MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Sektor agro di Kabupaten Malang masih memberi kontribusi yang tinggi untuk ketahanan pangan. Salah satunya melalui sumber daya lokal yang menghasilkan pangan alternatif. Tercatat kontribusi sektor agro dalam Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) mencapai Rp 15,836 triliun.
Atau 5,6 persen untuk Jatim dalam setahun lalu. Produk hasil tanaman pangan dan olahan menjadi unggulan. Kabupaten Malang berupaya mengejar optimalisasi program swasembada pangan. Diantaranya melalui pangan alternatif seperti di Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung. Alternatif pangan dan olahan mendongkrak perekonomian.
“Salah satu yang sudah berjalan seperti di Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung. Saat ini di sana sudah berdiri sentra pengolahan makanan berbahan baku singkong atau yang kita kenal dengan gatot,” terang Bupati Malang, HM Sanusi. Dia menyebut, keberadaan pusat pengolahan bahan baku pangan juga memiliki peran sebagai penggerak perekonomian masyarakat.
Wilayah pemasarannya pun tidak hanya terbatas pada skala lokal. Namun juga telah menembus pasar regional, nasional dan internasional. Dikatakan Sanusi, selain melayani permintaan pasar terhadap olahan gatot dan tiwul instan, kelompok industri rumah tangga tersebut juga menghasilkan berbagai produk unggulan seperti gerit jagung, mocaf dan tepung ubi ungu.
“Saat ini, terdapat 28 industri rumah tangga di Desa Ngebruk berfokus pada produksi pangan berbasis sumber daya lokal tersebut. Mereka pendapatannya bisa mencapai puluhan juta per bulan,” jelasnya. Dia menyatakan, upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan, secara langsung juga telah memberikan dampak positif.
Selama delapan tahun terakhir, Kabupaten Malang telah mengalami surplus pangan pada komoditas beras. “Saat ini Kabupaten Malang juga telah berkontribusi terhadap pasar pangan internasional melalui ekspor komoditas buah pisang, alpukat, dan manggis. Juga sayuran seperti kubis, cabai rawit, dan bawang merah, kopi juga susu dan singkong beku,” rincinya. (tyo/mar)