata  Arif.

Ketua Komisi C DPRD Kota Malang M Fathol Arifin geleng kepala.  Ia mengatakan  segera menindanklanjuti polemik perumahan yang kerap banjir tersebut.

Menurutnya permasalahan perumahan langganan banjir   sering menjadi keluhan yang disampaikan warga.

Fathol terus mengingatkan   Disnaker PMPTSP dan DPUPRPKP terus  pro aktif  mendata. Lalu mengingatkan, hingga menegur pengembang. Serta lebih aktif melakukan pengawasan di lapangan.

“Harus terus diawasi apa sudah sesuai siteplan atau  tidak. Pengawasanya harus ketat seperti dilihat rutin per bulannya. Karena realitasnya kan banyak pengembang bangun tak sesuai siteplan. Jadinya sering banjir, longsor dan sebagainya,” tegas Fathol.

Politisi PKB ini mengingatkan Pemkot Malang  menekan pengembang untuk secepatnya menyerahkan PSU.  

Ia bahkan akan mengusulkan proses pemberian izin perumahan disertai aturan khusus. Yakni tentang penataan drainase yang representatif. Yang terkoneksi dengan drainase lebih besar atau utama.

“Juga memberikan sanksi kepada pengembang misal blacklist kalau lalai. Insya Allah minggu depan ini (minggu ini) kita  panggil Disnaker PMPTSP dan DPUPRPKP. Kami minta sejauh mana tindakanannya untuk masalah ini,” tegas Fathol.

Di Kabupaten Malang juga mengalami persoalan  banjir di perumahan. Bahkan sampai berdampak jalan rusak akibat drainase perumahan yang buruk.

Penelusuran Malang Posco Media di beberapa kecamatan, sejumlah perumahan dikeluhkan warganya. Sebab sempat terjadi banjir saat hujan mengguyur. Di antaranya, terjadi di Kecamatan Pakis dan Dau. Kendati tak sampai menggenangi rumah warga, banjir di area perumahan  mengganggu aktivitas warga.

Setidaknya sekitar empat perumahan yang ditemui sempat terjadi banjir luapan sungai  hingga banjir akibat hujan lebat dan air yang menggenang di perumahan. Yaitu di Perumahan Golden House Asrikaton Kecamatan Pakis, Perumahan Zona Neighborhood di Desa Mangliawan Kecamatan Pakis, Perumahan Villa Bukit Sengkaling di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau.

Selain itu beberapa  di Perumahan Sawojajar II di Desa Mangliawan Kecamatan Pakis. Di Villa Bukit Sengkaling di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau, banjir kerap terjadi saat hujan lebat. Yakni  akses masuk wilayah perumahan  digenangi air.

 Salah satunya dirasakan Riyan Setiawan, mahasiswa asal Sumenep yang tinggal di sebuah kontrakan di Perumahan Villa Bukit Sengkaling.

“Kalau banjir dalam perumahan jarang terjadi. Tapi kalau banjir di jalanan depan dan akses masuk sering kalau hujan,” kata Riyan saat ditemui, Sabtu (11/2) lalu. 

Di titik lain, banjir juga kerap terjadi tak selalu di perumahan berskala besar. Namun juga perumahan tempat bermukim yang berdekatan dengan aliran anak sungai. Seperti halnya di Perumahan Golden House Asrikaton, Pakis. Menurut salah seorang warga, dikatakan aliran anak sungai di depan perumahan kerap meluber hingga airnya memasuki area perumahan. Masih cukup terkendali dan tak sampai memasuki rumah warga.

Dari catatan Malang Posco Media, di sekitar Kecamatan Pakis pemukiman penduduk memang masih ada yang menjadi langganan banjir. Termasuk di perumahan, meski kini mulai teratasi. Salah satu lokasinya, Perumahan Zona Neighborhood di Desa Mangliawan.

