MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Satreskrim Polres Malang mengungkapkan hasil uji lab sementara mengenai dugaan pemicu keracunan massal yang dialami ratusan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) saat kegiatan Kemah Kerja Mahasiswa (KKM) ke-43 Fakultas Teknik (FT) di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, beberapa waktu lalu.
“Ada kandungan bakteri Escherichia coli (E. Coli) berlebihan dalam bahan makanan yang disajikan, menjadi salah satu dugaan penyebab keracunan massal itu,” kata Kasatreskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizky Saputro, kemarin. Pihak kepolisian dengan tim uji laboratorium juga mendalami lebih jauh penyebab lainnya.
Dia mengaku, hasil lab makanan yang ada di lokasi perkemahan, sudah keluar kemarin. “Menu makan siang dan makan malam mengandung bakteri E.Coli yang berlebihan,” ujarnya. Sedangkan, sampel lain yang diambil, yakni air di lokasi, dinyatakan memenuhi syarat atau aman. Baik air minum yang dibawa mahasiswa sendiri, atau air di lokasi KKM.
Rizky, sapaannya mengaku, pihak Satreskrim Polres Malang tidak bisa menyimpulkan sendiri bahwa bakteri E. Coli itu disebabkan karena makanan yang dimasak kurang matang atau seperti apa. Ia bakal berkoordinasi lebih lanjut dengan saksi ahli dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang untuk melakukan pemeriksaan.
“Khususnya terhadap hasil pemeriksaan laboratorium ini,” tutur dia. Mantan Kasatreskrim Polres Gresik itu mengaku, belum ada saksi tambahan yang diperiksa, menyusul tujuh orang yang diperiksa sebelumnya. “Yakni enam juru masak dari warga sekitar dan satu dekan. Kalau dari pengakuan enam juru masak itu, makanan tidak ada masalah,” paparnya.
Rizky menegaskan, pihaknya masih perlu melakukan pemeriksaan secara laboratorium lagi, untuk menentukan apakah kandungan makanan yang disajikan mengandung bakteri atau tidak. “Yang jelas dapat kami pastikan, keracunan disebabkan bakteri E. Coli. Bukan dari penyebab lain, seperti racun dan sebagainya,” terang perwira Polri itu.
Soal unsur kelalaian, ia menyebut masih akan mendalaminya. Menurut pemeriksaan, lanjutnya, warga sekitar yang dilibatkan untuk memasak, merupakan keputusan panitia. “Memang panitia menyewa lahan ke pihak desa. Niatnya ingin membantu warga sekitar, juru masaknya pun didapat dari dari warga sekitar. Itupun hasil koordinasi dengan kepala desa,” tutupnya. (tyo/mar)