Dikatakan Ary, salah satu satpam di lokasi, jika hujan lebat, air yang menggenang di perumahan bagian akses masuk utama hingga dua ruas jalan di sekitarnya.

Banjir di wilayah perumahan tercatat cukup banyak dikeluhkan dari warga yang berada di sekitar Sawojajar II Desa Mangliawan. Terlebih pengembang Perumnas dikabarkan tak kunjung bertanggung jawab atas beberapa permasalahan yang ada. Di antaranya belum diserahkannya  PSU, jalanan yang rusak dan dibiarkan terbengkalai, sampai pada banjir genangan saat hujan.

Warga Jalan Anggada, Perum Sawojajar II, Siswanto mengeluhkan bertahun-tahun jalanan di depan rumahnya tak tersentuh perbaikan.  

Ia mengatakan jalan di depan rumahnya dan beserta drainase masih menjadi tanggung jawab pengembang. Dalam hal ini Perumnas Sawojajar II. Namun, tidak ada upaya membenahi sedikitpun dari Perumnas. Hal tersebut dinilainya menyulitkan Pemkab Malang untuk berbuat banyak mengatasi keluhan warga soal banjir dan jalan rusak.

Kepala Desa Mangliawan Muhammad Jai menyebut, masalah banjir di perumahan memang bermula dari  tidak adanya pembenahan fasilitas umum perumahan. Terlebih, sejumlah pengembang di Mangliawan belum menyerahkan PSU ke Pemkab Malang. Menurutnya, di Sawojajar II saja, yang terdampak jalan rusak dan banjir genangan saat hujan mencapai ratusan warga.  Jalan rusak juga menambah keluhan warga.

“Yang banjir di Perumahan Zona Neighborhood, juga di Sawojajar II. Karena memang belum ada serah terima PSU. Sehingga tidak bisa diterima Pemkab Malang,” beber Jai.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Subur Hutagalung menyampaikan bahwa keempat perumahan tersebut tak memiliki masalah soal izin. Sehingga yang harus dituntaskan adalah masalah dengan pengembang dan Pemkab Malang untuk urusan fasilitas umum dan tata kelola sesuai siteplan.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang, Reza Budi Setiawan mengatakan pihaknya belum mendapatkan laporan kejadian banjir di perumahan wilayah Kabupaten Malang. Sejauh ini, kata Reza, selama mendapatkan rekomendasi tata kelola air atau drainase dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) maka seharusnya tidak terjadi banjir.

“Kalau ada rekom dari DPUSDA artinya siteplannya ada penyesuaian untuk saluran air. Maka seharusnya tidak terjadi banjir (di perumahan, red),” kata Reza, Minggu (12/2) kemarin.

Sayangnya, tambah Reza, beberapa pengembangan tak segera menyerahkan PSU.   Upaya yang dilakukan selama ini tak lain menagih penyerahan PSU yang belum usai ke para pengembang. Tercatat terakhir dilakukan pemanggilan oleh pihaknya dan  DPRD  Kabupaten Malang, tahun 2022 lalu. “Terakhir November lalu dilakukan pemanggilan. Tetapi belum juga diserahkan. Dalam waktu dekat, bulan depan mungkin segera bersurat kembali untuk dipanggil dan menyelesaikan PSU,” tutur Reza.

Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Malang Zia Ulhaq mengatakan  jika tak segera dilaksanakan pembenahan maka akan berdampak serius di beberapa pemukiman. Hal tersebut sudah terjadi di Jalan Anggada Sawojajar II yang mengalami kerusakan jalan parah. Seusai hujan terjadi genangan air yang mengganggu aktivitas di jalan.

“Sawojajar II memang tidak segera menyerahkan PSU. Sehingga Kabupaten Malang kesulitan membangun jalan, gorong-gorong dan lain-lain,” katanya.

Ia menekankan agar pengembang  melakukan perbaikan  fasum. (ica/tyo/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img